Mohon tunggu...
Inovasi

Mitos Jurnalisme

10 Juni 2016   21:23 Diperbarui: 10 Juni 2016   21:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa karakteristik jurnalisme online, antara lain:

  • Unlimited Space. Jurnalistik online memungkinkan halaman tak terbatas. Ruang bukan masalah. Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap mungkin.
  • Audience Control. Jurnalistik online memungkinkan pembaca lebih leluasa memilih berita atau informasi.
  • Non-Lienarity. Dalam jurnalistik online masing-masing berita berdiri sendiri, sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan.
  • Storage and Retrieval. Jurnalistik online memungkinkan berita “abadi”, tersimpan, dan bisa diakses kembali dengan mudan kapan dan dimana saja.
  • Immediacy. Jurnalistik online menjadikan informasi bisa disampaikan secara cepat dan langsung.
  • Multimedia Capability. Jurnalistik online memungkinkan sajian berita berupa teks, gambar, video dan komponen lainnya sekaligus.
  • Interactivity. Jurnalistik online memungkinkan interaksi langsung dengan pembaca seperti melalui kolom komentar dan social media sharing.

MITOS JURNALISME SEBAGAI PILAR KEEMPAT DEMOKRASI

Di era modern, kapitalisme sebagai urat nadi, media dan politik bertemu dengan faktor bisnis. Dengan tuntutan kapitalisme media berubah menjadi industri, menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan. Media hanya bisa menjadi pilar keeempat demokrasi jika mengambil jarak dan independen dengan tiga jenis kekuasaan yang terdapat pada lembaga negara (Yudikatif, Legistatif dan Eksekutif). Keberjarakan dengan politik, ekonomi dan bisnis serta memegang kekuasaan akan membuat media berani bersikap kritis.

Pers menjadi mitos ketika pers kehilangan makna denotatifnya, yaitu sebagai penyampai informasi dan author makna bagi khalayak. Pers menjadi mitos ketika ia berada di wilayah konotatif. Pers yang berfungsi sebagai penopang kekuasaan, penghasil bisnis, dan pemuas syawat politik adalah per dalam wujud mitos. Ia bukan lagi sebagai pilar keempat demokrasi tetapi pers sebagai penghancur demokrasi.

SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Segala sesuatu yang dirujuk dan dapat diinterpretasikan adalah tanda. Menurut Winfried Noth, tanda (sign) berfungsi membangkitkan makna. Makna timbul karena ada pertemuan antara penanda (signifier) dan pertanda (signified). Juga makna timbul karena tanda selalu dapat dipersepsi oleh perasaan (sense)dan pikiran (reason).

Dua tokoh semiotik awal yang memperkenalkan tentang tanda adalah ahli lingustik Swiss, Ferdinand de Saussure dan filsuf Amerika, Charles Sanders Pierce. Hingga kini banyak teori tentang semiotika yang dikemukakan para ahli. Salah satu pengususng semiotika yang cukup terkenal adalah Roland Barthes. Kunci dari ajaran semiotika Barthes adalah makna denotasi, konotasi dan mitos.

Menurut gambaran Barthes, tanda denotatif terdiri atas penanda dan pertanda. Akan tetapi pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif. Dengan kata lain, menurut Cobley dan Janzs, hal tersebut merupakan unsur material. Misalnya jika kita mengenal tanda “singa”, maka konotasi seperti harga diri, kegarangan dan keberanian. Menjadi mungkin muncul. Dalam pandangannya, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan tetapi juga mempunyai kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaanya. Studi Barthes tentang tanda bertumpu pada peran pembaca (reader). Baginya, konotasi walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agara dapat berfungsi. Ia membuat sebuah model sistematis dalam menganalisa makna dan tanda-tanda. Fokus Barthes adalah gagasan tentag signifikasi dua tahap (two order of signification).

***

Tulisan ini dibuat untuk tugas mata kuliah BAHASA JURNALISTIK.

Nama : Chynthia Hanani

NIM : 1271511303

Prodi : Broadcast Journalism Universitas Budi Luhur Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun