Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Solo Traveling: Tokyo

11 Oktober 2011   06:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jam 11, saya dan teman saya akhirnya memutuskan untuk pulang. Makasih ya temaaan =)

Selasa, 4 Oktober 2011

Hari ini sama seperti sebelumnya, full-day conference, dan gala dinner di Tokyo Kaikan sampai jam 9 malam. Pulangnya saya sudah capek jadi saya tidak kemana-mana. Maklum, tidak biasa menggunakan sepatu hak tinggi. Hihihi. Resepsionis hotel sampai bisa menebak dengan tepat begitu saya sampai di hotel dengan muka kusut. "Must be the high heels, right?", begitu katanya. Saya hanya tersenyum dan buru-buru duduk di lobi, mengistirahatkan kaki.

Rabu, 5 Oktober 2011

Karena sesi yang ingin saya datangi dimulai siang hari, paginya saya sempatkan pergi ke Odaiba (Daiba). Odaiba adalah pulau buatan di Tokyo Bay, yang dulunya digunakan untuk pertahanan, namun sekarang menjadi pusat bisnis dan komersial. Kenap Odaiba? Karena di sana kita bisa melihat patung Liberty dan Rainbrow Bridge, salah satu suspension bridge yang mirip dengan Golden Gate di California. Sayang memang hari itu hujan, tapi tetap tidak membuat saya tidak bersemangat untuk ke Odaiba.

(Liberty Statue and Rainbow Bridge)


Setelah jalan-jalan sebentar dan membeli oleh-oleh, saya kembali ke hotel lalu ke tempat konferensi lagi, karena itu juga hari terakhir sesi (besoknya masih ada technical tour tapi saya tidak mendaftar untuk ikut). Kembali dari konferensi sekitar jam 6, saya ngelayap ke Shinjuku. Hehe. Di sini juga saya kesasar lagi. Duh. Tapi wajar lah ya karena Shinjuku ini katanya the busiest train station in the world.

Shinjuku ini shopping district dengan banyak mall dan department store. Saya cuma window shopping saja sih, semua barang MAHAL di Tokyo! Serius.

Ngomong-ngomong soal mahal, 5 hari di Tokyo saya menghabiskan uang 5,000 yen untuk transport dengan subway saja (tidak terhitung naik bus dari dan ke airport). Itu sekitar 500.000 rupiah. Tarif subway termurah adalah 160 yen (setara dengan 64 NTD), padahal tarif subway termahal di Taipei adalah 65 NTD. Makanan di 7-11 yang kalau di Taipei harganya 50-60 NTD, di Tokyo rata-rata 400-500 yen (160-200 NTD). Cenut-cenut kepala saya di sana. Hehe. Semua mahaaaal.

Kamis, 6 Oktober 2011

Hari itu pesawat saya dijadwalkan terbang jam 6.35 dari Haneda, jadi paginya saya keluyuran ke Tokyo Tower dan Harajuku. Tokyo Tower ini merupakan tiruan dari menara Eiffel di Paris, yang dicat putih dan oranye. Tingginya 332,5 meter (masih lebih tinggi Taipei 101: 509 m), dan merupakan bangunan untuk observasi dan sistem komunikasi). Lebih mengesankan daripada N Seoul Tower. Saya membeli tiket observatori dan naik sampai ketinggian 150 m. Observatori 360 derajat ini menyajikan pemandangan downtown Tokyo termasuk Tokyo Bay dan Gunung Fuji di kejauhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun