Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrat, Hambalang, dan KLB Deli Serdang

26 Maret 2021   09:26 Diperbarui: 26 Maret 2021   09:26 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar.merdeka.com/ Max Sopacua memberikan keterangan alasan konferensi pers diadakan di Sport Center Hambalang Bogor

Kita semua telah menyaksikan tayangan konferensi pers di Hambalang Sport Center, Bogor, Kamis (25/3/2021), yang ditayangkan dalam youtube.com/kompastv, oleh kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.

Salah satu penggagas KLB Deli Serdang Max Sopacua menjelaskan alasan mengapa Hambalang dipilih menjadi lokasi konferensi pers karena, kasus korupsi proyek Hambalang itulah yang telah merontokkan elektabilitas Partai Demokrat.


"Kenapa kita buat di sini? Substansinya harus Anda catat, tempat inilah, proyek inilah adalah salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Partai Demokrat ketika peristiwa-peristiwa itu terjadi," kata Max, Kamis, dikutip dari tayangan Kompas TV.

Sebenarnya dalam tulisan saya sebelumnya, di kompasiana dengan judul, "Akhirnya Saya Berkabung Mendengar Konferensi Pers SBY", yang saya posting 6 Maret 2021, yang sudah dibaca hampir tiga ribuan lebih, sudah saya singgung kenapa saya ikut sedih dan berkabung, karena banyak petinggi Demokrat terlibat korupsi.

Seperti diketahui, kasus korupsi proyek Hambalang telah menyeret sejumlah politikus Partai Demokrat ke penjara antara lain mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, mantan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh, serta mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Kesedihan saya itulah menjadi alasan dari konferensi pers di Hambalang oleh kubu KLB Moeldoko.

Sejujurnya kita harus mengakui, mengapa muncul ketidak puasan, hingga memuncak pada KLB di Deli Serdang? Itu karena:

1. Banyak petinggi partai terlibat korupsi. Misalnya, Andi Mallarangeng, mantan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh, serta mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Muhammad Nazaruddin. Selain itu, orang-orang yang terjerat hukum ini, ternyata masih juga dipercaya menjadi petinggi di partai, padahal semua tahu rekam jejak mereka.

2. Sikap SBY, yang cenderung hati-hati dan tidak tegas pada kader partai yang terlibat korupsi. Kader yang terjerat hukum, dibiarkan berkeliaran dalam partai, diberi jabatan. Malahan kader-kader terbaik, justru disingkirkan dari partai.

Ketika AHY menjadi ketua umum, malahan beliau cenderung, memilih orang muda, dan terkesan mengesampingkan yang lain yang menjadi deklarator dan inisiator berdirinya partai Demokrat.

3. Diskomunikasi di internal partai. Sebenarnya kisruh yang terjadi di partai bukan hal baru. KLB Deli Serdang, hanyalah puncak dari kisruh yang terjadi. Seandainya AHY sebagai ketua umum Demokrat, bijak menyikapinya dengan membuat rapat konsolidasi partai, saya yakin KLB Deli Serdang kemungkinan kecil terjadi.

Yang terjadi adalah mereka mengambil langkah sepihak, main pecat. Seperti yang diungkapkan oleh Marzukie Ali, ia sendiri kaget bahwa sudah dipecat, ia dituduh menjadi bagian dari inisiator KLB Deli Serdang.

Mengurus partai, beda dengan urus perusahaan. Perusahan pemiliknya tunggal, tetapi partai tidak. Meski kita mengatakan bahwa Demokrat identik dengan SBY. Karena ini masalah suara atau dukungan. Sampai pada titik tertentu, bila seseorang tidak lagi berkharisma untuk mendulang suara, kita tidak bisa mempertahankannya sebagai pemimpin.

Setiap orang jaya pada jamannya bila sudah lewat masa jayanya harus ikhlas melepaskan. Jangan terus menerus bertahan, meski elektabilitas makin merosot.

Sebenarnya dari dulu, saya sudah membaca fenomena ini. Bahwa akar dari kejatuhan Demokrat adalah masalah korupsi dan manejemen partai. Mestinya petinggi Demokrat harus konsisten dan berani membersihkan partai dari kader-kader nakal, sesuai dengan AD/ART partai.

Saya berharap, semoga kisruh Demokrat segera diselesaikan. Justru kepiyawaian AHY di uji saat ini. Bila ia mampu menyelesaikan persoalan ini, maka saya yakin elektabilitas partai akan melonjak seperti dulu kisruh PDI Perjuangan.

Atambua, 26.03.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun