Mohon tunggu...
Cirumbu
Cirumbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengulas yang bisa diulas

Hidup adalah “SENDAl gURAUn” belaka, biar tidak terlalu kepanasan saat berjalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudah Naik, Pake Rok Mini

7 November 2012   03:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:50 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan sinetron di Indonesia tidak lepas dari maraknya kepopuleran dan persaingan televisi swasta. Institusi tersebut hadir dan memberi warna atas kepopuleran dunia perfilman melalui Bioskop. Kemandirian financial, kebergantungan kepada mekanisme pasar, dan otonominya turut serta menentukan jenis dan bentuk siaran TV Swasta. Perkawinan menarik antara proses komersialisasi hiburan dan informasi membuat semakin komplek dan menggairahkan perkembangan sinetron di Indonesia.

Berawal dari salinan opera sabun Holliwood atau Amerika Latin yang dibuat oleh rumah produksi di Jakarta, sinetron lokal mulai tumbuh. Bahkan berdasarkan AGB Nielsen Media Research menyebutkan sinetron adalah jenis tayangan yang paling banyak disiarkan dan ditonton oleh masyarakat Indonesia. Cerita yang menggambarkan kehidupan dan cita cinta tersebut memang member kesan mendalam dibandingkan berita dan siaran komersial. Sebut saja seperti sinetron “Tersanjung” dan “Si Doel Anak Sekolah” tanyang beberapa episode karena ratting yang positif.

Kepopuleran sinetron masih menjadi daya tarik pengelola media untuk meningkatkan ratting. Kondisi tersebut tentu tidak beralasan, sebabiklan masih menjadi urat nadi industri media. Kreatifitas sangat diperlukan untuk mengolah sinetron agar mudah diterima publik. Pendekatan pada kehidupan konsumen tentu menjadi salah satu perhitungan. Alhasil, inovasi dalam perkembangan sinetron lahir seperti kita kenal dengan istilah FTV. Menurut Wikipedia, FTV adalah jenis film yang diproduksi untuk televisi yang dibuat oleh stasiun televisi ataupun rumah produksi berdurasi 120 menit sampai 180 menit dengan tema yang beragam seperti remaja, tragedi kehidupan, cinta dan agama. Awal mula muncul di Amerika pada 1957 dengan judul The Pied Piper of Hamelin. Film Televisi mulai banyak diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1995 yang dipelopori oleh SCTV. Seperti tak mau kalah, TV swasta lainnya pun turut meniru dan menayangkannya di waktu primetime .

Mudah diterimanya Film Televisi di hati masyarakat tentu berkaitan dengan konten yang diangkat, Romantisme, canda, epic, dan kesedihan berbaur begitu hanyut seperti lantunan melodi. Bahkan tidak hanya itu, eksotisme, ketampanan dan kecantikan pemain juga menjadi daya tarik luar biasa. Dapat dibuktikan dengan maraknya artis dan actor berparas cantik dengan kulit mulus putih bersinar. Tak hanya itu, ironisnya balutan romatisme epic tersebut tidak pernah luput dari penggunaan Rok Mini.

Secara alur cerita, film televisi sangat menginspirasi dan menarik. Banyak nilai-nilai positif muncul dan membangkitkan kembali semangat positivisme. Sayannya nilai dalam alur cerita terkadang tidak diimbangi dengan visualisasi positif. Misalnya, film televise yang mengangkat cerita anak SMA, pemeran film tersebut menggunakan seragam sekolah yang sangat menimbulkan persepsi negatif seperti penggunaan rok mini di atas lutut, seragam yang dikeluarkan hingga baju jungkis yang membentuk tubuh. Tak hanya itu, dalam sinetron keagamaan pun, bentuk kemesraan begitu ditonjolkan dengan mudah setiap individu berpelukan dan sebagainya.

Kondisi tersebut tentu perlu diperhatikan jika moral sebagai bangsa ketimuran masih dijungjung tinggi. Mengingat media termasuk salah satu dari institusi yang turut berperan dalam perkembangan nilai dan norma cultural tradisional bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun