Mohon tunggu...
Condro Wiyono
Condro Wiyono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Menilik Kembali Kesiapan Lima Industri Pionir dalam Menghadapi Industri 4.0

13 Mei 2019   22:48 Diperbarui: 13 Mei 2019   23:11 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia Industrial Summit 2018 digelar di Jakarta Convention Center Rabu, 4 April 2018. Sebuah acara yang diprakarsai oleh Kementerian Perindustrian dalam menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Dalam acara tersebut Kemenperin meluncurkan Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan mengenai strategi Indonesia dalam implementasi memasuki revolusi Industri 4.0. Acara dibuka oleh sambutan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. 

"Lima industri yang jadi fokus implementasi industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia," kata Jokowi saat membuka Indonesia Industrial Summit 2018. Menurutnya kelima industri tersebut industri paling siap dalam menyongsong revolusi Industri 4.0, dan diharapkan menjadi gerbang bagi industri lainnya untuk beradaptasi dengan Industri 4.0.

Setahun setelah inisiasi tersebut, gaung revolusi industri 4.0 masih sangat terdengar. Pertanyaan kemudian muncul mengenai kesiapan industri yang digadang-gadang menjadi pionir bagi industri lainnya dalam revolusi industri 4.0 di Indonesia. Apa kabar kesiapan kelima industri diatas saat ini dan strategi seperti apa yang diperlukan sehingga terjadi percepatan dalam menyongsong industri 4.0 khususnya untuk kelima industri tersebut.

Industri makanan dan minuman pada dasarnya sangat menguntungkan bagi Indonesia, industri ini pada tahun 2018 sukses mencatat nilai ekspor sampai 14,25 miliar dolar Amerika Serikat, menunjukkan tren pertumbuhan yang tinggi pula, sebesar 9,23 persen pada tahun 2017. Industri ini juga semakin subur dengan adanya perkembangan teknologi, yang mana merupakan akar dari revolusi industri 4.0, seperti fenomena media sosial, jasa pemesanan, sampai jasa pengantaran makanan dan minuman. 

Namun, industri ini sedikit menyimpan risiko tersendiri, karena kebanyakan industri ini berbentuk konvensional dan UMKM. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan beberapa hal, seperti 1) meningkatkan kemampuan dan keterampilan angkatan kerja di Indonesia dalam menggunakan teknologi internet of things, 2) pemanfaatan program E-smart IKM agar mampu menembus pasar ekspor, dan 3) memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia.

Industri tekstil di Indonesia sangat menjanjikan, namun sayang industri ini belum banyak memanfaatkan Industri 4.0. Implementasi industri 4.0 dalam industri tekstil saat ini terbatas pada lingkup manajemen perusahaan, belum sampai pada proses industri itu sendiri. Industri ini menjanjikan karena merupakan penyumbang devisa terbesar ketiga di Indonesia dengan nilai 2,54 miliar dolar AS. 

Terlepas dari itu, beberapa alternatif implementasi industri 4.0 di bidang tekstil berikut dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku di Indonesia, yaitu dengan pemanfaatan smart factory, yang mana mulai dari proses perancangan sampai dengan penjahitan. Proses perancangan dapat dibantu dengan menggunakan data-data tren pakaian yang kemudian akan secara otomatis akan menghasilkan desain dengan estetika yang tinggi. Lanjut ke proses pemotongan dan pembuatan pola-pola baju yang dapat di otomasi oleh komputer. Selanjutnya proses dilanjutkan dengan penggunaan robot untuk melakukan proses penjahitan.

Industri kimia juga dinilai sebagai salah satu industri yang siap untuk memasuki industri 4.0. Pada tahun 2017, industri kimia menyumbang PDB sebesar 236 triliun rupiah seperti yang diungkapkan oleh Menteri Perindustrian. Oleh sebab itu, industri ini diharapkan mampu bersaing dalam tingkat global, karena sektor ini cukup memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, serta sebagai pemenuhan bahan baku nasional. 

Pemanfaatan industri 4.0 diharapkan mampu untuk membuat industri kimia lebih efisien, inovatif, dan produktif. Strategi yang mampu dilakukan untuk menggenjot industri kimia menuju industri 4.0, diantaranya adalah 1) mendorong pembangunan produksi petrokimia dalam negeri sehingga Indonesia mampu mengurangi ketergantungan bahan baku impor, 2) membangun industri kimia dengan biaya kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya migas dan optimalisasi lokasi zona industri. 

Tidak hanya itu, pembangunan lokasi produksi kimia harus lebih dekat dengan lokasi ekstraksi gas alam sehingga mampu mengurangi biaya transaksi, 3) mendorong produktivitas melalui penelitian dan pengembangan teknologi, dan 4) mengembangkan kemampuan produksi kimia generasi berikut dalam produksi biofuel dan bioplastik industri.

Industri otomotif merupakan salah satu pilar penting manufaktur di Indonesia, karena banyak perusahaan otomotif yang membuka pabrik mereka di Indonesia. Di lain pihak Indonesia juga mendominasi penjualan mobil di Asia Tenggara.

 Menurut Kukuh Kumara dari GAKINDO, industri otomotif di Indonesia sudah mulai menerapkan industri 4.0, untuk menghasilkan produksi secara efektif dan efisien, juga transformasi dilakukan untuk mengurangi cacat produk karena industri ini juga sudah terhubung ke jaringan internet. Industri otomotif juga berkembang pesat akibat geliat dari teknologi yang berbasis internet dan IT, sehingga tak jarang industri ini menggunakan jasa bantuan pihak ketiga untuk membantu. Menurut Menperin salah satu yang dibutuhkan untuk memuluskan industri ini dalam memasuki industri 4.0 adalah kesiapan kompetensi tenaga kerja dalam penggunaan teknologi terkini.

Industri Elektronik pasti sangat berdampak dengan adanya revolusi industri 4.0. Indonesia menduduki peringkat 36 dari 100 negara dalam kategori daya saing industri teknologi. Pemerintah menyiapkan langkah untuk menyongsong industri ini, yakni dengan internet of things, 3D printing, human-machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta artificial intelligence. 

Perkembangan perluasan 4G diyakini turut mendorong semakin berkembangnya industri ini, saat ini 74% kabupaten di Indonesia sudah memiliki jaringan 4G. Pemerintah juga sukses menjalankan program Palapa Ring yang menghubungkan 440 kota dan kabupaten di Indonesia dengan jaringan serat optik dengan total panjang serat optik mencapai 36.000 kilometer. 

Adapun strategi lain yang disiapkan untuk mempercepat kesiapan industri ini dalam menghadapi industri 4.0 adalah 1) Mendorong institusi pendidikan untuk menciptakan lebih banyak tenaga kerja yang mahir dalam kelima teknologi utama dalam industri 4.0. Indonesia masih membutuhkan asupan satu juta tenaga kerja yang mahir dalam kelima teknologi industri 4.0 untuk sukses dalam menghadapi industri 4.0.    2) pemerintah juga meminta industri elektronik nasional dapat menggalakkan penggunaan teknologi digital (Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality) yang pada akhirnya dapat menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15%.

Penutup

Melihat kesiapan dari kelima industri yang digadang-gadang pemerintah sebagai pionir industri untuk masuk ke era industri 4.0, sudah cukup menunjukkan potensi yang besar. 

Salah satu pendorong utama implementasi Industri 4.0 adalah pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja dalam bidang teknologi, maka dari itu tulisan ini memberikan saran dalam hal peningkatan mutu pendidikan diantaranya; (1) kurikulum pendidikan diharapkan lebih berisi hal praktis dibandingkan teoritis; (2) Adanya lembaga pelatihan dengan materi pembelajaran yang berbasis teknologi yang disusun dengan melibatkan industri dan tidak hanya berbasis hard skill tetapi juga soft skill; (3) Adanya kerja sama antara institusi pendidikan tinggi berbasis teknologi dan sektor industri untuk pembelajaran terkait Industri 4.0 secara aplikatif yang dapat dijalankan dalam bentuk magang maupun pelatihan terkait lainnya.

Dengan kesiapan industri ditambah dengan kesiapan manusianya bukan tidak mungkin dalam waktu dekat semakin banyak industri di Indonesia yang sudah dan akan menerapkan kemudahan dan keefektifan yang ditawarkan oleh era industri 4.0.

Kontributor : Kelompok 3 - Studium Generale ITB Kelas 10 Tahun 2019.

Makalah lengkap dapat diakses melalui tautan berikut https://drive.google.com/file/d/1Dnl2SR15A4TZBdGc4rqdB--rgUy8uF3H/view

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun