Mohon tunggu...
Cristian Zendrato
Cristian Zendrato Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Terima kasih buat teman-teman yang sudah mengunjungi konten saya. semoga dapat bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Peran E-commerce terhadap Perekonomian Indonesia Selama Pandemi Covid-19

8 Desember 2022   05:10 Diperbarui: 8 Desember 2022   05:13 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peran Penting Marketplace Selama Pandemi Covid-19/katadata

Meskipun ekonomi di satu sisi memburuk, ekonomi juga membaik di sisi lain, yaitu di bidang perdagangan elektronik (e-commerce atau perdagangan elektronik). Sejumlah situs ritel global mengalami peningkatan penjualan yang signifikan selama pandemi Covid-19. Amazon.com menduduki peringkat tertinggi dengan penjualan $4,059 miliar, diikuti oleh Ebay.com dengan $1,227 miliar.

Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, di mana banyak perusahaan e-commerce mengalami peningkatan penjualan di masa pandemi ini. Ini karena orang menghindari belanja online dan mempraktikkan jarak sosial dan fisik untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menurut Kepala Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), penjualan e-commerce meningkat 26% dan pelanggan baru 51% selama pandemi. Pembayaran digital juga meningkat dengan penggunaan teknologi. Lebih dari 70% pangsa transaksi Kredivo berasal dari belanja online. Selain itu, ditetapkan bahwa aktivitas ekonomi perdagangan elektronik meningkat sebesar 40,6%. Menurut laporan Big Data Review dampak Covid-19 tahun 2020 yang disiapkan Badan Pusat Statistik (BPS), penjualan online juga meningkat tajam di masa pandemi.

Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa sebanyak 77% UMKM terbantu akibat adanya aktivitas berjualan dan perdagangan melalui E-Commerce serta dianggap penting untuk berjualan karena transaksinya aman dan mudah digunakan (user friendly) masing-masing sebanyak 69% dan 66%.

Transaksi belanja online menjadi pilihan pertama. Dalam kondisi pandemi saat ini, banyak perusahaan mau tidak mau memperluas bisnisnya melalui online dan e-commerce untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Sebagian besar pedagang melakukan perubahan dengan cepat, misalnya mengalihkan jenis produk yang mereka tawarkan, meskipun banyak juga yang merasa kesulitan untuk melanjutkan bisnis yang sudah ada. Meski akhir pandemi Covid-19 tidak bisa diprediksi, kehidupan manusia telah mengalami banyak perubahan. Model belanja online telah menjadi trend di masyarakat dan akan terus demikian hingga tahun-tahun mendatang.

E-Commerce

Banyak perusahaan saat ini menggunakan atau didasarkan pada jaringan digital yang disebut e-commerce dan perdagangan elektronik. Bisnis elektronik (electronic business atau e-business) adalah proses komersial yang memanfaatkan penggunaan teknologi digital dan internet dalam aktivitas utamanya. Perdagangan elektronik mencakup fungsi administrasi internal dan koordinasi dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya. E-commerce adalah bagian dari e-business (electronic business) yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang/jasa melalui internet. E-commerce juga mencakup aktivitas yang mendukung transaksi tersebut, seperti periklanan, pemasaran, layanan pelanggan, keamanan, pengiriman, dan pembayaran.   

Perekonomian Indonesia     

Pandemi Covid-19 berdampak serius terhadap perekonomian Indonesia mulai triwulan II tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang berujung pada pembatasan di beberapa kota yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Peraturan ini memperkuat penurunan ekonomi baik bisnis formal maupun informal. Krisis ekonomi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan oleh perusahaan tidak mampu membayar gaji mereka. Selain itu, penurunan ini menyebabkan banyak perusahaan memutuskan untuk gulung tikar atau bangkrut.

Penurunan tersebut disebabkan oleh konsumsi yang tidak terkendali akibat situasi di Indonesia, dengan Konsumsi Rumah Tangga (RT) turun dari 5,04% menjadi -2,63% dan Konsumsi Rumah Tangga Nirlaba (LNPRT). dari 10,62 persen menjadi -4,29 persen. Konsumsi masyarakat turun dari 3,25 persen menjadi 1,94 persen. Pasalnya, pemerintah telah memangkas alokasi ke sektor infrastruktur pada 2020, sementara pemerintah meningkatkan anggaran kesehatan sejalan dengan fokus pemerintah menangani pandemi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun