Namun, partisipasi warga tidak boleh berhenti pada demonstrasi. Kita juga punya tanggung jawab: ikut memberi solusi, terlibat dalam diskusi publik, mendorong kegiatan sosial dari akar rumput, bahkan ikut ambil bagian dalam proses politik.
Di tengah kelelahan masyarakat, masih ada semangat untuk terus berjuang. Paradoks yang indah: di balik kesulitan, lahir energi baru. Energi inilah yang penting disalurkan secara positif, agar menghasilkan perubahan, bukan kerugian.
Teruntuk Anggota Dewan yang Duduk Manis di Kursi EmpukÂ
Hari ini kami tidak ingin datang dengan tuntutan, melainkan dengan pengingat. Kursi yang kalian duduki bukan sekadar jabatan, melainkan amanah dari jutaan rakyat yang menitipkan harapan.
Ketika masyarakat turun ke jalan, mereka bukan mencari masalah. Mereka sedang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah, dan mereka percaya kalian punya kuasa untuk memperbaikinya.
Dengarkanlah suara itu. Jangan pandang aksi massa sebagai gangguan, tapi sebagai alarm darurat yang memanggil kalian untuk memperbaiki kebijakan, menegakkan keadilan, dan memberantas korupsi.
Jangan biarkan jarak antara rakyat dan wakilnya semakin melebar. Itu bukan hanya soal jarak fisik antara jalanan dan gedung DPR, tapi jarak empati, pemahaman, dan kepercayaan. Jembatanilah dengan tindakan nyata, bukan sekadar janji.
Kami tidak menuntut keajaiban. Yang kami butuhkan hanyalah komitmen: bekerja jujur, melayani sepenuh hati, dan berani mengambil keputusan demi kebaikan bersama. Karena ketika kalian berhasil, bangsa ini ikut maju. Dan ketika kalian gagal, kami semua ikut menanggungnya.
Mari kita bangun negeri ini dengan kolaborasi, bukan konfrontasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
