Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namanya Ayesa

2 Oktober 2018   23:56 Diperbarui: 3 Oktober 2018   00:01 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku perempuan, ibuku perempuan, nenekku perempuan, kakakku perempuan, hidupku dikelilingi banyak perempuan tapi aku tidak punya perempuan lain selain orang-orang disekelilingku yang di seumur hidupku sudah sangat banyak memberikan warna yang luarbiasa. Hidup dengan banyak perempuan dengan segala perbedaan dan karakter yang dibawanya terkadang membuatku ingin hidup dengan laki-laki saja, di pikiranku laki-laki ga ribet, apa aja dibikin enak, semuanya ga dipusingin, dan pada akhirnya memang aku yang terlahir sebagai perempuan, tumbuh di sekitar banyak perempuan, memilih untuk berteman dengan banyak laki-laki, namun memilih pasangan hidup inginnya hanya satu laki-laki, tidak memiliki boneka, tidak memiliki jepit rambut, tidak memiliki rok , dan tidak pandai bersolek. Sampai aku pernah berpikir, "jangan-jangan aku tidak dibentuk oleh dua kromosom X namun dibentuk oleh kromosom X dan Y namun berbungkus feminim atau memang dibentuk oleh dua kromosom X namun ada yang tidak sempurna saat dibentuk, atau mungkin juga saat dibentuk terdapat kromosom X dan Y tapi Y nya sedikiitttttt. 

Keberadaan banyak laki-laki disepanjang hidupku, dengan begitu saja membentuk aku menjadi perempuan yang sangat kuat, tidak pernah aku ber lenje-lenje dengan suara yang dibikin sangat minimalis, tak pernah pula aku berlembut-lembut saat berhadapan dengan orang, tak pernah aku bermain rumah-rumahan, atau boneka-bonekaan. Koleksi robotku sangat banyak, senjataku apalagi, dari senjata buatan luar negeri, lokal sampai senjata buatan ayah yang dibuat dari batang pohon pisang tak aku lewatkan untuk bermain, aku mahir untuk memainkannya bahkan, teman-teman lelakiku kalah hasil tembakannya dibandingkan dengan aku. Aku sangat jago memanjat pohon, mungkin monyet saja kalah, aku bisa bertengger lama di ujung pohon sambil makan buah yang sudah matang, lalu aku turun dengan menggunakan jurus melompat yang luar biasa, dalam satu hentakan aku sudah akrobat dengan gilanya, tak tertandingi. Hobiku bersepeda agak keblabasan, rute sepeda ku bukan jalanan namun pematang sawah penuh lumpur yang bila salah kocek sedikit hasilnya pasti ambyaaarrr, sebadan-badan akan masuk sawah, namun hal begitu sulit terulang, maka aku kan tertawa bila berhasil melakukan kekonyolan, aneh nya aku.

Hidup akan terus berlanjut, begitu juga dengan aku, saat tiba waktunya untuk merubah robot ke boneka, celana pendek ke rok mini dan bau matahari menjadi parfum, maka saat itu pula, teman-teman lelaki ku mengingatkan bahwa aku harus berubah. Berubah jadi apa??

Aku tetaplah aku, hanya bungkus yang aku ubah, aku buat semenarik mungkin untuk dapat memancing para pemancing hadir disini. Teman lelaki ku gila semua, mereka buat promo mengenai aku, hasilnya banyak juga yang memilih. Dasar memang otak ikut menjadi gila, aku ikuti aturan bermain, dan list dosa akhirnya dimulai. 

Kromosom X ku mulai bermain, tidak susah rupanya untuk memoles, keberanianku yang memang sudah tertancap ternyata membuatku punya poin lebih diantara perempuan lenje yang senangnya menandai pasangan menjadi tukang ojek atau supir taksi, kasiaaaannn.

Aku suka berkompetisi, begitupun dalam percintaanku, aku senang berkompetisi. Aku tidak berlomba dengan perempuan lain, tidakk . Hal itu terlarang untukku, aku berlomba dengan waktu, aku kan membuat target waktu menaklukan laki-laki. Kali ini aku katakan aku hebat, sangat hebat. Tak usah aku memancing, dengan senyum dan kerlingan mata saja sudah cukup untuk menjad pertanda hebat.

Banyak laki-laki yang hinggap, aku yang sangat biasa kehadirannya , namun mampu membuat aku menjadi yang luar biasa di hadapan lelaki-lelakiku.

Aku tetaplah aku, yang berbatas dengan kodrat, yang bersisipan dengan takdir. Aku akan mengikutinya dengan baik. Saat takdir sudah membuat kotak kaku untukku, yang bisa dilakukan adalah membuat kekakuan ini menjadi menyenangkan. Berhasil kah??? aku rasa tidak, aku kalah di ronde ke 10. Dulu aku dikelilingi banyak perempuan, dunia terbalik, sekarang aku dikelilingi laki-laki lagi sama seperti dulu, bedanya aku saat ini lelakiku tidak segila teman-temanku. Lelakiku ini tak dapat bertolerensi, apapun adalah benar adanya saat dia yang berkumandang. Aku inginkan ada perempuan yang akan menemani hidupku kelak.

Namanya Ayesa, aku bertemu tak terduga, pipi bulat dengan kombinasi mata yang sama bulatnya dan rambut berponi membuatku lupa bahwa dia bukan perempuanku. 150 detik pertemuan ternyata mampu membuatku berbeda, bukan aku tak menghargai lelaki-lelakiku, namun aku rindu sosok perempuan, yang kelak akan menemaniku, untuk hanya sekedar berjalan tak karuan, tertawa soal perempuan dan memberikan bocoran menaklukan laki-laki. 

Sayangnya dia Ayesa, bukan perempuanku. Aku ingin perempuan seperti Ayesa, tapi melalui siapa Tuhan akan berikan? Terserah Tuhan akan mengabulkan melalui siapa, yang pasti saat ini aku yakin  Tuhan memahami dan mengerti maunya aku. Berikanlah aku kebahagian yang baru ya Tuhan, jelmakan Ayesa untukku, tapi tidak melalui lelakiku...

Saat Harap dan Doa dianggap bertentangan, saat itu juga hati nurani akan berkata. Ikutilah selama kau tak menyakiti, atau setidaknya tidak tahu sudah menyakiti.

#02 Oktober 23.51

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun