Mohon tunggu...
Claudia Tiara Aji
Claudia Tiara Aji Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menghubungkan Teori Bahasa dengan Estetika Sastra melalui Stilistika

27 September 2025   10:41 Diperbarui: 27 September 2025   10:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pengertian Stilistika

Stilistika atau ilmu gaya bahasa adalah cabang linguistik yang mempelajari cara bahasa digunakan, terutama dalam karya sastra. Istilah ini berasal dari kata style yang berarti "gaya". Fokus kajian stilistika meliputi pemilihan kata, struktur kalimat, majas, citraan, hingga pola bunyi. Tujuannya bukan hanya memahami isi teks, tetapi juga mengungkap keindahan dan ciri khas bahasa yang dipakai penulis.

Para ahli memberikan pandangan beragam. Kridalaksana menekankan nilai estetis, Keraf melihat keindahan sekaligus fungsi bahasa, Tarigan menyebutnya sebagai ilmu variasi gaya bahasa, sementara Wellek dan Warren memandangnya sebagai jembatan antara bahasa dan seni sastra. Leech, Short, serta Abrams lebih menyoroti hubungan antara bentuk bahasa, fungsi artistik, dan keunikan gaya pengarang.

Dalam konteks pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, stilistika berperan penting untuk melatih kepekaan mahasiswa dalam membaca dan menulis. Kajian ini membantu pembelajar melihat bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai sarana artistik yang menciptakan makna dan nilai estetis dalam teks.

Singkatnya, stilistika adalah kajian tentang gaya bahasa yang mengungkap fungsi, makna, serta keindahan bahasa, sekaligus menjadi sarana penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra.

Ruang Lingkup Stilistika

Stilistika memiliki ruang lingkup yang luas karena membicarakan bahasa dari berbagai tataran. Secara umum, hal yang dikaji meliputi:


Fonologi bunyi, rima, dan ritme.
Morfologi bentuk kata dan imbuhan.
Sintaksis struktur dan susunan kalimat.
Leksikal pilihan kata atau diksi.
Semantik makna denotatif, konotatif, hingga simbolis.
Retorika gaya bahasa dan majas.


Dalam kajian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, ruang lingkup ini membantu mahasiswa memahami karya sastra tidak hanya dari isi ceritanya, tetapi juga dari keindahan dan kekhasan bahasa yang digunakan penulis.

Singkatnya, stilistika mengkaji gaya bahasa dari bunyi hingga makna untuk mengungkap fungsi, estetika, dan ciri khas dalam suatu teks.

Hubungan Stilistika dengan Linguistik dan Sastra

Stilistika sering dipahami sebagai jembatan antara ilmu bahasa (linguistik) dan seni (sastra). Sebagai cabang linguistik, stilistika memanfaatkan teori kebahasaan---mulai dari bunyi (fonologi), pembentukan kata (morfologi), susunan kalimat (sintaksis), sampai makna (semantik)---untuk menganalisis teks, khususnya karya sastra. Dengan pendekatan ini, gaya bahasa tidak hanya dilihat sebagai hiasan, melainkan sebagai bagian penting yang membangun makna.

Dari sisi linguistik, stilistika membantu memberi dasar analisis yang lebih sistematis. Misalnya, kita bisa menjelaskan mengapa seorang pengarang memilih kata tertentu, bagaimana pola kalimatnya dibentuk, atau efek bunyi yang dihasilkan dari pilihan diksi dan rima. Hal ini membuat kajian gaya bahasa tidak hanya bersifat subjektif, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Sementara itu, dari sisi sastra, stilistika membuka cara pandang baru dalam memahami teks. Analisis gaya bahasa memungkinkan kita menemukan keunikan pengarang, suasana yang dibangun, hingga pesan yang tersembunyi di balik struktur bahasa. Contohnya, majas repetisi bisa menciptakan penekanan, inversi dapat memberi efek dramatis, dan pemilihan diksi tertentu mampu menegaskan identitas tokoh maupun suasana cerita.

Dengan demikian, hubungan stilistika dengan linguistik dan sastra dapat dilihat sebagai keterpaduan: linguistik menyediakan perangkat analisis, sementara sastra menyediakan objek yang kaya akan variasi gaya. Keduanya bersatu melalui stilistika untuk menyingkap bagaimana bahasa bekerja bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai medium estetik yang memengaruhi cara kita memahami karya sastra.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun