Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Agama Bicara Alam: Cerita dari Ceramah Gus Baha

17 Juli 2025   23:28 Diperbarui: 17 Juli 2025   23:28 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Baha, sosok ulama sederhana dengan pemikiran mendalam, menyampaikan pesan spiritual tentang tanggung jawab manusia merawat bumi. (Foto: Detik)

Ada satu kalimat yang masih mengendap dalam kepala saya usai mendengarkan ceramah KH. Ahmad Baha'uddin Nur Salim — atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha:

"Bumi yang kita pijak ini sebenarnya bukan sekadar tempat tinggal. Ia bukan cuma tanah buat bangun rumah, sawah, atau jalan tol. Tapi bumi ini adalah amanah."

Kalimat itu terdengar sederhana. Tapi justru karena kesederhanaannya, ia seperti membuka pintu baru dalam cara kita memandang dunia. Kata “amanah” membawa makna yang dalam: tanggung jawab. Artinya, kita tidak hanya menempati bumi, tapi juga diminta untuk merawatnya.

Di titik itulah Gus Baha’ menyampaikan pesan yang menggugah: menjaga bumi bukan sekadar etika sosial atau aturan manusia, melainkan bagian dari kewajiban spiritual kita.

Dalam ceramahnya yang singkat namun padat makna, Gus Baha’ menjelaskan bahwa merawat alam adalah bagian dari ibadah. Ya, ibadah — selevel dengan salat, puasa, zakat, bahkan membaca Al-Qur’an. Karena ketika seseorang merusak alam — menebang pohon sembarangan, mencemari sungai, membakar hutan — yang rusak bukan hanya lingkungan, tapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.

"Bumi adalah amanah dari-Nya. Dan saat kita lalai, itu bukan sekadar keteledoran ekologis, tapi juga bentuk pengkhianatan atas kepercayaan yang telah Allah berikan," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Rembang, Jawa Tengah itu.

Menariknya, pesan ini disampaikan bukan dalam seremoni besar, melainkan dalam momen simbolik — saat beliau baru saja diakui oleh Kementerian Agama sebagai ahli tafsir. Tapi dengan rendah hati, beliau berkata bahwa pengakuan sejati datang dari Allah. Dunia boleh mengangkat kita, tapi hanya Tuhan yang benar-benar tahu siapa kita.

Dan di tengah pengakuan itu, yang beliau soroti bukan status atau gelar, melainkan tanggung jawab manusia terhadap bumi.

Kerusakan Alam dan Cermin Moral

Lewat ceramahnya di NU Online, Gus Baha’ mengajak kita membaca kembali Al-Qur’an secara reflektif. Banyak ayat bicara tentang bencana alam — gempa, banjir, topan, bahkan benda langit yang jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun