Mohon tunggu...
cinta ramadhani
cinta ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - untuk kepentingan tugas

semoga bermanfaat untuk saya dan yang membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecemasan Seseorang dalam Pandangan Islam

18 Januari 2022   11:16 Diperbarui: 18 Januari 2022   11:43 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan (Sarwono,2017) megenai kecemasan, masyarakat Indonesia itu pada umumnya menyebut pobhia, fear, dan anxiety menjadi satu kata yang artinya itu takut, padahal semua kata tersebut punya makna dan arti yang beda. Lebih lanjut lagi telah dijelaskan bahwa pobhia adalah rasa takut yang tidak rasional pada objek dan situasi tertentu menurut Fieldman 2003, dalam (Sarwono, 2017), dalam artian bahwa objek yang dialami memang nyata adanya akan tetapi alasan yang mendasari untuk takut nya itu terkadang tidak rasional atau tidak logis. 

Pengertian dari takut atau fear adalah keadaan emosi yang engga menyenangkan. Kecemasan yaitu ketika seseorang mengalami cemas yang objeknya itu tidak bisa dipastikan dan alasannya pun tidak terlalu jelas. 

Dari uraian tersebut dapat kita bandingkan atau bedakan antara fobia dengan kecemasan bahwa perbedaannya terletak pada objeknya, jika objek fobia adalah nyata dan jelas, sedangkan objek kecemasan itu tidak jelas. Senada dengan penjelasan yang dikutib oleh (Mujib, 2017) menjelaskan bahwa anxiety (kecemasan) terhadap sesuatu yang tidak jelas itu merupakan simptom dari kepribadian yang "was-was". 

Kecemasan memang pernah dirasakan oleh semua orang selama masa kehidupannya. Kecemasan adalah hal yang sangat wajar dialami oleh seseorang, terutama saat dirinya merasa tertekan dalam hidupnya dan merasa terganggu. Kecemasan itu dapat timbul dengan sendirinya atau munculnya dengan disertai gejala-gejala dari berbagai gangguan emosi yang lain (Ramaiah, 2003). 

Kecemasan adalah suatu dorongan yang kuat terhadap perilaku, baik perilaku yang kurang sesuai ataupun perilaku yang menganggu. Keduanya itu adalah manifestasi dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Gunarsa, 2008). 

Kecemasan merupakan reaksi pada situasi kondisi tertentu yang dirasa sebagai ancaman, dan merupakan sesuatu yang wajar terjadi menyertai perkembangan, perubahan, peristiwa baru maupun yang belum pernah dilakukan, juga dalam menemukan jati diri dan makna hidup (Kaplan, H.I, Grebb, BA, and Sadock, 2010).


Faktor yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan 

Kecemasan biasanya berasal dari faktor internal maupun eksternal seorang individu. Penyebab lainnya jua bisa disebabkan karena perasaan yang tidak diungkapkan dan  terus direpress atau ditekan sendiri. Kecemasan bisa aktual apabila seorang kurang mampu menemukan solusi untuk perasaannya sendiri, terlebih lagi jika dirinya merepress perasaan marahnya atau frustasi dalam tempo yang terbilang cukup lama. 

Selain itu, faktor penyebab kecemasan lainnya yang dijelaskan oleh (Darajat, 2001; Fauzi Ahmad, 2019) adalah sebagai berikut, bahwa yang pertama adalah perasaan cemas yang ada akibat merasakan adanya bahaya yang mengintai dirinya, kecemasan ini biasanya lebih kepada perasaan takut yang sumber asalnya adalah pikiran dirinya sendiri. 

Yang kedua adalah Cemas sebab rasa bersalah atau (guilty feelling) perasaan bersalah ini bersumber dari hati nuraninya, kecemasan ini kerap mengiringi tanda-tanda gangguan mental. 

Selanjutnya yang ketiga, yaitu kecemasan yang seringkali nampak berbentuk rasa sakit atau penyakit. Kecemasan ini dikarenakan insiden yang samar-samar dan  tidak terkait dengan apapun yang terkadang diiringi menggunakan perasaan takut yang mempangurhi individu. Kecemasan  biasnya timbul dampak dari  adanya emosi yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun