Mohon tunggu...
Christanty Putri Arty
Christanty Putri Arty Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah tangga , freelance

Happy Lady | Blogger|buzzer|http://www.omahantik.com | @cputriarty

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memupuk (semangat) Dinamika Berpendapat Dari Lingkungan Keluarga

26 Desember 2013   19:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:28 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pastinya semua mahluk hidup dimuka bumi ini dalam kehidupannya akan masuk ke dalam interaksi masyarakat sosial luas. Tentunya di dalamnya terdapat sejumlah perbedaan baik dari sikap, watak serta karakternya. Jika tidak memiliki kesiapan mental dan beradaptasi maka akan terbentur dengan sejumlah masalah yang kelihatan sepele.

Tidak jarang ditemui juga pribadi yang eksentrik atau susah kompromi dalam lingkungan sekitar. Umpamanya contoh perilaku salah satu warga perumahan dimana saya tinggal, yangkurang sreg berbaur dengan masyarakat. Seperti sering mangkir dari kegiatan arisan, tidak pernah terlihat kerja bakti ataupun kegiatan sosial dalam kampung lainnya. Entahlah apa yang menjadi alasan personalnya, sehingga beliau terhormat ini sudah dikenali sekali tabiatnya.

Selain itu, ada juga orang yang terlalu sensitif dan merasa gampang curiga bilamana ada usul ataupun saran dari sesama lainnya. Bukannya merasa terbantu berterimakasih malahan jadi ganjalan hati yang ujung-ujungnya terjadi perselisihan. Bagaimana menyikapi hal tersebut dengan legowo dan berlapang dada ?

Yang pasti perlu diingat memang ada perbedaan dalam sisi kehidupan ini sebagai suatu keniscayaan yang tidak dipungkiri. Termasuk juga dalam lingkungan yang paling kecil yakni keluarga pastinya akan mengalami aneka ragam beda pendapat. Baik antara ayah, ibu, anak serta antar anggota dalam keluarga. Sedangkan perbedaan secara tingkat luas bisa dikarenakan adanya suku, agama, ras, bahasa, budaya, pengetahuan dan pengalaman dll.

Marilah kita belajar melihat dan meniru secara baik budaya timur seperti negeri Jepang yang menjunjung nilai-nilai moral secara lebih hormat. Mereka pun terus menularkan sikap “hormat terhadap yang lebih tua”, mengedepankan rasa nasionalisme dengan saling menghargai perbedaan dan tulus menghormati sesamanya. Bukti konkritnya bisa dilihat saat gempa tsunami terjadi, masyarakat Jepang saling bahu membahu, tanpa memandang strata, kedudukan, usia tetap kompak dan tabah menghadapi bencana bersama. J Pemandangan yang sungguh indah sekaligus membukakan mata hati.

Dasar untuk memberi bentuk saling menerima dan menghargai perbedaan sebenarnya bisa dimulai sejak dalam keluarga. Mulailah dari hal kecil melalui contoh sikap dari orang tua. Bagaimana ayah mengajak sharing atau diskusi kecil, jika ada masalah pendapat dengan ibu, komunikasi terbuka jika ada kendala dengan anak-anak. Semakin sering dibiasakan belajar dan dikelola dengan baik nantinya akan memberi efek baik di kemudian hari. Menjadi orang yang bersikap open mindedmau menghormati, menghargai tulus atau menerima hal apa adanya. Dengan begitu akan tercipta generasi muda yang tangguh, penuh toleran dan memiliki kedewasaan perilaku bijaksana dalam menyikapi dinamika berpendapat.

Pengalaman belajar memupuk semangat untuk merasakan empati hormat dengan yang lain sudah saya alami sedari dulu seperti :

·Keluarga selalu mengajak berdiskusi apa saja kejadian baik dan menyenangkan yang terjadi juga sebaliknya.

·Memberikan kesempatan saya dan adik-adik melontarkan usulan, idea tau keinginan lainnya jika akan merenovasi kamar, pergi liburan bahkan dalam memilih bentuk mainan

·Memilih bentuk alternatif reward berupa tabungan, buku bacaan atau liburan istimewa jika meraih prestasi akademis

Hal-hal demikianlah yang selalu diajarkan kepada kami agar bisa berunding baik, bertanggung jawab dan menemukan solusi tepat, meski ada pertentangan dari perbedaan keinginan. Rasanya sangat seru dan mengasyikkan, membuat suasana dalam keluarga lebih seru karena adanya opsi dalam beragam pendapat.

Mungkin ini juga bisa jadi suatu cerminan dalam lingkungan yang lebih kompleks, bahwa dengan banyaknya perbedaan pendapat bisa memotivasi masyarakat lebih maju dalam menciptakan seni karya kreatifitas hingga muncul dampak inovasi baru mutakhir.Kondisi yan tidak monoton dan mendorong dari orang yang beda-beda ini untuk lebih menghasilkan sesuatu yang berharga. Jelas dari segi ini terjadi proses perbedaan positif yang tidak menimbulkan celah konflik.

Dengan semakin terbukanya sikap dan pikiran lebih matang, masyarakat sebetulnya bisa memanfaatkan lebih dari dinamika berpendapat. Substansi keragaman dinamika berpendapat itu apa kalau bukan mendengar dan saling memberikan timbal balik …

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun