Sosok Pangeran Wirakusumah dari Kesultanan Banjar, adalah sebuah figur sentral dalam sejarah perlawanan di Kalimantan Selatan yang kisah hidupnya berujung pada pengasingan di Cianjur, Jawa Barat.
Pangeran Wirakusumah memiliki nama lengkap Seri Sultan Wirakusuma Al-Watsiq Billah WIRAKUSUMA II. Beliau lahir sekitar 19 Agustus 1822 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Latar belakangnya yang bangsawan menempatkannya pada posisi penting dalam struktur kekuasaan Kesultanan Banjar. Beliau adalah putra dari Sultan Muda Abdur Rahman dan Ratu Agung Halimah Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Halimah Syaikh Abdul Wahhab III.
Garis keturunan ini menempatkannya sebagai cucu langsung dari Sultan Adam Al-Watsiq Billah, penguasa Kesultanan Banjar. Keterkaitan Pangeran Wirakusumah dengan Pangeran Antasari juga sangat kuat.
Selain memiliki hubungan kekeluargaan dalam struktur istana, Pangeran Wirakusumah II juga merupakan menantu dari Pangeran Antasari, seorang tokoh utama yang memimpin perlawanan terhadap Belanda.
Posisi ini mengukuhkan perannya dalam lingkaran inti perlawanan. Secara politis, beliau menjabat sebagai Kepala Negara Kesultanan Banjar dari 3 November 1859 hingga 3 Maret 1862. Beberapa catatan lain menyebutkan beliau sebagai mangkubumi, atau perdana menteri, bagi Pangeran Hidayatullah II. Dualitas peran ini menegaskan signifikansi Pangeran Wirakusumah sebagai pemimpin politik dan militer.
Peran dalam Perang Banjar
Perang Banjar adalah perlawanan rakyat yang meletus pada pertengahan abad ke-19, dipicu oleh ketidakpuasan terhadap monopoli perdagangan dan campur tangan kolonial Belanda dalam urusan internal kerajaan.
Perang ini secara khusus bermula dari intervensi Belanda dalam suksesi tahta. Meskipun Sultan Adam telah menunjuk cucunya, Pangeran Hidayatullah, sebagai penerus, Belanda memaksakan pengangkatan Tamjidullah II. Situasi ini menciptakan ketegangan dan akhirnya memicu perlawanan besar-besaran.
Pangeran Wirakusumah, sebagai bagian dari bangsawan yang menolak intervensi kolonial, memainkan peran penting dalam perlawanan ini. Beliau diakui sebagai salah satu pahlawan Perang Banjar yang berjuang melawan penjajahan.