Mohon tunggu...
Cornelius Lilik
Cornelius Lilik Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - bocil

gg geming kata ilham

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Manusia dan Takut dalam Revolusi

1 Oktober 2021   19:20 Diperbarui: 1 Oktober 2021   19:37 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://mojokstore.com/product/jalan-tak-ada-ujung/

Meskipun telah merdeka, rasa takut akan kedatangan Belanda masih terus menyelimuti masyarakat. Setelah para pasukan Jepang kembali ke kampung halaman mereka, kini giliran para pasukan Belanda beserta sekutu-sekutunya yang tergabung dalam NICA (Netherlands Indies Civil Administration) datang kembali menggantikan Jepang untuk mengambil alih Indonesia. Namun, bangsa Indonesia tidak hanya tinggal diam. Berbagai macam perlawanan rakyat terus diupayakan untuk mengusir Belanda dari tanah air tercinta.

Guru Isa hidup dengan penuh kesulitan, sulit memperoleh stabilitas ekonomi dan juga mempertahankan pernikahannya. Ditambah dengan kondisi negara yang juga dalam ancaman perang, membuat beban pikiran Guru Isa semakin menjadi-jadi. 

Karena tidak ada pilihan lain, ia tetap menjalani hidupnya sebagai seorang guru. Suatu hari saat Guru Isa sedang berjalan menuju sekolah tempat ia bekerja, tiba-tiba terdengar suara truk-truk pasukan NICA dari kejauhan. 

Seketika, semua orang langsung mencari perlindungan untuk menyelamatkan hidup mereka masing-masing. Jalanan tinggal penuh debu. Beruntung orang Indonesia dikenal dengan keramahannya, sehingga Guru Isa dapat dipersilakan untuk berlindung di rumah seorang dekat lokasi tersebut. Tak lama setelah berlindung, datang seorang pemuda bersenjatakan pistol menghampiri mereka. Ia memberitahu Guru Isa dan sang pemilik rumah untuk tidak pergi ke luar terlebih dahulu. Tak lama kemudian, suara tembakan terdengar.

Saat situasi sudah lebih tenang, orang-orang mulai kembali ke luar untuk melanjutkan aktivitas mereka. Ketika hendak melanjutkan perjalanannya, ia melihat ada kerumunan orang yang melingkar. 

Penuh rasa penasaran, ia datang menghampiri lingkaran orang tersebut. Tak disangka, seorang pria Tionghoa tergeletak penuh darah di tangan putrinya sendiri. 


Dalam benak Guru Isa, ketakutannya semakin bertambah dan memenuhi pikirannya. Guru Isa memang orang yang membenci kekerasan. Bagi dirinya, pertumpahan darah tidak ada arti dan manfaatnya. Namun sekali lagi, ia tetap merasa takut. Takut mati, takut tertembak, takut ditangkap dan dibawa oleh tentara NICA.

Sejak pengalamannya itu, ia akhirnya berkawan dengan pemuda bersenjatakan pistol yang ia temui. Namanya adalah Hazil, seorang anak pensiunan Belanda yang penuh ambisi dalam perjuangan revolusi ini. 

Hubungan antara Guru Isa dengan Hazil memang tidak masuk akal, seorang yang takut akan kematian berteman dengan seorang yang berani mati seratus persen demi bangsanya. Seorang yang sudah berusia puluhan tahun dan sudah berkeluarga dengan anak muda yang belum memiliki pengalaman dalam hidup. 

Namun, ada satu hal yang menyatukan mereka berdua, yaitu rasa kecintaan mereka akan musik. Dari pertemanan tersebut, Hazil akhirnya mengajak Guru Isa untuk melakukan gerakan perjuangan bawah tanah. Walaupun dirinya enggan dan takut akan semua resikonya, ia tetap menerima ajakan Hazil. Selain daripada itu, ia juga takut dianggap sebagai pengkhianat negara, jika tidak memperjuangkan kemerdekaan.

Berbagai macam misi mereka jalani, mulai dari menyeludupkan senjata-senjata kepada pejuang-pejuang daerah hingga melakukan aksi teror terhadap para tentara-tentara Belanda. Setiap kali Guru Isa beraksi dengan Hazil, rasa takut dalam dirinya semakin bertambah kuat juga. Di rumahnya, ia kerap terbangun di malam hari karena mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun