Mohon tunggu...
Ciu Cahyono
Ciu Cahyono Mohon Tunggu... -

writer; ballad, song

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat dari Blora

8 Juni 2014   18:23 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:42 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[[Bagaimana tanggapan capres dari PDIP Jokowi terkait tragedi yang akhirnya memantik kemarahan mahasiswa dan rakyat sehingga menimbulkan kerusuhan massal itu? "12 Mei? Memangnya ngapain 12 Mei?" ucap Jokowi di sebuah restoran di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Senin (12/5/2014).

Setelah dijelaskan apa yang terjadi pada 16 tahun lalu, Jokowi pun baru tanggap. Ia berjanji bila dirinya menjadi presiden akan menuntaskan kasus tersebut seluruhnya.

"Ya mestinya semua dituntaskan. Artinya, di selesaikan dong semuanya," kata Jokowi.

Lalu, apa langkah Jokowi untuk menyelesaikan kasus tersebut, mengingat peristiwa tersebut diduga melibatkan para purnawirawan Jenderal yang sampai saat ini masih eksis di dunia politik? Mantan Walikota Solo itu tak menjelaskan lebih rinci.

"Ya diselesaikan, pokoknya diselesaikan. Orangnya bisa dicari, di mana? Diselesaikan," tukas Jokowi.]]

Tidak hanya itu, ketika ditanya apakah dia akan mencari Wiji Tukul dan bagaimana caranya, dia menjawab dengan begitu mudah: "Ya, harus dicari. Dicari."

Ya Tuhan! Betapa hebat ini olang belnama Jokowi! jangan-jangan begitulah kata Wiji Tukul dari tempatnya yang entah di mana.

Akhirnya, saya hanya mampu mengingatkan pada diri saya sendiri, bahwa Indonesia tidak hanya berumur 5 tahun ke depan. Setelahnya, masih ada hari-hari panjang yang melelahkan. Hari-hari panjang saat generasi selanjutnya mengembleng diri sebelum muncul sebagai sosok pemimpin yang sebenarnya, dan sama sekali bukan sosok pemimpin yang jadi-jadian.

Lantas apa yang bisa saya perbuat untuk negeri ini mengingat saya bukan siapa-siapa? Tepat di hari ketika Jokowi dicapreskan pada bulan Maret yang lalu, saya bertekad bulat untuk tidak memilihnya. Memilih Jokowi sama halnya saya mengajari anak-cucu saya menjadi sosok calon pemimpin yang mudah berjanji mudah mengingkari dan tidak mau mendengar saran serta kritik!

Saya tutup tulisan ini dengan hasil perenungan sederhana tadi pagi: Kebohongan seorang kepala desa akan menyakiti tanah-air-udara beserta manusia satu desa. Kebohongan seorang bupati akan menyakiti tanah-air-udara beserta manusia satu kabupaten. Kebohongan seorang gubernur akan menyakiti tanah-air-udara beserta manusia satu provinsi. Dan kebohongan seorang presiden tidak hanya akan meluluhlantakkan seisi negeri, tapi juga menenggelamkan setiap generasinya.

Salam. Rahayu.

Ciu Cahyono
Blora, 8 Juni 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun