Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Buyar Sudah Mimpi Itu, Begitu Sulitnya Kita ke Piala Dunia

14 Oktober 2025   01:08 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto: Deretan pemain naturalisasi Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus) 

Bahkan di tahun 1979, kita pernah kedatangan delegasi Jepang yang berkunjung untuk study perbandingan tentang Galatama yang menjadi rujukan tata pengelolaan sepak bola modern nasional.

Seharusnya dengan pengalaman panjang kompetisi yang telah kita jalankan, profesionalisme liga Indonesia tentu sudah matang. Bandingkan dengan Jepang yang memulai liga profesional mereka di tahun 1993, kini J-League sudah menjadi salah satu liga terbaik di Asia.

Produk terbaik tentu dihasilkan oleh pabrik yang baik. Nah, dalam industri sepakbola kompetisi adalah pabrik untuk menghasilkan pemain berkualitas, maka tentu pemain berkualitas akan dihasilkan oleh kompetisi yang berkualitas juga.

Fase kita pernah begitu dekat Piala Dunia, juga pernah kita rasakan di tahun 1985, di kualifikasi Piala Dunia 1986. Bermain di grup 3B bersama India, Bangladesh, dan Thailand, kita menjadi juara grup dengan 4 kemenangan dan sekali kalah dan seri.

Mengalahkan Thailand dua kali, menang dan bermain imbang melawan India, serta sekali menang dan kalah dari Bangladesh. Sayangnya di fase berikutnya kita bertemu Korea Selatan yang mengalahkan Indonesia dua kali.

Korea Selatan pada akhirnya lolos pertama kalinya ke Piala Dunia, setelah di babak berikutnya menyingkirkan Jepang. Saat itu, duet penyerang Indonesia yang diisi oleh Bambang Nurdiansyah dan Dede Sulaeman yang begitu gacor dengan mengemas masing-masing empat gol.

Satu gol lagi dicetak oleh libero andalan Indonesia Herry Kiswanto yang terkenal dengan kekuatan tendangan geledeknya, seperti yang ia tunjukkan saat menciptakan gol tunggal kemenangan Indonesia atas Thailand.

Problem Timnas sekarang sepertinya pada striker atau penyerang yang punya naluri gol tinggi. Selain Bambang Nurdiansyah dan Dede Sulaeman, kita juga punya Ricky Yakobi yang dijuluki Paul Breitner- nya Indonesia, Ricky Yakob pernah bermain di klub Jepang Matsushita Electric yang sekarang dikenal sebagai Gamba Osaka.

Kita juga punya Widodo C Putro yang terkenal dengan gol saltonya di Piala Asia 1996, yang menjadi gol terbaik Asia. Ada legenda masa lalu Andi Ramang yang pernah membuat Lev Yashin, kiper legendaris Uni Soviet jatuh bangun melakukan penyelamatan.

Beberapa dekade belakangan kita memang kekurangan striker atau penyerang "hebat" Nama-nama yang sekarang ini masih kualitas standar apalagi pemain lokal kita, dan ini menjadi problem utama Timnas, "penyerang".

Dan terakhir, titip satu pesan dengan nada suara sehalus dan seramah mungkin " tolong, ganti saja Patrick Kluivert " Carilah pelatih yang punya pengalaman manajerial di Piala Dunia,  Indonesia ini bangsa besar Piala Dunia sudah lama menunggu kita......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun