Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Karhutla Juga Ancam Kehidupan Liar

20 September 2019   22:39 Diperbarui: 20 September 2019   22:44 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Raja Phyton Raksasa Kalimantan Mati Mengenaskan Akibat Kebakaran Hutan Kalimantan"

"Beruang dan Ular Phyton Mati Akibat Kebakaran Hutan di Riau"

Berbagai berita mengenai akibat kebakaran hutan sibuk mewarnai timeline sosial media saya beberapa hari terakhir ini beberapa diantaranya seperti judul yang saya kutip diatas. . Sudah menjadi pengetahuan umum, saat terjadi bencana, tentu hewan dan kehidupan liar merupakan salah satu hal terakhir yang terpikirkan. Padahal, kita berbagi alam dengan mereka, dan tidak sedikit hubungan timbal balik yang terjadi antara kita dan kehidupan liar yang turut menjadi korban dalam kebakaran ini.

In the Amazone, nothing is adapted to fire

Kalimat diatas merupakan pernyataan seorang peneliti biodiversitas bernama William Magnusson yang dikutip dalam National Geograpic saat menggambarkan apa yang terjadi pada kehidupan liar saat terjadi kebakaran hutan.

Hutan Amazone dan hutan di Indonesia merupakan hutan hujan tropis yang menyimpan banyak kekayaan alam dalam bentuk flora dan fauna. Secara hampir bersamaan pula kedua paru-paru bumi ini dilanda kebakaran hebat yang cukup mengundang perhatian banyak pihak. Kejadian di Indonesia sendiri menimbulkan ketegangan dengan negara tetangga akibat asap yang ditimbulkan dianggap mengganggu aktivitas penduduk di sana. Selain itu, kualitas udara di beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan begitu buruknya sehingga dianggap sebagai penyebab kematian beberapa anak, dan mendorong warganya untuk mengungsi karena tidak tahan sesak akibat tebalnya asap.

Apa yang membuat hutan hujan tropis berbeda dengan ekosistem lain dan mengapa api merupakan musuh besar bagi ekosistem ini?

Buku Wildland Fire in Ecosystems : Effects of Fire on Fauna menggambarkan bahwa dalam beberapa ekosistem, api merupakan bagian yang penting dalam siklus hidup. Hal ini karena banyak flora yang membutuhkan panas api untuk dapat berkembang, dan adanya api akan membuat beberapa flora invasif mati sehingga keseimbangan alam akan kembali. 

Hewan-hewan di lingkungan ini sudah beradaptasi untuk bertahan dalam situasi ini, seperti beberapa jenis mamalia kecil dan serangga akan menggali jauh ke dalam tanah untuk menghindari panas, dan mamalia yang lebih besar akan mengungsi di sekitar aliran air. 

Sedangkan hewan predator justru cenderung berburu di sekitar batas lahan yang terbakar. Akan ada perubahan situasi dan stres pada hewan liar di lingkungan ini, tetapi sesuai dengan siklusnya, hal tersebut akan berangsur-angsur membaik dan stabil kembali. Kondisi ini berlaku untuk beberapa daerah seperti Amerika Utara dan Australia, serta beberapa wilayah sabana.

Berbeda dengan hutan hujan tropis. Magnus menyebutkan yang membuat kehidupan liar hutan hujan tropis menjadi istimewa adalah karena sesungguhnya hutan jenis ini tidak pernah benar-benar terbakar. 

Api yang mungkin muncul pada waktu-waktu tertentu tidak besar, tidak benar-benar meluas, dan segera padam oleh hujan. Bertahun-tahun kondisi inilah yang membuat hutan hujan tropis mampu berperan sebagai paru-paru bumi, membantu mempertahankan kondisi bumi kita dengan pohon-pohonnya yang menjulang tinggi dengan kanopi yang rapat dan vegetasi dan fauna yang bervariasi yang berlindung dibawahnya.

Tetapi, kondisi ini benar-benar berlawanan dengan yang kita alami saat ini. Kebakaran hutan di Amazone dan Indonesia berlangsung hampir bersamaan. Kebakaran yang terjadi juga sangat masif dan untuk Indonesia sendiri hampir seburuk kejadian tahun 2015 jika tidak mau disebutkan lebih buruk lagi. 

Beberapa gambar di media massa menunjukkan hewan-hewan yang mati terpanggang api. Walaupun tidak sepenuhnya berita yang menyertai gambar tersebut bisa dianggap sebagai kebenaran, namun cukup menggugah untuk bertanya "berapa banyak kerugian yang tidak kita sadari? Berapa banyak spesies yang mungkin hilang dari hutan kita?

Apa yang terjadi dengan para penghuni hutan yang terbakar? Beberapa hewan tentu mampu menjauh dari bahaya api, tetapi hewan yang masih muda merupakan kelompok yang rentan terluka dan mati karena tidak mampu berpindah. 

Hal ini telah membuat ekosistem kita kehilangan satu generasi dari siklus alami yang harusnya terjadi. Hewan yang selamat akan berkompetisi karena lahan untuk hidup akan terbatas, dan mungkin sudah ada populasi yang terlebih dahulu ada di sana. 

Dalam kondisi seperti tidak heran bahwa kita akan mungkin segera membaca atau mendengar berita hewan buas yang memangsa ternak, atau merusak ladang. Atau, penyakit yang tidak pernah kita dengar atau hanya muncul pada hewan tertentu, tiba-tiba menjangkiti penduduk yang hidup berbatasan dengan hutan.

Butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk pohon dan tanaman kembali tumbuh dan membentuk ekosistem hingga layak dinyatakan sebagai hutan. Itu juga kalau bekas lahan terbakar ini tidak segera ditumbuhi sawit muncul dalam semalam bagaikan sihir dari negeri seribu satu malam. 

Bertahun-tahun kejadian pembakaran hutan selalu terjadi, sanksi-sanksi diberikan, tetapi sepertinya tidak ada efek yang bisa dirasakan. Sekitar 200 orang dan enam perusahaan dinyatakan sebagai tersangka dalam kebakaran hutan tahun ini. Namun apakah pemerintah dapat bertindak tegas, dan apakah sanksi yang diberikan akan sepadan?

Berbagai upaya pemadaman tentu sedang dilakukan untuk segera menghentikan dan meminimalisasi dampak dari bencana. Semoga pemerintah lebih tanggap dalam mengantisipasi kejadian yang hampir selalu berulang ini, dan lebih siap jika memang terjadi kebakaran lagi sehingga skalanya tidak seluas ini. 

Semoga kita melihat upaya nyata dan tidak hanya menerima himbauan berpasrah, memperkuat doa, dan mepertebal keimanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun