Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Manajemen Partisipatoris Perlu Dilakukan dalam Menyusun Visi dan Misi Sekolah?

21 Maret 2022   14:33 Diperbarui: 26 Maret 2022   02:17 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diskusi guru.| Sumber: Dokumentasi Tanoto Foundation via Kompas.com

Salah satu peran satuan pendidikan dalam konsep Kurikulum Merdeka adalah menyusun visi dan misi sekolah. Visi dan misi sekolah adalah cermin kondisi dan arah lembaga tersebut. Sebab visi dan misi mejadi pijakan utama mewujudkan cita-cita ideal yang ingin dicapai. 

Mengingat visi dan misi adalah hal yang prinsip, maka penyusunan visi dan misi harus adaptif dengan tantangan yang dihadapi. Selain itu juga harus didasarkan pada kondisi riil yang ada di masing-masing satuan pendidikan. Apabila tidak, maka visi dan misi yang ada hanya bersifat formalitas dan slogan semata.

Oleh sebab itu kiranya perlu diterapkan manajemen yang efektif guna menyusun visi dan misi sekolah yang realistik dan visioner. Langkah opsional yang bisa dilakukan adalah manajemen "partisipatoris". 

Konsep dasar manajemen partisipatoris adalah melibatkan semua komponen yang ada di sekolah secara sungguh-sungguh. Asumsi yang harus dibangun bahwa sekolah adalah "rumah bersama" semua komponen yang ada di sekolah. Sehingga peran sertanya sangat dibutuhkan guna merancang dan menjalankan visi dan misi sekolah. 

Realitanya, visi dan misi sekolah tidak semua disusun berdasar prosedur yang semestinya. Sehingga ditemukan misi tidak relvan dengan visi yang disusun. Bahkan sterdapat rumusan misi yang tidak ada sangkut pautnya dengan visi yang sudah dirumuskan.

Di lapangan juga ditemukan visi dan misi sekolah disusun secara latah mengikuti konsep sekolah lain. Padahal kondisi masing-masing sekolah tidak sama, baik dari segi sarana prasarana maupun kesiapan sumber daya manusia yang ada.

Sumber:https://www.nesabamedia.com
Sumber:https://www.nesabamedia.com

Selain itu visi dan misi semestinya disusun sesuai tantangan riil yang dihadapi. Realitanya masih ditemukan sekolah menyusun visi dan misi sekadar memenuhi kebutuhan administratif. 

Langkah partispatoris ditinggalkan dengan dalih memerlukan waktu lama dan berbelit-belit. Padahal tantangan yang dihadapi sekolah makin kompleks sehingga memerlukan kerja tim, bukan sekadar perwakilan.

Seperti diketahui Abad 21 telah memberikan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Abad 21 yang ditandai proses digitalisasi telah memengaruhi berbagai sektor dan bidang kehidupan masyarakat (khususnya di lembaga pendidikan). 

Fenomena digitalisasi secara berangsur telah menggeser (bahkan pada saatnya bisa menggusur) peran manusia sebagai pelaku perubahan secara masal.

Proses digitalisasi sebagai salah satu fenomena perubahan sosial yang tidak hanya membawa dampak positip namun juga membawa dampak negatip bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Maka dalam Kurikulum Merdeka ditekankan adanya Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 (enam) hal.

Menghadapi kondisi tersebut segenap komponen dunia pendidikan telah digiring dalam menghadapi tantangan abad 21. Kebijakan Kementerian Pendidikan sebagai poros terdepan dalam merespon fenomena tersebut juga sudah mengantisipasi dengan berbagai program yang dicanangkan, salah satunya adalah dicanangkannya Kurikulum Merdeka.

Pendek kata pendidikan pada abad 21 harus dapat menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, memiliki keterampilan menggunakan dan memanfaatkan teknologi dan media informasi, dapat bekerja dan bertahan dengan menggunakan kecakapan hidup (life skill) dengan tetap bersandar pada nilai-nilai kearifan lokal serta nilai-nilai luhur Pancasila.

Oleh sebab itu untuk menghadapi tantangan tersebut tentunya sekolah yang menjadi bagian tingkat bawah mempunyai peran penting dalam mewujudkan cita-cita ideal tersebut. 

Langkah awal dan terpenting dalam mewujudkan cita-cita ideal tersebut adalah menyusun visi dan misi sekolah yang bersandar pada nilai kearifan lokal, Ideologi Pancasila dan adaptip terhadap tantangan abad 21. Sebab melalui visi dan misi tersebut sekolah dapat mengetahui langkah secara bertahap guna mencapai cita-cita ideal tersebut secara bersama-sama.

Beberapa langkah penting dalam menyusun Visi dan Misi Sekolah

1. Memahami isi Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menjadi bahan utama dalam menyusun visi dan misi sekolah. SKL merupakan gambaran output dan outcome yang diharapkan dari proses pendidikan di setiap satuan pendidikan.

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan

Berdasar pada tujuan tersebut Kemendikbud pada tahun 2016 menetapkan SKL sebagai berikut:

Sumber: SKL Permendikbud No 20 tahun 2016
Sumber: SKL Permendikbud No 20 tahun 2016

Berdasar paparan tersebut dapat diketahui terdapat tiga ranah capaian SKL yaitu afektif, kognitif dan psikomotor/keterampilan. Masing-masing domain mempunyai rincian capaian ideal yang harus diwujudkan.

Mengingat aspek yang dipaparkan kompleks, maka sekolah dapat menyusun visi dan misi yang disesuaikan dengan kondisi riil masing-masing sekolah. Aspek-aspek apa saja yang terdapat pada SKL yang dapat dikembangkan oleh sekolah? 

Aspek-aspek yang disepakati sekolah sesuai kondisi riil dan kegiatan yang diangkat sebagai branding sekolah tersebut.

2. Mengidentifikasi kondisi riil sekolah

Kondisi riil sekolah meliputi persebaran kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan serta aspek pendukung lain baik sarana prasarana maupun kultur sekolah. Misalnya kemampuan literasi, jiwa entreprenuship, seni, dan budaya, dll. Hasil identifikasi akan menjadi bahan penting dalam menyusun visi dan misi sekolah.

3. Memahami nilai-nilai kearifan lokal maupun tata nilai global yang sedang berkembang

Setiap sekolah tentu berada di dalam lingkungan sosial-budaya yang ada di masyarakat. Selain itu sekolah juga selalu berada dalam tantangan nilai-nilai global yang sedang berkembang. Kondisi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan dalam menyusun visi dan misi sekolah.

4. Menyusun Visi

Visi disusun berdasar beberapa pertimbangan di atas. Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Jadi visi merupakan rancangan cita-cita ideal satuan pendidikan yang bersifat global.

5. Menyusun Analisis Visi

Setelah rumusan visi perlu kiranya dibuat analisis tentang visi yang berisi tentang penjabaran visi yang telah disusun. Contoh visi sekolah: "Unggul dalam proses, berkarakter, religius, cakap berbahasa Inggris, mempunyai kompetensi menghafal Al Qur'an."

Visi tersebut dapat dianalisis dengan langkah sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

6. Merumuskan Misi

Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Rumusan misi satuan pendidikan disusun berdasar pada hasil analisis visi. Mengapa? Agar misi yang dirumuskan sistematis, detail, dan sesuai dengan rumusan visi sekolah.

Berdasarkan analisis visi di atas maka misi sekolah dapat disusun sebagai berikut:

a) Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan partisipatif

b) Mewujudkan proses pembelajaran Outing Class Learning secara periodik untuk mengembangkan berpikir kontekstual, kritis, analitis, dan konstruktif.

c) Meningkatkan sikap cinta tanah air melalui kegiatan Pramuka, upacara bendera, dan kegiatan lain yang relevan

d) Mewujudkan proses pembelajaran yang dapat membentuk karakteristik peserta didik peduli sosial melalui kegiatan Jumat Berkah, Peduli Fakir Miskin secara periodik.

e) Mewujudkan kegiatan Outbond secara periodik sebagai sarana membentuk karakter berani, bertanggungjawab, ulet, tidak menyerah dan kerja sama.

f) Mewujudkan proses pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian peserta didik beriman dan bertaqwa melalui kegiatan ibadah shalat berjamaah, shalat dhuha serta pembiasaan puasa sunah.

g) Mewujudkan proses pembelajaran Bahasa Inggris yang dapat mengantarkan peserta didik mampu berbicara Bahasa Inggris dan melaksanakan kegiatan Hunting Tourist.

h) Mewujudkan proses pembelajaran Al Quran yang dapat mengantarkan peserta didik mampu menghafal 3 juz Al Quran

Berdasar uraian misi tersebut dapat diketahui sekolah tersebut selain melaksanakan proses pembelajaran reguler juga menonjolkan kegiatan Outing Class Learning, Outbond, Jumat Berkah, Peduli Fakir Miskin, Hunting Tourist, dan Kegitan Tahfidz Al Qur'an.

7. Merumuskan Tujuan Sekolah

Rumusan tujuan sekolah disesuikan dengan misi yang sudah disusun. Tujuannya menggambarkan strategi, arah kebijakan, dan program suatu sekolah. Oleh karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel.

a) Terlaksananya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan partisipatif

b) Terlaksananya proses pembelajaran Outing Class Learning secara periodik untuk mengembangkan berpikir kontekstual, kritis, analitis, dan konstruktif.

c) Terlaksananya kegiatan Pramuka, upacara bendera, dan kegiatan lain yang relevan guna memupuk sikap cinta tanah air 

d) Terlaksananya proses pembelajaran yang dapat membentuk karakteristik peserta didik peduli sosial melalui kegiatan Jumat Berkah, Peduli Fakir Miskin

e) Terlaksananya kegiatan outbond secara periodik sebagai sarana membentuk karakter berani, bertanggung jawab, ulet, tidak menyerah, dan kerja sama.

f) Terlaksananya proses pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian peserta didik beriman dan bertaqwa melalui kegiatan ibadah shalat berjamaah, shalat dhuha serta pembiasaan puasa sunah.

g) Terlaksananya proses pembelajaran Bahasa Inggris yang dapat mengantarkan peserta didik mampu berbicara Bahasa Inggris dan melaksanakan kegiatan Hunting Tourist.

h) Terlaksanya pembelajaran Al Quran yang dapat mengantarkan peserta didik mampu menghafal 3 juz Al Quran

Contoh Visi dan Misi yang Perlu Pembenahan

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

Visi dan misi di atas terdapat beberapa hal yang belum nyambung. Sistematika rumusan misi, isi rumusan misi terdapat beberapa yang tidak nyambung dengan rumusan visinya. Fakta ini bisa diminimalisir dengan kegiatan menganalisis visi.

Maka dalam penyusunan visi dan misi sekolah perlu menerapkan manajemen partisipatoris agar rumusan yang disusun ada benang merah yang menghubungan antara visi dengan misi dan tujuan. Selain itu juga berguna menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

Manajemen partisipatoris juga dapat membantu sekolah menyusun branding sekolah (keunggulan) yang ingin ditampilkan agar sekolah mempunyai identitas pengelolaan yang spesial. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun