4. Pemahaman yang berbeda tentang etiket profesional.
5. Gaya kerja yang saling bertentangan di seluruh tim.
Pemimpin minoritas menghadapi masalah di tempat kerja yang tidak dialami oleh pemimpin kulit putih termasuk kurangnya dukungan, diskriminasi, rasisme, dan stereotip. Para pemimpin saat ini menghadapi tantangan yang signifikan memimpin orang-orang yang berbeda dari diri mereka sendiri. Langkah pertama untuk memimpin orang-orang yang beragam adalah memahami kesulitan yang sering dialami oleh orang-orang yang tidak cocok. Hal ini termasuk prasangka, stereotip, diskriminasi, dan glass ceiling (Richard L. Daft 2018, 351).
Salah satu masalah yang signifikan di banyak organisasi adalah prasangka, yaitu perasaan atau opini yang merugikan yang terbentuk tanpa memperhatikan fakta. Orang yang berprasangka cenderung memandang mereka yang berbeda sebagai kekurangan.Â
Salah satu aspek prasangka adalah stereotip. Stereotip adalah keyakinan atau citra yang kaku, berlebihan, irasional, dan biasanya negatif yang terkait dengan sekelompok orang tertentu. Ketika seorang pemimpin dan perusahaan bertindak dengan sikap merugikan terhadap orang-orang yang menjadi sasaran prasangka mereka, diskriminasi terjadi.Â
Glass ceiling adalah penghalang tak terlihat yang memisahkan perempuan dan minoritas dari posisi kepemimpinan puncak.Â
Lima puluh lima persen wanita eksekutif yang disurvei oleh Catalyst mengatakan bahwa mereka bercita-cita menjadi pemimpin senior. Kerugian terbesar bagi pemimpin perempuan sebagian besar berasal dari sikap merugikan dan budaya perusahaan yang sangat berorientasi pada laki-laki. Organisasi lain juga mencari cara untuk membantu perempuan dan minoritas berhasil dalam posisi kepemimpinan.
Sebagai seorang pemimpin, Anda dapat menghargai perbedaan di antara orang-orang tetapi menghilangkan stereotip dan sikap yang merugikan. Anda dapat menghindari diskriminasi dan memandang perbedaan di antara orang-orang sebagai hal yang positif atau netral.
Wellness entrepreneur Natasha Stromberg notes:
When we're in an 'out-group,' we question why we're 'out' and we doubt ourselves. Social exclusion -- no matter how subtle -- is devastating to the human psyche.