Mohon tunggu...
Cryptoholix
Cryptoholix Mohon Tunggu... -

Mari Belajar Cryptocurrency, Bitcoin, Altcoins, and ICO!

Selanjutnya

Tutup

Money

Mewaspadai "Bubble Cryptocurrency"

5 Desember 2017   10:36 Diperbarui: 5 Desember 2017   11:09 4197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Melihat betapa pesatnya perkembangan Bitcoin dan mata uang digital lainnya di tahun 2017 ini, banyak pihak yang mengkhawatirkan akan terjadinya bubble economic. Menurut wikipedia, economic bubble atau gelembung ekonomi adalah perdagangan dalam volume besar dengan harga yang sangat berbeda dengan nilai intrinsiknya. Atau dengan kata lain: memperdagangkan produk atau aset dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai fundamentalnya. Sejarah mencatat bahwa telah terjadi beberapa kali kejadian gelembung ekonomi di dunia, seperti yang terjadi di sekitar tahun 2000-an adalah gelembung dot-com (1995-2000) dan gelembung perumahan di Amerika Serikat (2005-2008).

Menjelang tahun 2000 para investor di seluruh dunia bagai gelap mata berburu saham-saham perusahaan internet atau yang lebih dikenal dengan sebutan perusahaan dot-com. Harga saham-saham perusahaan internet seperti Google, Yahoo maupun Amazon meroket dengan tajam. Miliarder-miliarder baru pun bermunculan dalam usia yang sangat belia. 

Kesuksesan yang terkesan instan menginspirasi banyak pihak untuk ramai-ramai mendirikan perusahaan internet dan kemudian tergesa-gesa melakukan IPO (Initial Public Offering) di pasar saham. Saat itu demam perusahaan internet pun melanda tanah air. Beberapa perusahaan internet bermodal besar banyak bermunculan, seperti Astaga.com, LippoStar.com, Satunet.com ataupun Kopitime.com yang sempat listing di Bursa Efek Jakarta. 

Sayangnya gegap gempita pasar internet di tahun 2000an itu hanyalah gelembung semata. Setelah melambung tinggi lalu sebagian besar saham-saham perusahaan internet tersebut jatuh berguguran ke titik terendahnya di seluruh bursa saham dunia. Perusahaan-perusahaan internet pun menghilang meninggalkan banyak sekali korban finansial yang sangat besar. Hanya segelintir perusahaan yang benar-benar memiliki fundamental kokoh yang mampu bertahan dalam pecahnya gelembung ekonomi tersebut.

Isu tentang bubble economy inilah yang belakangan ini gencar dihembuskan beberapa pihak untuk menghantui para newbie yang mulai melirik seksinya cryptocurrency. Kenyataannya adalah berinvestasi dalam cryptocurrency memang memiliki ketidakpastian yang sangat tinggi. Dan para investor profesional pasti sudah siap dengan kondisi tersebut. 

Bahkan yang namanya bubble economy sudah menjadi hal yang sangat biasa dalam pasar cryptocurrency. Seringkali bubble economy melanda cryptocurrency yang baru muncul melalui proses ICO (Initial Coin Offering). Cryptocurrency baru biasanya 'digoreng' oleh pihak pengembang yang menggelembungkan harganya demi menarik minat para investor. Ada ICO yang sukses, tapi lebih banyak yang hanya gelembung sesaat saja. 

Bahkan korban bubble bisa saja menimpa cryptocurrency yang sudah stabil di pasar. Misalnya seperti yang pernah menimpa Ethereum, cryptocurrency nomor dua terbesar di dunia, di bulan Juni 2017 ini. Di sebuah exchange, Ethereum mengalami penurunan harga yang sangat mengerikan. Hanya dalam hitungan beberapa detik saja, harga Ethereum di exchange tersebut terjun dari US$ 319 hingga menyentuh level 10 sen saja! Hal itu terjadi karena ada penjualan Ethereum dalam jumlah yang super super besar di exchange tersebut. Meskipun dalam waktu singkat pula harga Ethereum kembali naik, kejadian tersebut menimbulkan banyak sekali korban yaitu para pelaku trading yang menggunakan fitur auto stop loss. 

Perlu diingat bahwa harga cryptocurrency terbentuk murni oleh faktor permintaan (demand) dan pasokan (supply). Para investor bermodal besar sangat mungkin mengakibatkan terjadinya bubble economy secara tiba-tiba. Tapi investor cryptocurrency sejatinya sudah tidak gentar menghadapi bubble economy.

Oleh:

Felix Lukman

Founder Cryptoholix.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun