Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Jejak Megalitikum di Situs Batu Bedil, Tanggamus

20 Mei 2025   19:43 Diperbarui: 20 Mei 2025   19:43 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Batu Bedil Tanggamus, Lampung (Sumber: Dokpri/Cendekia)

Sayangnya, aku tidak sempat masuk karena pagar akses ke lokasi ditutup dan tidak ada penjaga. Warga sekitar pun sedang tidak tampak di luar rumah, jadi aku hanya bisa mengamati dari luar pagar. Meski begitu, kita masih bisa melihat dengan jelas suasana daro luar, bahkan batu-batunya pun terlihat cukup jelas. Tapi, ya tetap saja kurang dapat suasananya. Hehe. Namun, untuk Prasastinya aku bisa melihatnya secara langsung, karena lokasinya bisa diakses dan juga ada penjaganya. 

Prasasti Batu Bedil: Sebuah Jejak Spiritual Masa Lalu

Tak jauh dari situs megalitik ini, sekitar 100 meter ke arah barat, terdapat sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Batu Bedil. 

Menurut informasi dari penjaga situs, prasasti ini dituliskan di atas batu setinggi sekitar 157 cm dan lebar 72 cm. Terdapat sepuluh baris tulisan berukuran sekitar 5 cm, ditulis dalam aksara Jawa Kuna yang menggunakan bahasa Sansekerta. Tulisan dibingkai dan di bagian bawahnya terdapat ukiran berbentuk padma atau bunga teratai. Meski beberapa huruf sudah aus, baris pertama masih bisa dibaca "Namo Bhagawate" dan baris terakhir "Swaha"---dua frasa yang biasanya muncul dalam mantra.

Dari analisis paleografi, prasasti ini diperkirakan berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10 Masehi. Hal ini menegaskan bahwa situs Batu Bedil bukan hanya penting dalam konteks budaya megalitik, tapi juga dalam konteks perkembangan kepercayaan dan spiritualitas di masa lampau.

Suasana sekitar Prasasti Batu Bedil Tanggamus yang sejuk dan asri (Sumber: Dokpri/Cendekia)
Suasana sekitar Prasasti Batu Bedil Tanggamus yang sejuk dan asri (Sumber: Dokpri/Cendekia)

Refleksi Perjalanan: Antara Tugas dan Kesadaran Budaya

Perjalanan ke situs ini bukan hanya sekadar "mampir" setelah kerja. Ini semacam pengingat bahwa di balik rutinitas pekerjaan, ada cerita-cerita besar yang hidup di sekitar kita. Terkadang, kita terlalu fokus pada target dan tugas, sampai lupa kalau tempat yang kita pijak mungkin menyimpan sejarah panjang yang layak dikenali.

Situs Batu Bedil adalah warisan budaya yang penting. Tak hanya menjadi objek wisata sejarah, tapi juga sarana belajar tentang bagaimana peradaban kita terbentuk---tentang bagaimana masyarakat dulu hidup, mempercayai sesuatu, dan meninggalkan jejaknya lewat batu-batu yang mereka dirikan.

Pesan untuk Pembaca

Jika kamu sedang atau akan berada di Tanggamus, tepatnya di daerah Talang Padang dan sekitarnya, sempatkan untuk mengunjungi Situs Batu Bedil. Tak perlu bayar tiket, tak perlu ribet. Cukup datang dengan rasa ingin tahu dan rasa hormat pada tempat bersejarah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun