Mohon tunggu...
Cornelius Lilik
Cornelius Lilik Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - bocil

gg geming kata ilham

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Manusia dan Takut dalam Revolusi

1 Oktober 2021   19:20 Diperbarui: 1 Oktober 2021   19:37 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://mojokstore.com/product/jalan-tak-ada-ujung/

 Di samping itu, kini Guru Isa tidak lagi merasakan takut tersebut. Siksaan yang ia alami tidak semenakutkan yang ia pikirkan. Berbeda dengan Hazil, yang kini hanya tergeletak di sel, menangis dan memohon ampun setiap saat. Guru Isa sudah berdamai dengan rasa takutnya itu, layaknya Salim yang kini tidak takut tidur dalam kegelapan.

Novel karya Mochtar Lubis ini sungguh menggambarkan situasi masyarakat Indonesia kala itu. Ketidakpastian akan kemerdekaan yang telah diraih, ketakutan akan perang dengan Belanda, hingga kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Semuanya dapat kita lihat dari kehidupan Guru Isa yang mencerminkan betapa kerasnya hidup kala itu. 

Suasana yang ngeri dan mencekam juga dapat terealisasikan, seperti di saat Guru Isa harus bersembunyi dari penggeledahan yang dilakukan oleh prajurit NICA dari India. Kengerian-kengerian lainnya seperti pembunuhan kilat, di mana para pejuang maupun tentara NICA melakukan eksekusi kepada mereka yang dianggap mencurigakan tanpa pengadilan juga ditampilkan dengan sangat jelas. 

Tidak hanya itu, perkembangan karakter dari para tokoh juga menjadi salah satu daya tarik dalam novel ini. Guru Isa yang merupakan seorang yang lemah, penakut, dan tidak berdaya, pada akhirnya mengakui ketakutannya itu dan hidup bersama dengannya. Ia mampu berubah sejak dirinya melihat Salim kecil berdamai juga dengan rasa takutnya. 

Sebaliknya, Hazil malah mengalami degradasi mental semenjak dirinya tertangkap dan disiksa oleh para tentara NICA. Yang awalnya gagah, muda, dan penuh ambisi, kini hanya bisa berdiam menyesali perbuatannya sambil menangis memohon ampun. 

Sama seperti Hazil, Fatimah juga mengalami perubahan. Dirinya yang awalnya berkomitmen untuk tidak berselingkuh karena dianggap sebagai hal yang hina dan menjijikkan, akhirnya merusak komitmen tersebut dan melakukan zina. Perubahan karakter ini menambah kedalaman cerita, di mana perkembangan setiap karakter mempengaruhi kehidupan mereka. 

Novel ini juga mendapat sambutan baik di mata publik. Setahun setelah diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1952, Jalan Tak Ada Ujung memperoleh penghargaan dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional. Novel ini juga sempat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul A Road with no End pada tahun 1968 oleh A.H. Johns dan Mandarin tahun 1988. Selain itu, novel ini juga sering dijadikan topik tesis dan disertasi, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Sang penulis, Mochtar Lubis, memang dikenal sebagai seseorang yang eksentrik dalam menulis isi cerita novel-novelnya. Salah satu kekhasan dari novel-novel Mochtar Lubis merupakan latar waktunya, yaitu di saat Indonesia sedang menghadapi revolusi kemerdekaan. 

Profesinya yang dahulu sebagai seorang wartawan, membuat cerita yang dirangkainya sangat kritis akan keadaan saat itu dan menyorot sisi-sisi lain dari revolusi. Salah satunya adalah sisi kemanusiaan dari rakyat Indonesia, di mana perang dan revolusi juga memiliki dampak yang buruk pada manusia. 

Pada novel Jalan Tak Ada Ujung ini, penulis menyoroti bagaimana manusia merasa takut, takut akan berbagai macam hal. Termasuk takut bagaimana mengatasi ketakutannya tersebut. Novel ini sangat layak dibaca, terutama untuk masyarakat Indonesia yang ingin merasakan suasana di era revolusi.

Di akhir kata, Mochtar Lubis ingin menyampaikan bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki rasa takut. Terlepas dari fisik, jabatan, usia, jenis kelamin, dan lainnya. Manusia tidak akan pernah lepas dari rasa takut itu, akan tetapi mereka dapat berdamai dengan rasa takut tersebut. Hidup bersama secara harmonis dengan rasa takut. Dengan begitu, kita dapat menempuh jalan yang telah dipilih dan ditempuh. Jalan yang tidak ada ujungnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun