Rupanya, tak lama saat Pak Sis dicampakkan Nayla dan kemudian tinggalkan rumah untuk memaksakan membeli sepatu Nayla, Nayla jatuh pingsan.
Tepat saat membanting pintu, saat yang sama cermin hias yang di simpan di atas divan, ikut terjatuh, pecah berantakan.
Tanpa Nayla sadari, pecahan kaca berantakan di atas ranjang Nayla.
Nayla bantingkan badan di atas ranjang dengan posisi wajah menghadap ranjang. Tak dielakkan lagi wajah Nayla dipastikan dipenuhi recahan kaca dan ada satu bagian cermin yang menusuk perut Nayla, semakin lama semakin dalam melukai Nayla.
Nayla mengalami pendarahan hebat.
Ridwan nyawanya tak tertolong. Denyut nadi terhenti saat suster memeriksa Ridwan untuk dilakukan tindakan.
Nino kurang cepat membesut kecepatan motornya.
Lagi-lagi semua salah Pak Sis.
Iring-iringan jenazah memenuhi jalan kampung. Bu Is tak tampak, terlalu lemah untuk menyaksikan Nayla terakhir kalinya.
"Nay...Bapak sudah cape-cape belikan Sepatu Nayla. Kenapa kamu tidak sabar sayang?"
Satu persatu meninggalkan tempat terakhir Nayla dan Ridwan.