Mohon tunggu...
Citra Rahmah Putri
Citra Rahmah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Khusus UNJ17 I Muslimah I.

Bismillahirrahmanirrahim. Suka membaca, dan mendengarkan banyak hal. Sedang belajar menyukai dan mencukupi kebutuhan menulis, Individu yang mencoba membiasakan menyukai Perpustakaan; yang mencoba menerima Kenyataan dan Memulai Rutinitas baru. Ingin terus Belajar Banyak Hal dari orang-orang Baik.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi 'dengan Pujian Bukan Kemarahan (Rahasia Pendidikan di Negeri Sakura)' Karya Nesia Andriana Arif

1 Agustus 2022   18:00 Diperbarui: 2 Agustus 2022   10:27 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses hingga dinyatakan sebagai kodomo 110 juga ada seleksinya. Jadi, tidak sembarang saja. Terlepas dari kebiasaan apatis di atas, ada aspek respect terhadap perlindungan anak-anak yang aku tangkap pada budaya Jepang. lengkapnya penjelasan tentang kodomo 110 adalah istilah untuk titik-titik yang bisa dijadikan anak-anak sebagai tempat berlindung dari bahaya yang tiba-tiba datang mengancam. Misalnya Orang jahat, ataupun karena kelelahan atau tersasar di jalan. Penduduk biasa yang mendapat kepercayaan Pemerintah Jepang akan diberikan stiiker di depan rumah mereka.

Mungkin bisa di asimilasi, atau dijadikan refleksi bagi kita semua untuk lebih peduli lagi akan kejahatan yang menimpah anak-anak, serta orang-orang ‘lemah fisik; misalnya perempuan, atau anak laki-laki yang masih kecil, lansia. Ingat, semua bisa jadi korban tidak hanya mencakup umur tertentu atau jenis kelamin tertentu.

Sebelumnya kita membahas budaya yang positif, sekarang budaya negatif. 

Pada umumnya, selain budaya kankei-nai, juga ada budaya Bernama jisatsu (bunuh diri). DI Jepang ada istilah jisatsu (bunuh diri).

Istilah ini bermula dari sejarah para samurai di Jepang yang memiliki jiwa pejuang atau patriotri, yang apabila samurai kalah perang maka, mereka akan menebas perutnya. Hanya saja gaya bunuh diri zaman sekarang berbeda, seperti menabrakan diri ke kereta, minum racun, menggantung diri,dll.

Kasus seperti Kato Tomohiro (25) seorang penduduk Shizouka, tempatnya tiga jam dari Tokyo. Tomohiro sengaja menabrakan truk Isuzu Elf seberat 2 ton dalam jarak 159 km dari Kota Susano, Provinsi Shizuoka pada kerumunan orang-orang di Akihabara (tempat wisata). Ia mengumumkan rencanya ke internet H-20 Menit sebelu kejadian. Asut punya usut, motif pelaku disebabkan karena pelaku hanya ingin mendapat kepedulian yang tidak pernah ia dapatkan. Diperkuat dengan ucapannya;


 “Jika ada orang yang mau ngehentikan aksi ‘tidak masuk akal’ dia maka, ia akan berhenti, tapi sayang budaya kankei-nai,  begitu melekat-erat seperti jiwa dengan raga pada masyarakat Jepang.

Menurutku, kita harus tahu garis kapan kita perlu cuek, dan harus PEDULI pada lingkungan kita. Ya kalau cuek dengan kritikan yang tidak bermaksud membangun, ya tinggalkan atau cuek saja, tapi jangan separah itu juga cuek hingga seperti halnya kankei-nai, misal, masa tetangga kos sakit engga tahu, atau ada kabar tetangga meninggal engga tahu. Itulah pentingnya mengambil peran di Masyarakat.

Demikianlah,  Tindakan bunuh diri menurutku, juga bukan terjadi karena lemah ”mental” saja, tapi lemah iman, karena setahu ku Negara Jepang masih termasuk negara yang kurang kepercayaan akan tuhan. Diperkuat dengan jiwa individualis, motto Jepang yang kankei-nai tersebut.  Kurangnya percaya akan adanya tuhan dan ajaran agama sehingga jalan pintas yang dipilih hanya bunuh diri. Padahal sejatinya itu tidak menyelesaikan masalah malah menambah masalah bagi keluarga yang ditinggalkan almarhum atau almarhm sendiri saat menghadap Allah nanti.

Beberapa hari lalu aku ikut kajian offline tentang gaya hidup ala Al Quran, di kajian tersebut dibahas sekilas bahwa hukuman yang tuhan yaitu allah pada orang yang bunuh diri adalah akan dilihatkan padanya dan orang banyak di Padang Mahsyar nanti . Bagaimana cara dia mati, aib nya akan dibuka sejelas-jelasnya, dan akan dihukum berubah pengulangan terus menerus padanya caranya mati didunia fana dulu. Kita harus berterima kasih pada Allah, selama di dunia fan aini begitu baik menutupi AIb-aib kita.

Sebelum kamu mengambil keputusan yang akan kamu seseli ini, coba ingat kembali jiwa mu, tubuh mu adalah hal yang dibagi-NYA. Tidak sepantasnya kamu ‘merusak atau mendzolimi“ jiwa dan tubuh yang tuhan bagi padamu. Sungguh, dia pencipta-mu akan marah, dan kecewa dengan keputusan sepihakmu. Itulah mengapa aku juga menyakini hukuman dari tuhan bagi orang yang bunuh diri sebagai yang dijelaskan di atas. Jangan kecewakan tuhanmu dengan keputusan itu, Walau seperti manusia didunia ini tidak menginginkan kamu ’bernafas’, atau ‘julid’ atau tidak peduli pada masalah hidup kamu, bukan berarti hidup kamu tidak berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun