Mohon tunggu...
Cindy Fernanda
Cindy Fernanda Mohon Tunggu... Seniman - a psych student

lots in my head.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masalah Remaja Sekarang: Remaja dan Tekanan Sosial Media, Ada Apa?

4 September 2021   09:07 Diperbarui: 11 November 2022   01:52 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pink clouds. (Sumber gambar: Love, Y. W. I. L. G. I. H. W. |. (2021, September 3). Image about pink in | Photography | by Princess. We Heart It. https://weheartit.com/entry/342679715)

Zaman berubah, teknologi semakin maju, tidak ada yang sama antara ‘dulu’ dan ‘sekarang’, sudah jelas itu. Namanya zaman berubah dimana semua teknologi berubah dan sosial media ada dimana-mana. 

Sosial media tempat dimana orang-orang posting keseharian mereka, membagikan keberhasilan, dan lainnya. Mulai dari sinilah, keluhan remaja zaman sekarang muncul. 

Insecurity

Sebuah perasaan tidak mampu, tidak cukup baik, kecemasan yang rasanya membuat diri tidak aman. Kata yang tidak asing lagi ditelinga para remaja. 

Tekanan sosial media dimana orang-orang memamerkan keberhasilan di usia muda, hidup mewah, makanan enak, dan lainnya. Dimana orang-orang melihat kecantikan sebagai satu standar, yaitu kulit putih, kurus, tinggi, dan lainnya. 

Secara tidak sadar, ini memberi stigma pada remaja zaman sekarang bahwa itulah standar hidup bahagia padahal sebenarnya standar hidup seseorang itu berbeda-beda. 

FOMO

Fear of Missing Out. Takut untuk ketinggalan tren, takut tidak up to date, dll. Akhir-akhir ini, FOMO semakin ramai dibicarakan dari mulut ke mulut. 

Secara umum, FOMO adalah sebuah gangguan kesehatan mental yang menyebabkan seseorang terus menerus merasa “takut tertinggal” oleh informasi yang terus bertambah dan berkembang. Dampak buruknya bisa mengakibatkan kecemasan dan ketakutan tersendiri. 

IRI HATI

Saat melihat postingan orang lain dapat menimbulkan rasa rendah diri bahkan tidak jarang berujung ke penyakit hati. Hal ini tentunya tidak baik untuk perkembangan remaja. Beberapa cara untuk mengatasi kecanduan media sosial :

1. Detox media sosial sejenak

Tidak apa-apa untuk tidak membuka media sosial selama beberapa hari. Disiplin untuk tidak membuka sosial media sesuai waktu yang ditentukan. 

2. Merefleksikan diri

Saat sedang sendiri tanpa gangguan, bisa digunakan untuk merefleksikan diri sendiri. Waktu ini adalah waktu yang pas digunakan untuk merefleksikan tujuan hidup, apa saja yang harus dicapai untuk mencapai tujuan itu.

3. Mencari kegiatan yang lebih bermanfaat

Bisa mengembangkan keterampilan yang selama ini kamu tidak punya waktu untuk itu. Hal-hal seperti berolahraga atau melakukan hobi lainnya akan efektif untuk mengurangi intensitas bermain sosial media. 

Dunia internet yang terus berkembang tentunya membawa dampak positif bagi semua manusia di seluruh bumi namun memang tidak dipungkiri bahwa itu menjadi tekanan tersendiri. 

Tekanan untuk menjadi seseorang cantik agar dipandang, tekanan untuk menjadi seseorang yang memiliki kebebasan finansial sedini mungkin. Setiap dirimu pergi kemana saja pasti ada saja tekanan yang kamu alami, itulah hidup. 

Bagaimanapun, bersikap bijaklah dengan sosial media. Sadari bahwa hidup mereka memiliki standar tersendiri yang tidak bisa disamakan dengan dirimu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun