Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar tentang “dinamika kependudukan Indonesia”, mungkin tak jauh berbeda dengan pendapat saya, ketika saya mendengar kalimat diatas yang ada dibenak saya adalah masalah kependudukan yang sangat kompleks dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Dinamika penduduk ini di pengaruhi 3 faktor yaitu kelahiran, kematian, perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduk yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya persebaran penduduk. Tak dapat dipungkiri permasalahan kependudukan yang di hadapi Indonesia adalah permasalah yang komplek, mulai dari tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi sampai dengan kemiskinan. Pertanyaannya kapan masyarakat Indonesia akan sejahtera? Sedikit ada rasa iri terhadap negara tentangga, negara kecil yang dapat memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki dan mampu mensejahterakan rakyatnya, padahal Indonesia tak kalah Kaya dengan negara – negara lain, tetapi mengapa belum dapat mensejaterahkan rakyatnya.
Berbicara masalah dinamika penududuk Indonesia, dari hasil sensus tahun 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010 berturut – turut adalah sebagai berikut 119.208.229 jiwa, 147.490.298 jiwa, 179.378.946 jiwa, 194.754.808 jiwa, 206.264.595 jiwa, dan 237.641.3226 jiwa (Sumber: bps.go.id). Di proyeksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 247.572.400 jiwa. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah (over population). Dari tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan perseberan penduduk yang tidak merata akan menimbulkan masalah baru yaitu banyaknya pengganguran, banyaknya penduduk miskin, kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat rendah.
Di Indonesia sendiri kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Pulau Jawa. Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen) (Sumber: Bps.go.id). Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Pemerintahpun tak tinggal diam, berbagai solusi telah dilakukan, dari program KB, migrasi, menunda pernikahan dan lain sebagainya, namun hal tersebut belum cukup menyelesaikan masalah – masalah kependudukan di Indonesia. Program saja tidak cukup, sistem yang ada haruslah di jalankan dengan baik dan benar, karena sistem merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, jika salah satu bagian itu rusak, maka bagian lain akan menerima imbas dari bagian yang rusak. Selain itu, tentu harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat demi terwujudnya suatu tujuan.