Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ucapkan Selamat Tinggal kepada Tanggal Tua dengan Cara "Zero Budgeting"

8 Oktober 2021   14:44 Diperbarui: 9 Oktober 2021   04:37 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Gambar oleh stevanovicigor dari Envato Elements

Bagi para pengabdi gajian, tentu ada masanya ketar ketir menyambut tanggal tua. Kadang bahkan ada yang iseng cek kantong-kantong baju atau tas siapa tahu ada uang terselip. 

Kalau ada, wah rasanya seperti mendapat berkat yang tidak terduga. Temen saya bahkan ada yang pernah iseng nanya apakah saya punya utang ke dia. Kaget dong ya. 

Ternyata sambil cengar-cengir dia bercerita bahwa duitnya sudah pas-pasan sedangkan gajian masih semingguan lagi. Belum lagi dulu awal saya bekerja, gajian itu adalah di tanggal satu pas hari kerja.

Jadi, kalau ada bulan yang tanggal satunya di hari Sabtu atau minggu, teman-teman akan bilang kalau bulan berjalan itu tanggalnya ada 33 hehe.

Baca Yuk 6 Tips Mengatur Keuangan agar Tidak Stres

Jika ditanya tips kelola uang di tanggal tua, maka saya akan bilang : TELAT. Kelola uang itu sejak dari tanggal muda, Bapak dan Ibu, bahkan sejak uang belum mampir di rekening. Jadi, saat di tanggal tua, kita tinggal menjalankan apa yang sudah kita persiapkan sejak terima uang. 

Saya ada tips supaya tiap hari serasa tanggal muda, yang kalau bisa dijalankan mungkin bukan hanya urusan tanggal tua yangterselesaikan, tetapi ada sedikit sisa untuk tujuan keuangan lainnya. 


Tips kelola uang dari saya adalah BUDGETING. Tetapi, sebelum bisa menentukan budget, pertama kita harus tahu dulu pendapatan kita tiap bulan ada berapa. Caranya adalah mencatat pemasukan dan pengeluaran.

Mencatat pemasukan dan pengeluaran rutin

Kegiatan ini dilakukan minimal 3 bulan secara berturut-turut. Tujuannya tentu supaya tahu berapa pendapatan setiap bulan dan pengeluarannya. Yang pendapatannya rutin setiap bulan mungkin gampang saja karena cukup melihat catatan kredit di rekening. 

Freelancer atau pendapatannya tidak rutin, harus benar-benar konsisten mencatan pendapatan sekecil mungkin. Tujuannya supaya tahu, rata-rata pendapatan bulanan itu berapa, dan sumbernya dari mana saja. 

Saya pernah ikut sebuah webinar keuangan untuk freelancer, si pembicara bahkan menyarankan untuk pekerja yang pemasukan rutinnya tidak tetap, cobalah supaya gaji bulan ini adalah uang buat bulan depan. 

Kenapa? Karena dengan demikian, kita jadi tahu total uang yang kita punya bulan ini berapa. Jadinya kita sadar oh, bulan ini uangnya bisa cukup atau tidak.

Pendapatan sudah, sekarang PR besarnya membuat anggaran kasar pengeluaran tiap bulan. Untuk bulan pertama, kira-kira saja dulu biaya makan, kebutuhan rumah tangga, komunikasi, tagihan listrik dan air, transport, dan berbagai pengeluaran lainnya. 

Bagaimana jika punya cicilan? Nah, persembahan syukur dan cicilan harus diplot di depan karena itu kewajiban, baru sisanya dibagi-bagi keanggaran yang lain. 

PR selanjutnya adalah mencatat. Kedengaran mudah, tetapi terus terang sulit. Usahakan konsisten mencatat pengeluaran sekecil apapun, bahkan jika itu hanya uang parkir atau uang sumbangan ke pengamen. Untuk catat mencatat ini, saya menggunakan aplikasi dan nanti diakhir bulan, saya entri ke Exel.

Jika sebelumnya Anda belum pernah melakukan pencatatan ini, akhir bulan Anda pasti tercengang karena biasanya akan kelihatan jika ada anggaran yang seharusnya bisa dihemat, tetapi selama ini tidak diperhatikan. Sebelum terima gaji di bulan kedua, cobalah evaluasi pembagian anggaran yang sudah disiapkan. 

Jika sudah ada sisa walaupun sedikit dari pengeluaran bulanan (Pendapatan >Pengeluaran), langsung ditabung saja. Jangan biarkan di rekening operasional. Begitu terima uang, segera lunasi segala kewajiban, dan jangan lupa CATAT setiap pengeluaran. Ulangi lagi langkah ini di bulan ketiga.

Mengatur Budget |Dok. Pribadi
Mengatur Budget |Dok. Pribadi

Budgeting

Untuk saya pribadi, setelah 3 bulan mencatat, saya telah menemukan pola pengeluaran saya. Saya bisa membuat anggaran bulanan dan budget untuk masing-masing kebutuhan. 

Karena anggaran bulan berjalan adalah gaji dari bulan sebelumnya, jadi saya bisa memastikan pengeluaran saya tidak melebihi pendapatan bulan sebelumnya. 

Prinsip keuangan saya adalah anggaran untuk bulan ini itu harus habis di awal bulan ini juga. Habis maksudnya adalah uang yang memang teralokasi untuk bulan ini harus sudah disebar ke posnya masing-masing, baik untuk kebutuhan hidup, tabungan, dan investasi . 

Budgetnya saya bagi atas kategori: perpuluhan, cicilan rumah, makan, transport, tagihan (pulsa, listrik, iuran komplek), grooming, pet, entertain, dan dana lain-lain (misalnya donasi, amplop kondangan), sisanya saya simpan untuk dana darurat, tabungan dan investasi. 

Sekarang saya tahu namanya adalah ZERO BUDGETING. Metode zero budgeting ini adalah yang paling sesuai bagi saya. Banyak kok metode budgeting lain, misalnya persentase 50-30-20. 

Saya tidak bisa menggunakan persentase karena kebutuhan rumah tangga saya akan megap-megap kalau hanya menggunakan 50 % dari pendapatan kami.

Metode budgeting ini saya sebut sebagai penyelamat akhir bulan karena, jika Anda konsisten dengan budget yang telah disiapkan, maka Anda akan tahu uang makan setiap hari itu ada berapa, kalau hari ini overbudget karena banyak jajan di luar, besok Anda harus tahu cara menyeimbangkannya, misalnya dengan bawa bekal. 

Kalau hari ini atau bulan ini gagal taat pada budget, jangan langsung menyerah, ya. Coba evaluasi lagi budgetnya, apakah memang masuk akal, atau Anda justru pelit pada diri Anda. Ingat, kita mengatur keuangan untuk bikin Anda tenang di akhir bulan, bukan justru tambah stres karena duitnya ternyata kurang. 

Bagaimana jika budget ternyata beneran mepet dan kurang? Coba lihat lagi budget yang lain. Mungkin ada yang yang bisa dihemat, atau justru lebih besar daripada kebutuhan sebenarnya. Itulah kenapa kita harus evaluasi pengeluaran dan budget rutin selama bulan-bulan awal tadi. 

Selain itu, dengan adanya budget, keinginan membeli barang-barang tidak penting karena lucu, membeli skin care karena sedang diskon (padahal masih ada yang belum habis), membeli makanan dan minuman kekinian bisa teredam. Bukan berarti tidak boleh, tetapi karena telah ada budgetnya, jadi bocor halus tidak akan terjadi lagi.

Kalau Anda disiplin budgeting dan berpegang pada budget Anda, niscaya merana akhir bulan tinggal cerita. Bahkan, mungkin tabungan bisa terkumpul sedikit demi sedikit, karena sudah disisihkan dari awal, dan tidak terutak-atik lagi. Tabungan ga harus besar loh tiap bulannnya, di artikel ini saya menyebutkan begini

Saya tidak terpatok bahwa uang yang saya sisihkan tiap bulan harus besar lagi, karena terkadang niat diawal menabung dalam jumlah besar, saya justru cemas apakah uang yang sisa ini akan cukup, dan kalau tidak cukup malah ngambil dari tabungan. Itu mengacaukan semuanya.

Jadi bagi saya tidak apa-apa tabungannya disisihkan setelah biaya hidup terpenuhi, asalkan tidak lagi diutak-atik setelahnya. Hasilnya, saya lebih bisa mengumpulkan dalam jumlah lumayan dibandingkan sewaktu saya menggunakan sistem persentase. 

Uniknya meskipun ada yang overlap, setiap bulan pasti uangnya ada sisa meskipun hanya dalam jumlah puluhan ribu. Hal ini berbeda sekali dengan sebelumnya yang bahkan saya harus membongkar tabungan karena kebutuhan bulanan terasa kurang. Jika ingin tahu metode menabung atau investasi dengan nominal kecil bahkan receh, silahkan baca artikel berikut ya. 

Tips Investasi Emas dan Reksadana dengan Uang Receh

Nah, itu tips dari saya supaya tidak ada lagi tanggal muda dan tanggal tua. Percayalah, yang berat itu hanya 3 bulan di awal. Tetapi, segala keribetan mencatat dan evaluasi itu akan terbayar dengan senyuman Anda di akhir bulan. Happy Budgeting!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun