Mohon tunggu...
Cici Desri
Cici Desri Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Voice Over Talent | Mom Millenial Lifestyle Blogger

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tips Menulis Artikel yang Menarik dan Informatif untuk Blogger Ala Kang Pepih

3 September 2019   21:30 Diperbarui: 3 September 2019   21:41 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Pepih Nugraha, Pemateri Danone Blogger Academy 3

"Gimana sih caranya menulis artikel yang menarik untuk Blogger?" Saya kerap kali diserang dengan pertanyaan ini baik saat bertemu dengan orang baru maupun melalui kanal sosial media. Jawabannya ya cuma satu, menulis. Karena kita gak akan bisa jadi seorang Blogger kalau tidak diawali dengan menulis.

Sesuai dengan namanya, Blogger akan menulis pada media blog, baik itu Blogspot, Wordpress maupun platform lain seperti Kompasiana. Apakah cukup hanya dengan menulis saja? Tentu saja tidak. Seperti Kang Pepih Nugraha, salah satu pemateri Danone Blogger Academy Batch 3 mengatakan, seorang penulis harus memiliki ciri khas yang diperkaya dengan informasi dan data yang disajikan dalam tulisan. Bedanya dengan jurnalis, seorang Blogger bisa lebih fleksibel saat menyampaikan informasi. Meski begitu, Blogger juga harus tunduk pada pedoman dan etika secara universal, misalnya tidak menyebarkan hoax, tidak berbohong, tidak berbuat kriminal, tidak menimbulkan kontroversi apalagi menyinggung soal SARA.

Lalu, apa aja sih kiat menulis artikel yang menarik pembaca? Pertanyaan ini yang mengantarkan saya berangkat ke Bali bersama 9 peserta Danone Blogger Academy 2019. Saya menyadari bahwa saat ini Blogging menjadi salah satu daya tarik untuk banyak orang dan brand, baik itu sebagai media komunikasi maupun promosi. Namun, menjadi Blogger yang bisa dipercaya dan tulisannya enak dibaca itu tidak mudah. Semoga tulisan ini gak bikin kalian bosan dan masih mau scroll down ya.

Sebagai pemanasan, Kang Pepih, begitu beliau akrab disapa, menampilkan tiga foto yang harus kami tuang kedalam tulisan. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, Kang Pepih hanya menyimpulkan, dari semua statement carilah data sebab data merupakan kunci bagi seorang penulis, termasuk Blogger.

Pentingnya Data Driven Journalist

Kang Pepih menyampaikan, tulisan yang kita sajikan harus didasari oleh data. Fungsi data akan membawa kearah mana tulisan kita dan bisa mempengaruhi keputusan masyarakat luas sehingga dapat dikatakan bahwa penulis tidak boleh mengabaikan data, justru harus "sadar data".

Sumber data bisa datang dari luar dan dari dalam. Sumber data yang berasal dari luar bisa diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara sumber yang berasal dari dalam yaitu dari diri kita sendiri seperti menggunakan bantuan internet by searching Google dan social media. Atau bahkan melakukan riset sendiri melalui Google Form atau Instagram Polling. Saya sendiri sering menggunakan keduanya untuk melengkapi tulisan di blog.

Sebelum diolah, data yang diperoleh harus disaring terlebih dahulu untuk dicari kebenarannya. Sebab banyak juga informasi beredar namun belum terjamin kebenarannya. Jangan salah ya, netizen sekarang kritis lho. Sedikit saja keliru menyampaikan berita, bisa penuh isi email dan DM Instagram kita. Oleh sebab itu, saya pun menyampaikan permohonan maaf jika tulisan ini belum lengkap. Proses Data-Driven Journalism yang dijelaskan Kang Pepih, terdiri dari: Perolehan data -- filtering data -- visualize -- story

News Value atau Nilai Berita

Menulis akan sia-sia jika tidak memberikan nilai manfaat atau value bagi orang banyak. Menulis harus memiliki nilai berita. Pada tulisan sajikan sesuatu yang memiliki manfaat untuk pembaca dan masyarakat. Setiap hari kita bisa menemukan banyak ide untuk menulis. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, misalnya menulis tips memasak, melaporkan kejadian dan lainnya. Namun dari sekian banyak kejadian dan ide yang muncul, tidak semuanya memiliki daya tarik untuk dibaca. Misalnya, ada kejadian tabrakan sepeda di pasar. Hal tersebut bisa saja menjadi bahan tulisan tapi menarik tidak untuk dibaca orang? Sepertinya kejadian tersebut sudah terlalu biasa ya.

Seperti yang dikatakan oleh John B. Boghart, city editor surat kabar The Sun di New York, Ketika ada peristiwa anjing menggigit orang, itu bukan berita karena sudah sering dan banyak terjadi. Lain hal ketika ada kejadian orang menggigit anjing. Bisa kita buat menjadi sebuah berita yang memancing rasa penasaran pembaca.

Selain bermanfaat atau memiliki nilai berita, tulisan harus "berdampak" bagi lingkungan dan masyarakat luas. Dampak yang dimunculkan dari tulisan bisa jadi dampak psikologis dan dampak fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun