Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Biar Nggak Cuma 'Nunggu Jawaban', Begini Cara Bikin Wawancaramu Berkesan

3 Agustus 2025   14:02 Diperbarui: 3 Agustus 2025   14:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen serius saat wawancara kerja, di mana persiapan dan kepercayaan diri jadi kunci untuk meraih pekerjaan impian. (Sumber: Freepik.)

Pernah nggak sih, kita duduk sendirian setelah wawancara kerja, sambil mikir, “Tadi aku udah jawab dengan baik belum, ya?” atau “Kenapa tadi aku malah gugup banget pas ditanya soal kelemahan?” Kalau kamu pernah ada di fase itu, tenang, kamu nggak sendirian. Wawancara kerja memang sering jadi momen yang bikin deg-degan, apalagi kalau posisinya adalah yang benar-benar kita incar.

Tapi sebenarnya, wawancara kerja itu nggak melulu soal siapa yang paling pintar atau paling banyak pengalaman. Kadang, yang paling siap dan tahu caranya ‘main’ malah lebih unggul. Nah, kali ini kita akan ngebahas gimana caranya menghadapi wawancara kerja dengan santai, tapi tetap serius. Nggak cuma pas hari H, tapi dari sebelum hingga sesudah wawancara.

Sebelum Wawancara: Bukan Sekadar Googling Nama Perusahaan

Persiapan itu ibarat fondasi rumah — kalau asal-asalan, ya bangunannya bisa rubuh. Sama kayak wawancara. Langkah pertama yang wajib banget dilakukan adalah cari tahu siapa ‘lawan mainmu’. Bukan cuma tahu nama perusahaannya doang, tapi pahami juga visi, misi, nilai-nilai yang mereka pegang, sampai proyek atau produk terbaru mereka. Ini bakal ngebantu kamu menjawab pertanyaan dengan lebih nyambung dan nggak terdengar generik.

Selanjutnya, latihan. Iya, latihan jawab pertanyaan klasik yang hampir selalu muncul: “Ceritakan tentang dirimu,” “Apa kelebihan dan kekuranganmu,” sampai pertanyaan jebakan yang kadang nggak terduga. Latihan bukan supaya jawabanmu hafal kayak baca puisi, tapi supaya kamu lebih tenang dan nggak nge-blank pas ditanya.

Dan jangan lupa: penampilan. Bukan berarti harus pakai jas mahal, tapi berpakaianlah yang sesuai dengan budaya perusahaan. Kalau wawancaranya online, pastikan background kamu rapi dan pencahayaannya oke. Kesan pertama itu kuat banget, lho. Bahkan sebelum kamu bicara, visualmu udah ‘bicara’ duluan.

Saat Wawancara: Jadi Diri Sendiri, Tapi Versi Terbaik

Hari H pun tiba. Tarik nafas dalam-dalam dulu, ya. Wawancara itu bukan interogasi, tapi percakapan dua arah. Jadi jangan cuma menunggu ditanya, tapi tunjukkan juga ketertarikan kamu. Saat memperkenalkan diri, sampaikan dengan runut dan percaya diri. Ceritakan hal-hal yang relevan dengan posisi yang kamu lamar.

Kalau kamu ditanya soal pengalaman, coba gunakan teknik STAR: Situation, Task, Action, Result. Misalnya kamu pernah jadi panitia event kampus, jangan cuma bilang “Saya jadi panitia,” tapi ceritakan juga situasinya, tantangan apa yang kamu hadapi, apa yang kamu lakukan, dan hasilnya gimana. Ini bikin jawabanmu lebih konkret dan gampang dicerna pewawancara.

Dan, yang sering dilupakan ialah kejujuran. Kalau kamu ditanya soal kelemahan, jangan jawab klise kayak “Saya perfeksionis” atau “Saya suka kerja terlalu keras”. Jawab aja yang nyata, misalnya kamu suka menunda, tapi sekarang kamu sedang belajar mengatur waktu pakai teknik pomodoro. Itu justru nunjukin kamu sadar diri dan mau berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun