Pernah nggak kamu berdiri di depan jendela saat hujan deras, lalu kepikiran, "Wah, air sebanyak ini cuma lewat begitu saja, ya?" Di tengah hiruk-pikuk kita soal tagihan air atau sulitnya air bersih di beberapa daerah, sering kali kita lupa ada 'harta karun' gratis yang turun langsung dari langit.
Nah, melalui tulisan singkat ini saya mau berbagi cerita, sebuah pengalaman sederhana yang ternyata seru dan penuh makna, yaitu memanen air hujan di rumah. Ya, siapa tahu kan setelah baca ini, kamu jadi tertarik untuk nyobain juga!
Asyiknya "Main Hujan" yang Bermanfaat
Jujur aja, kegiatan menadah air hujan di rumah saya awalnya iseng-iseng. Kalau hujan datang, beberapa ember dan bak kosong sudah siap sedia berbaris di bawah talang air. Biasanya, Mama yang paling gesit dan inisiatif. Awalnya cuma buat iseng, tapi lama-kelamaan jadi kebiasaan yang menyenangkan. Saya juga jadi ikut-ikutan main air. Rasanya seakan kembali pada masa kecil saat main hujan, tapi kali ini lebih "bermanfaat dan menyenangkan", hehe.
Bagi saya air yang terkumpul itu seperti "berlian" yang serbaguna. Dimulai dari menyiram tanaman hingga kebutuhan lainnya. Yang paling rutin ialah menyiram tanaman, dari bunga-bunga cantik sampai sayur-mayur buat lalapan. Menggunakan air hujan terasa lebih alami dan tanaman pun terlihat lebih subur.Â
Selain itu, kami juga memanfaatkan air hujan untuk mencuci baju dan perabot rumah. Ya, tentunya airnya disaring dulu biar lebih bersih. Lumayan buat ngurang-ngurangi pemakaian air bersih. Bahkan, kalau airnya jernih dan bersih pun mandi dan kebutuhan lainnya juga pakai air hasil panen dari hujan. Sensasinya beda, lho! Rasanya lebih segar.Â
Yang paling terasa adalah dampaknya ke pengeluaran dan kesadaran. Karena sumber air bersih di rumah kami agak sulit (air kami berkarat, nggak bisa diminum), dengan aktivitas panen air hujan ini kami jadi lebih menghargai setiap tetes air. Perasaan senang saat melihat bak penuh setelah hujan itu tak tergantikan. Rasanya seperti dapat rezeki nomplok.
Kondisi Air di Sekitar Kita: Sebuah Refleksi
Cerita seru di atas bukan berarti tanpa alasan. Kalau kita lihat lebih luas kondisi air bersih di banyak tempat, termasuk mungkin di lingkungan kita sendiri, cukup mengkhawatirkan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan 100% akses air minum layak, namun tantangannya masih besar.
Banyak dari kita masih bergantung pada air tanah yang disedot terus-menerus. Yang mengakibatkan permukaan tanah bisa menurun, seperti yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Di sisi lain ada juga saudara-saudara kita di daerah lain yang harus berjalan jauh atau membeli air dengan harga mahal saat kemarau tiba.