Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cibiran Kinerja Selepas LPJ PMII

9 Maret 2020   15:13 Diperbarui: 9 Maret 2020   15:33 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebelumnya penulis mengucapkan atas jabatan baru yang di emban oleh sahabat sahabat kader terbaik dari Yogyakarta yang katanya "kiblat" dari PMII. Kenyataan namun di sayangkan ada ketidak beresan antara pengurus cabang PMII khususnya Yogyakarta dalam menjalankan LPJ an. Kenapa demikian?, Banyak sekali cibiran cibiran di belakang panggung demi mengandalkan batu dari ranah pergerakan.

Sistem yang bobrok dalam mengemban pengurus cabang hanya sebagai senioritas sahaja. Hal ini tak perlu di tutupi lagi. Sering melihat show dewan perwakilan rakyat yang duduk di istana tak lepas menjadi contoh di bawah kepengurusan nya. Yaa tentu saja, pengurus cabang PMII tak berani untuk mengungkapkan bahwa pembagian roda regrenasi tetap berjalan. 

Nyatanya roda pergerakan hanya di mainkan yang mempunyai jari jari ganjil. Iyaa benar sekali, kecemburuan hal ini merambat ke ranah bawahnya baik dari komisariat maupun cabang. Dan senior dari masing masing jari roda pergerakan saling beradu gagasan dan berdalih untuk memihak jalan tengah. Hal ini dapat di lihat dari PKL yang dilakukan kader yang sudah cukup tua untuk melakukan treatment "senior". Di campurkan dan menjadi mayoritas kebanyakan angkatan genap. Tentu tumpuan dari jari jari ganjil sedikit berkarat. Karena apa tak mampu memobilisasi hubungan anatara keluarga rayon nya sendiri. 

Nampak semakin lucu juga, jikalau jari jari setiap roda menjadi satu dalam kesatuan roda sepeda pergerakan. Entahlah manage politik hal seperti akan melunturkan regrenasi kepengurusan di bawah nya. 

Kenapa tidak, coba banyangkan untuk bergerak saja selalu mendapat pengawasan (kepedulian yang katanya) ironi memang. Hal ini terjadi di kala akhir akhir kepengurusan dari roda pergerakan. Saat ini cabang telah menunaikan kita lihat saja  ranah komisariat, rayon, dan...... (Tunggal) tentu laah. 

Banyak yang mati pergerakan dari kadernya. Alasannya "hukum alam" nyatanya tidak demikian. Mereka di matikan dalam suatu gembalaan kambing ternak. Iyaa pasti artikel yang dibuat banyak yang tidak menyukainya tentu. Loyalitas dari kapasitas perekrutan kader akan terus berkurang dari segi kualitas nya. Kenapa? Tas yang dikejarnya kuantitas. Jadi semakin banyak kader maka semakin baik.

Nyatanya, berapa banyak sih setiap jari pergerakan memuat itu sebagai aktualisasi. Tentu sepersekian koma nol wkwkwkwkk. Data yang tidak masuk akal kan , laah nyatanya memang begitu. Mengejar demi untuk merusak wajar saja di bawah nya ketika di wawancarai mengenai gerakan ga mudeng semua. Yaa ada satu dua tiga empat lima sampai seterusnya bukan lagi pelajaran berhitung ya.

Aktualisasi sebagai agent of control di materi pkd pasti di lampirkan nyatanya penerapan hanya sebatas apel malam di setiap pkd. Lucu bukan ajang pkd hanya untuk menunjukan siapa yang paling galak. Kalau paling galak mungkin di samain aja yaa sama anjing penjaga rumah. Awas anjing galak, nanti di kasih peringatan. Wkwkwkwkwkk

Satu lagi nih cibiran buat PMII " itu isu buat nya belum sempurna yaa" laah kenapa?, Pasti bertanya kan tas iyaa isu pelecehan seksual di kampus menjadi angin angin malam. Yang bisa di tangkal dengan minuman sachet tolak angin. Tolak angin rasido muncul, iyaaa itu kata yang pantas buat oknum mafia yang memainkan roda pergerakan. Siapa lagi lah kalau bukan "senior......" Yang memainkan isu dari sejak panitia pengenalan kampus. Tentu nya dong sebagai modeling di kampus nyatanya hanya sebagai model boneka.

Kata teman seangkatan, ketika menyindir tentang PMII  tulisan ini memang mengandung unsur destruktif terhadap perasaan jadi yang baper mendingan jangan baca artikel ini. Bisa membuat mata perih apalagi yang sudah tua awas jangan emosi lagi. Nanti cepat tua loh, tua nya kecepatan lah emang dasar udah tua kok makanya suka marah marah kalau ngga di ikutin tuh kemauan. Mei nanti kita lihat saja apa masih sama pola permainan nya. Tentu sama donk, yang di utamakn kan relasi dengan senior. Maksudnya banyakin akan aja toh bakalan jadi jabatan. Upsssss itu kenyataan kan kalau marah yang merasa. 

Tentu nya donk,

Disclaimer :orang yang membuat tulisan ini merupakan kader yang tak suka saja. Kalau mau diskusi nanti pasti katanya "ketemuan di warung kopi saja"

Salam yang katanya "agent of change" nyatanya cibiran dari beberapa cuitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun