Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Usaha yang Memberdayakan Sesama

29 Desember 2020   16:46 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:16 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkontribusi dan membangun negara bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah membuka usaha. Sumbangsih bagi negeri bisa dilakukan siapapun termasuk seorang wirausaha. 

Pertengahan Desember 2019. Siang itu di sebuah toko di area perumahan dengan spanduk bertuliskan House of Silver 999 penulis menjumpai Faishal Arifin. Pria itu menyambut penulis dengan ramah walaupun udara Kota Malang saat itu cukup terik. 

Faishal mengawali percakapan dengan mengisahkan kenangan satu dekade silam. Saat itu ia tengah menempuh pendidikan di Universitas Widyagama Malang. Faishal menjajal berbagai usaha, di antaranya berjualan ayam bakar menggunakan gerobak.

Faishal memilih usaha ayam bakar dilatari profesi sebelumnya sebagai peternak ayam. Sayangnya usahanya itu gulung tikar akibat wabah flu burung. “Semula saya pikir prospeknya bagus, ternyata perhitungan meleset,” kata Faishal.

Ayam yang tidak laku terjual selanjutnya digunakan sebagai modal usaha ayam bakar. Seiring berjalannya waktu usaha tersebut menampakkan hasil yang memuaskan. Faishal pun menambah menu mie ayam.

Awalnya area pemasaran usaha Faishal hanya di kawasan perumahan. Guna memperluas pasar Faishal terpikir untuk berjualan keliling menggunakan sepeda motor berikut gerobaknya.

Nahasnya suatu hari gerobak yang berisi ayam bakar itu terbakar. Angin kencang memporakporandakannya hingga hancur. “Saya bangkrut,” tutur Faishal.

Faishal yang saat itu telah lulus kuliah terpikir untuk mencari pekerjaan. Tidak mudah mendapatkan pekerjaan di Malang. “Saya dengar informasi bahwa mencari kerja di Kalimantan itu mudah. Saya tertarik,” kata Faishal.

Faishal Arifin boleh berbangga sebab tokonya pernah dikunjungi oleh tamu negara yang tergabung dalam misi perdamaian PBB. (foto dokumentasi pribadi)
Faishal Arifin boleh berbangga sebab tokonya pernah dikunjungi oleh tamu negara yang tergabung dalam misi perdamaian PBB. (foto dokumentasi pribadi)
Faishal dilema. Ia dihadapkan pada dua pilihan, sisa uang hasil berdagang akan digunakan untuk modal membuka usaha atau biaya mencari pekerjaan di Kalimantan. “Saya memilih berangkat ke Kalimantan. Gaji yang saya dapat nantinya bisa dipakai sebagai modal membuka usaha,” ujar Faishal.

Lagi-lagi Faishal harus menelan pil pahit. Tidak gampang mendapatkan pekerjaan di Kalimantan. Alhasil Faishal hanya menganggur.  “Saya ingin membuka usaha di sana tapi tidak punya modal,” kata Faishal.

Faishal memutuskan kembali ke Malang. Sebelumnya ia ingin mencari modal. Belakangan Faishal melihat banyak usaha perhiasan di Kalimantan. Apalagi pamannya bekerja sebagai penggosok batu permata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun