Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Aku adalah Selingkuhan

2 Juni 2020   05:30 Diperbarui: 15 September 2020   20:11 2641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source :  iStock/Fizkes 

Aku hanya ingin kami terus saling memahami dan saling menyayangi. Aku berusaha melakukan yang terbaik untuk dirinya dan untuk hubungan kami. Aku ingin ia tahu bahwa aku akan selalu ada untuknya, dalam suka maupun duka. Aku akan selalu mendukung dan mendoakan apapun yang sedang ia kerjakan. 

Kami selalu menghabiskan waktu bersama di akhir pekan, mengingat padatnya pekerjaan, juga jadwal perkuliahanku. Hal ini telah menjadi rutinitas yang sangat kami nantikan setelah lelah dengan 5 hari bekerja dan aktivitas lainnya.

Namun, jika ada hal lain yang dapat menunda pertemuan kami, sebisa mungkin aku melakukan hal-hal kecil yang dapat membuatnya merasakan kehadiranku di sisinya. 

Ia adalah teman dekatku, sahabatku, sekaligus saudaraku, satu-satunya kekasih hatiku. Aku menganggapnya demikian karena aku si gadis rantau yang jauh dari orang tua dan sanak saudara. Ia adalah satu-satunya bagiku di tanah rantau  ini. 

Awal mula perkenalan kami, aku merasakan akan adanya ketertarikan serta kenyamanan antara satu sama lain. Begitu juga dengan dirinya, ia merasakan hal yang sama denganku.

Kami saling memahami, mengisi kekosongan, juga saling berbagi mengenai apapun. Kami belajar banyak hal agar hubungan ini dapat membuat kami bertumbuh bersama. Ya, kami adalah pasangan yang berbahagia.

Ah, ternyata sudah 1 tahun yang lalu, kisah perjumpaan kami yang manis… 

Selama 1 tahun lebih perjalanan kisah cinta kami, semua tentu tidak mulus-mulus saja. Memasuki bulan yang keenam, itulah kerikil pertama kami yang ternyata berdampak seperti batu besar yang siap menghancurkan kami hingga saat ini... 

Aku mulai menyadari bahwa ia menjauhi kehidupan sosialku. Ia seperti tidak begitu tertarik dan tidak mengenal apa yang aku jalani dengan orang-orang yang ada di sekitarku, ia bahkan tidak mengetahui mengenai pertemanan dan kehidupanku di luar. 

Jika aku boleh sedikit membandingkan, ia tidak seperti kekasih pada umumnya. Ia tidak pernah datang menjemputku di kampus atau di kantor. Aku paham bahwa ini bukanlah keharusan dan jaminan kebahagiaan suatu hubungan, mungkin ia juga punya kesibukan lainnya.

Aku pun tidak memaksakan hal ini terjadi, walau terkadang aku merasa iri dengan hubungan orang lain dimana prianya berusaha meluangkan waktu untuk menjemput dan hadir di saat-saat yang penting untuk pasangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun