Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Blondhot

11 Desember 2018   22:45 Diperbarui: 11 Desember 2018   22:52 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang berkata, pasti enak menjadi aku, tertawa sepanjang waktu tak pernah kenal dengan sedih apalagi menangis. Kau kira aku superwoman bertenaga baterai sampai tak kenal dengan air mata. Tidak, aku hanya sedang memerankan peranku agar tidak mengecewakan orang-orang yang percaya padaku. 

Kau kira aku senang menjalankan ini? sama sekali tidak. Tapi Tuhan pernah berbisik, bahwa menjalani dengan ikhlas jauh lebih bermakna daripada meminta terus yang tak kunjung diberikan. Aku senang memperhatikan sungai, apapun yang terjadi dia akan mencari hilir untuk selanjutnya semua keluarga air sungai akan berkumpul di suatu lautan, tak akan terlihat lagi sungai yang mana yang menepi, tak akan terlihat lagi air sungai mana yang dilatarbelakangi sampah dan tak terlihat lagi air sungai yang tak diinginkan hadir, semua manjadi satu. 

Maka aku sangat meyakini saat aku mengikuti jalur Tuhan, saat itu pula Tuhan akan membuatku menjadi bersih dan sama dengan yang lainnya. Segala noda akan terlepas, airmata akan terkikis, tersisa hanyalah hati yang berlapang dada. Dan aku yakin, sangatlah akan indah saat aku berjalan saja rasanya seperti berlari, ringan sekali langkahku kelak kuinginkan.

Nilaiku sangat jauh dari kata sempurna, memendam rasa yang tak biasa harus aku lalui saat penyesalan itu memang tak boleh terjadi.

Tuhan sungguh tak adil, disatu waktu aku pernah salah menilai Tuhan. Namun lagi-lagi aku diingatkan, menjalani dengan tulus akan jauh lebih bermakna daripada aku mengeluh. Aku mencintaimu. 

Kau tahu cengengnya bawang merah? aku bukan seperti itu, aku adalah bawang putih, yang saat menangis hanya ditemani oleh Tuhan. 

Dan kau tahu, kapan aku menangis yang sangat menyakiti hatiku? ternyata saat Aku mencintaimu.

Aku menghindari tiupan angin yang kencang, karena aku layaknya sebuah debu, yang kapan saja bisa menghilang saat kau berniat meniupku dengan niat besarmu. Saat seperti inilah, aku hanya ditemani Tuhan, tersedu, serak tak bersuara. Bahkan ludahpun tak mampu lagi aku telan. 

Semampuku kuinjak persaanku, semakin terinjak semakin ingin kuambil dan kutata kembali diatas daun berembun, berharap "rasa' terus tumbuh dan berkembang selayaknya bunga, walau penuh duri sekalipun. Alam dapat mengirimkan hujan untuk menghilangkan dahaga untuk rasaku, aku menolaknya, bukan alam yang kuinginkan.

Jadi perempuan itu sulit, perlu banyak tenaga untuk berdrama. Bisa saja aku biarkan dan teriakkan semua yang ingin kuteriakkan, tapi bila semua perempuan melakukan itu maka hancurlah sebuah ikatan penuh sakral, sekalipun kesakralan sudah tak mampu mengikat sebuah nafsu. 

Oh manusia, mudahnya beringkar.

Banyak alasan terluapkan, banyak mimpi tak terbangun dan banyak asa tak terbendung. Tak apa, tandanya kau masih jadi manusia. Bukankah manusia tempatnya khilaf, beratubatlah jika kau sudah mampu.

Itu yang sulit, batasan antara taubat dan keinginan mengulang beringkar rupanya sangat tipis, entah sudah lupa ayat-ayat, atau menyengaja dengan sengaja sehingga beringkar untukmu ternyata menyenangkan.

Jadi perempuan itu kadang menyakitkan, kau ikuti saja cerita di sekitarmu, banyak sekali perempuan menundukkan wajahnya, bukan lagi tentang malu, namun tentang tersakiti diantara hati dan otaknya. Maka bolehkah hal ini jadi alasan untuk beringkar?

Bangun hei ciptaan-Nya yang terindah, berhenti menyakiti hatimu, pilih bila kau harus memilih, berpaling bila memang harus berpaling. Jalan itu banyak arahnya, berhati-hatilah jangan kau salah mengambil langkah. 

Bukan ayah atau ibumu, tapi kau sang penentu langkah. 

Ayah dan Ibumu hanya akan merangkulmu saat kau pulang karena penyesalan yang tak boleh terjadi.

Ayah dan Ibumu hanya akan meminta maaf saat menyadari kau salah dalam bersanding.

Ayah dan Ibumu akan menemanimu menangis saat hatimu tersakiti dengan sangat.

Maka kau jadilah perempuan cerdas, agar Ayah Ibumu tak berperan dalam jalan barumu, biarkan mereka tersenyum untuk menemani senyummu.

Kesalahanmu kelak akan buat kau beringkar.

#2nd click

#1112

#Blondhot : Ingkar Janji (Sanskerta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun