Mohon tunggu...
Juli Nugroho
Juli Nugroho Mohon Tunggu... Brand-Marketing-Service Excellence Professional.

Penggiat Literasi "AyoGemar Membaca". Penggiat Pelatihan PramugariCerdasAcademy Penggiat UMKM MitraSahabatBisnis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Perubahan Logo dan Dampaknya pada Brand

20 Mei 2025   08:38 Diperbarui: 22 Mei 2025   10:44 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya perubahan logo pada sebuah brand (Sumber: Pexels/Eva Bronzini) 

Menurut Mauro Porcini, Chief Design Officer PepsiCo, "We wanted to create something that nods to Pepsi's past but leaps boldly into the brand's next chapter" 

Menurut Brand Finance 2021, Pepsi yang memiliki nilai brand sebesar US$18,4 miliar, menempati posisi kedua setelah Coca-Cola di sektor minuman ringan. Konon, rebranding ini membantu Pepsi meningkatkan brand value sebesar 17% dari 2022 ke 2023. Perubahan ini menunjukkan respons positif pasar.

Logo baru diharapkan memperkuat asosiasi Pepsi sebagai sesuatu yang youthfull,  dinamis, fun, energik, serta inovatif, terutama bagi kalangan audiens muda dengan loyalitas pelanggan lama sambil menarik perhatian Gen Z.

2. Nokia: Melangkah Jauh dari Masa Lalu

Nokia, yang pernah menjadi raksasa ponsel, beralih fokus ke infrastruktur telekomunikasi setelah menjual divisi ponselnya ke Microsoft pada 2014. Pada 2023, Nokia meluncurkan logo baru untuk mencerminkan perubahan ke solusi teknologi B2B.

Logo baru ini menghapus font ikonik dan warna biru tua, digantikan dengan bentuk abstrak yang "lebih ringan dan dinamis" (Creative Bloq, 2023). 

Rebranding ini mencerminkan ambisi Nokia untuk "unleashing the exponential potential of networks." Namun logo baru ini menuai kritik karena dianggap sulit dibaca, dengan beberapa orang bercanda membacanya sebagai "AOCIA" atau "AOKN".

Logo baru berhasil memisahkan Nokia dari citra "ponsel jadul," tetapi kehilangan elemen nostalgia yang kuat di kalangan konsumen lama. Ini berdampak pada penurunan brand loyalty di segmen konsumen ritel. Harris Poll 2023 melaporkan peningkatan skor persepsi merek sebesar 10% di kalangan klien B2B.

Di sisi lain, fokus pada B2B meningkatkan persepsi modernitas di kalangan pelaku industri, yang penting untuk memperkuat brand equity di pasar jaringan. Namun, transisi ini masih membutuhkan waktu untuk membuktikan keberhasilannya. 

3. Jaguar: Dari Kemewahan Klasik ke Minimalisme Modern 

Jaguar, merek otomotif Inggris yang identik dengan kemewahan dan performa, menjalani Rebranding dengan tujuan menarik audiens yang lebih muda dan tech-savvy, sejalan dengan visi menjadi merek kendaraan listrik penuh pada 2025. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun