Mohon tunggu...
Clement Darielle Tjhang
Clement Darielle Tjhang Mohon Tunggu... Pelajar

Saya adalah seorang pelajar yang gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Cerita Nelson Mandela, Sosok Pelawan Apartheid

24 Mei 2025   06:43 Diperbarui: 24 Mei 2025   06:43 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nelson mandela adalah seorang tokoh dari Afrika Selatan yang dikenal sebagai seorang aktivis hak-hak sipil dan politik di Afrika Selatan. Nelson Mandela menjadi figur yang terkenal setelah perannya dalam melawan sistem apartheid di Afrika Selatan dan menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan. Ia juga merupakan presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999. Pencapaian Nelson Mandela tidak hanya sampai disitu saja, tetapi ia juga meraih banyak penghargaan, salah satunya adalah penghargaan  nobel perdamaian pada tahun 1993.

Dari awal kehidupannya, Nelson Mandela merupakan seseorang yang pemberontak. Ia merupakan orang pertama dalam keluarganya untuk mengikuti pendidikan formal. Bahkan, karena aksi pemberontakannya, ia sempat dikeluarkan dari sebuah universitas karena aksinya terhadap institusi tersebut. Walau begitu, ia tetap memilih untuk belajar hukum. Selama kehidupannya, ia sering mengikuti dan belajar di universitas, walaupun seringkali tidak tamat sampai lulus. 

Perjuangan Nelson Mandela terhadap apartheid berawal dari saat ia mengikuti ANC(African National Congress) yang adalah sebuah partai yang berfokus pada melestarikan HAM. Apartheid merupakan sebuah situasi sosial yang memisahkan status sosial berdasarkan ras. Sistem ini didasari oleh pemikiran-pemikiran yang rasis. Oleh karena itu, Nelson Mandela berjuang melawan hal ini. Setelah sistem ini diterapkan, Nelson Mandela seringkali terlibat dalam aktivitas protes terhadap sistem ini. Aktivitas ini awalnya ia lakukan tanpa kekerasan, tetapi akhirnya juga menggunakan kekerasan.  Ia pun memperjuangkan hukum bagi orang-orang berkulit hitam menggunakan ilmu hukum yang ia pelajari. 

Ia menemukan bahwa perjuangan tanpa kekerasan akan berjalan sia-sia. Oleh karena itu, Ia menemukan sebuah militer yang bernama Umkhonto we Sizwe.  Setelah itu, ia masuk penjara selama 27 tahun. Selain itu, Ia juga melakukan mengorganisir Kongres Rakyat di mana ribuan orang dari seluruh negeri berkumpul untuk menyusun Freedom Charter. Dokumen ini semakin memperkuat posisi ANC sebagai ancaman serius terhadap rezim apartheid. 

Lalu, Nelson Mandela dibebaskan dari penjara oleh presiden. Namun, perjuangannya tidak berakhir sampai disitu saja. Sebagai presiden, ia masih berjuang melawan Apartheid sampai akhir. Upaya Mandela dalam mempersatukan bangsa Afrika Selatan sungguh besar.   Ia memimpin proses rekonsiliasi nasional, mendorong semua warga Afrika Selatan untuk bekerja sama melawan pelanggaran HAM yang terjadi. Ia juga mendirikan Truth and Reconciliation Commission yang membantu dalam melakukan penyelidikan tentang pelanggaran HAM yang terjadi. TRC ini membantu membahas dampak berkelanjutan dari sekolah asrama terhadap korban dan keluarga mereka. 

Ia membantu melakukan negosiasi terhadap Apartheid dan pada akhirnya, Ia meniadakan Population Registration Act yang merupakan aturan yang membeda-bedakan hak orang lain. Dengan ini, sistem Apartheid sudah tidak lagi merajalela di Afrika Selatan. Di akhir hidupnya dan saat ia sudah selesai masanya menjabat sebagai presiden, ia bergerak untuk membantu memerangi HIV/AIDS dan masih terus mempromosikan hak asasi manusia. 

Nelson Mandela memiliki resiko yang sangat berat dalam melakukan aktivitas ini. Dalam upayanya memperjuangkan hak-hak orang berkulit hitam, ia seringkali menjadi incaran pemerintah. Akhirnya, ia seringkali dipenjara karena tindakan-tindakannya. Risiko yang dihadapi sangat tinggi sampai ia hampir mendapatkan hukuman mati dan bahkan sempat mendapatkan hukuman seumur hidup. Ia sempat menghabiskan waktu 27 tahun di penjara karena tindakannya dalam menyusun protes melawan apartheid. Walau dihadapi banyak tantangan, ia tetap teguh dengan pemikiran-pemikirannya dan selalu berjuang demi keadilan. 

Di akhir kehidupannya, ia dikenal sebagai figur aktivis yang terkenal dalam memperjuangkan keadilan. Sayangnya, Ia meninggal di rumah pada 5 Desember 2013 akibat dari penyakit pernafasan yang ia derita. Ia meninggal karena infeksi paru-paru yang kemungkinan besar ditimbulkan akibat waktunya di penjara. Maka, di akhir kehidupannya, Ia sering pergi ke rumah sakit di akhir hidupnya karena penyakit ini.  Saat ia meninggal, pemerintah menetapkan hari tersebut sebagai hari berkabung nasional. Pemakamannya pun dihadiri oleh banyak anggota pemerintah Afrika. Wafatnya Nelson Mandela sebagai figur yang melawan apartheid juga disambut dengan duka oleh banyak negara. Bahkan, pemakamannya dihadiri oleh lebih dari 100 kepala negara. Akhirnya, sekarang, pemerintah menetapkan Mandela Day, pada tanggal 18 Juli untuk memperingati Nelson Mandela. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun