Mohon tunggu...
Citra Melati
Citra Melati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Bahasa Inggris, membaca dan menulis menjadi bagian dari hidup.

@cmelati86

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Itu Sederhana

31 Desember 2020   23:03 Diperbarui: 29 April 2021   06:52 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari kebahagiaan dari hal sederhana. | freepik.com

Terkadang kabahagiaan terusik karena keribetan buatan manusia sendiri, contoh hal tidak wajar atau berlebihan misalnya mau pergi ke warung sebelah masih bingung pake make up lengkap, maskara, nyocokin warna baju, sandal, sepatu, dll. atau merayakan hari raya umat beragama sering kali dirayakan dengan budaya beli barang konsumtif seperti banyak baju, yang akhirnya nyampah kain gombal ga kepake. 

Di sisi lain terkadang boros membuang uang dan menumpuk barang tidak terpakai, sedangkan masih banyk orang yang butuh makan, ga butuh baju.

Bahagia bukan bersenang senang diatas penderitaan orang lain atau merugikan orang lain. Bahagia adalah bebas mengekspresikan apa yang mengganjal di hati, bahagia adalah ketika dikelilingi banyak orang yang positif dan mencintai. Bahagia adalah hak kita dipenuhi setelah memenuhi kewajiban. Bahagia adalah menjadi manusia bebas dan merdeka. Bahagia adalah kita bisa makan enak dan sehat, beribadah khusuk, serta punya tempat berlindung yang nyaman.

Tuhan sudah memberikan karunia Nya melalui alam yang mengayomi dan menghidupi kita. Itu semua murah bahkan gratis. Jadilah, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan. Tapi kenyataannya sekarang banyak orang kelaparan dan miskin. 

Bagaimana tidak, air yang mulanya bersih jadi kotor dan tercemar karena pembangunan industri yang tidak selaras alam. Maka kita perlu mengeluarkan biaya yang sudah tidak gratis lagi untuk minum air bersih, kalau tidak mau sakit karena minum air yang sudah kotor. Ketika memenuhi kebutuhan hidup seperti air minum bersih saja, sudah tidak menjadi sederhana dan terkadang menjadi barang mewah.

Bagaimana bisa bahagia jika makan saja susah? Bagaimana bisa bahagia jika hak dasar manusia telah direnggut oleh kaum penindas? Bahagia adalah ketenangan secara lahir batin dipenuhi. Dimana saat ini, kebutuhan dasar dan bahan pangan sehat serba mahal.

Kita bisa makan dan minum cukup, makanan yang sehat, air yang bersih, menghirup udara segar, punya tempat berteduh, selaras dengan alam, hal tersebut adalah bentuk perwujudan rasa syukur manusia untuk menjaga alam sebagai makhluk khalifah di bumi. Kita ambil hasil bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita pun juga harus merawatnya. Semua terkoneksi dan kembali ke asal. 

Berbagi kebahagiaan dengan lingkungan. Merawat, menyiram, memangkas tanaman. Kebahagiaan itu perlu maintenance (perawatan) agar tidak layu dan mati. Kebahagiaan tidak akan muncul jika tidak diciptakan. Dengan merawat kita telah memelihara kebahagiaan. 

Sebagian besar orang desa yang jauh dari modernisasi, mereka begitu bahagia dengan kesederhanaan. Air sawah yang masih bening, bisa untuk cuci muka sekarang penuh dengan sampah plastik. 

Dulu jaman nenek kita, sampah yang berbahan alam seperti daun pisang, kulit jagung, atau sisa makanan dibuang ke tanah dimakan sama ayam. Apa yang dilakukan tidak merusak bumi, maka bumi akan baik, manusia pun jadi sehat. Sehat secara lahir dan batin. Bukankah itu semua sederhana? Kenapa sekarang menjadi rumit?

Kebahagiaan tercipta apabila yang kuat membela yang lemah, bukan menindas. Yang pandai mengajari yang bodoh bukan menggurui atau minteri. Disitulah penyebab terusiknya ketentraman dan kedamaian kemaslahatan hidup manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun