Proyek ini dianggap tidak prioritas dan seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih mendesak.Kabar On Time - Ontime Mengabarkansuara.com. Penggunaan proyek videotron dengan nominal 1,39 miliar memang proyek yang sangat tidak masuk akal. Nomonil yang begitu fantastis hanya untuk videotron, sungguh sangat mengecewakan masyarakat sedangkan diluar sana masih banyak masyarakat yang kelaparan yang membutuhkan bantuan. Penggunaan videotron,ini menuai banyak kritik karena mengakibatkan pemborosan/kerugian terhadap keuangan daerah Kabupaten Pati. Proyek ini tidak mendesak, sebaiknya dialihkan ke kebutuhan penting lainnya.
Wah gimana menurut kalian kebijakan yang dilakukan oleh Bupati Sudewo? Benar-benar kebijakan yang menyengsarakan rakyat kan. Dari kisah Bupati Sudewo ini menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya bagi para pejabat yang saat ini memimpin, mengambil kebijakan dan keputusan terhadap daerah yang dipimpin. Dari kisah ini menggambarkan bagaimana kekuatan penuh yang dilakukan oleh masyarakat mampu mendorong seorang pemimpin untuk turun dari jabatannya.seorang pemimpin yang baik seharusnya mendengarkan aspirasi rakyat, Â ketika suara masyarakat tidak didengar maka suara masyarakat itulah yang akan menjatuhkan seorang pemimpin. Karena demokrasi yang sebenarnya adalah suatu kebijakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat bukan untuk kepentingan pribadi apalagi memperkaya diri.
Kejadian di Pati menjadi pelajaran penting bagi kepala daerah lain agar tidak semena-mena dalam membuat kebijakan dan harus pro kepada masyarakat. Â Seorang pemimpin harus sensitif terhadap aspirasi masyarakat dan mampu menahan diri---terutama dalam menghadapi isu-isu yang menyentuh hidup rakyat. Pemerintahan daerah juga perlu transparansi, akuntabilitas, serta akses publik terhadap anggaran dan kebijakan daerah.
Pelajaran berharga yang kita dapatkan dari kisah Bupati Pati selanjutnya yaitu pentingnya untuk menjaga lisan. Kemarahan masyarakat semakin meningkat setelah beredar video Sudewo yang mengatakan Siapa yang akan melakukan aksi, Yayak Gundul? Silakan lakukan, jangan hanya 5 ribu orang, 50 ribu orang suruh mengerahkan saya tidak akan gentar. Saya tidak akan merubah keputusan tetap maju dan saya instruksikan semua aparatur pemerintah Kabupaten Pati tidak boleh beginning apapun dengan Yayak Gundul. Silakan kalau ada pihak pihak yang mau demo silakan. Saya tidak akan gentar, tidak akan mundur satu langkah," dari kata-kata yang dikeluarkan oleh Sudewo menujukan betapa ia sombong dan merasa berkuasa padahl sebagai pemimpin handaknya kita menjaga uacapan kita agar tidak menimbulkan keresahan, Â jangan semena-mena mengambil keputusan, jangan tinggi hati dan jangan menantang orang yang dipimpin serta dikecewakan
Media menyampaikan bahwa demonstrasi massa bukanlah tindakan brutal tanpa alasan. Justru, ini merupakan ekspresi aspirasi warga yang mungkin tidak tersalurkan melalui saluran formal. Dengan demikian, pemimpin perlu menyambut dialog, bukan memandang demonstrasi sebagai ancaman. Kisah Bupati Pati ini menjadi refleksi bagi kita bersama  bahwa sejarah panjang negeri ini, kekuasaan selalu datang bersama ujian, bukan sekadar kehormatan. Ia ibarat beban yang ditempatkan di bahu seseorang, dapat menjadi sumber maslahat jika dipikul dengan hati-hati, atau menjadi petaka jika diemban dengan angkuh. Amanah akan selalu menuntut pemegangnya, dan ketika ia diuji, hanya dua kemungkinan yang tersisa: terjaga dengan baik, atau runtuh bersama harga diri yang menentangnya. Para pejabat publik, ingatlah bahwa sejarah tidak pernah memihak mereka yang menantang rakyatnya sendiri. Dan mari menjadi pejabat yang berkerja untuk rakyat dan menjalankan tugas dan fungsi dengan  sebaik-baiknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI