Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ini 4 Laga Dramatis yang Mengubur Mimpi Indah di Liga Champions

5 Mei 2022   12:51 Diperbarui: 6 Mei 2022   09:45 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carlo Ancelotti merayakan kemenangan atas Man City bersama anak asuhnya di Real Madrid dalam laga semifinal Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, 4 Mei 2022.(GABRIEL BOUYS/AFP) 

Manchester City harus mengubur mimpi indah yang telah ada di ujung mata, gagal lolos ke final Liga Champions usai menghadapi comeback epik injury time Real Madrid.

Keunggulan 4-3 The Citizens di leg pertama, serta keunggulan 1-0 di menit ke-73 melalui gol Riyad Mahrez tidak mampu dipertahankan oleh pasukan Pep Guardiola yang entah bagaimana kehilangan fokus di masa injury time yang harus dibayar dengan sangat mahal. 

Setelah kedua tim berimbang tanpa gol, Los Blancos menerima pukulan usai Riyad Mahrez membuka keunggulan tim tamu di menit ke-73.

Hingga memasuki 90 menit waktu normal City masih unggul 1-0 (agregat 5-3). Namun, pemain pengganti El Real, Rodrygo muncul sebagai algojo mematikan bagi city. Winger Brasil itu mencetak dua gol hanya dalam dua menit untuk memaksakan pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

Mimpi indah pun harus terkubur, pelanggaran Ruben Dias terhadap Karim Benzema membuat wasit memberikan hadiah penalti bagi pasukan Carlo Ancelotti.

Benzema yang maju sebagai eksekutor sukses mengecoh Ederson untuk mengubah skor menjadi 3-1, sekaligus memastikan kemenangan dan tempat di final Liga Champions bagi El Real.

Begitulah, Liga Champions memang selalu memberikan drama yang menegangkan dan mengejutkan namun sekaligus menghibur bahkan menghipnotis para penggemar sepakbola dunia.

Selain drama di Santiago Bernabeu itu, Liga Champions juga telah mencatat beberapa momen yang tak kalah dramatis di ajang tertinggi sepakbola antar klub Eropa.

Bagaimana tim-tim yang satu tangannya telah menggenggam kemenangan namun harus melepaskannya di saat-saat terakhir ketika pertandingan tinggal menyisakan sedikit menit lagi bahkan detik.

Berikut 4 kekalahan dramatis yang menghapus mimpi indah di Liga Champions

1. Manchester United vs Bayern Munchen (1999)

Final Liga Champions yang tercatat sebagai salah satu laga yang epic adalah saat pertandingan yang mempertemukan raksasa Liga Inggris berhadapan dengan penguasa Bundesliga.

Bayern Munchen berhasil mencetak sebuah gol dan bertahan hingga menit-menit akhir laga sebelum keajaiban datang bagi setan merah lewat Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer.

Laga final yang berlangsung di Camp Nou, Barcelona, 26 Mei 1999, menjadi laga paling menyakitkan bagi FC Hollywood, bagaimana tidak, mereka telah unggul 1-0 hingga memasuki waktu injury time.

Enam menit pertandingan berjalan, pasukan Die Roten telah unggul, Ronn Johnsen menjatuhkan striker Bayern, Jancker, tepat di luar kotak penalti. Mario Basler yang maju sebagai eksekutor melepaskan tendangan bebas rendah yang tak mampu ditahan oleh Peter Schmeichel dan membawa Bayern unggul 1-0.

Tertinggal satu gol membuat MU kesulitan di babak kedua, dan Bayern semakin percaya diri dan ada untuk berpesta telah terbuka di depan mata. Akan tetapi Sir Alex Ferguson belum berputus asa, ia memainkan Ole Gunnar Solskjaer di 10 menit tersisa.

Pergantian inilah membawa perubahan besar bagi MU, Solkjaer tampil merepotkan pertahanan lawan. MU kemudian mendapatkan tendangan sudut tepat ketika asisten wasit mengangkat papan pangumuman tambahan waktu tiga menit.

Tendangan sudut diambil oleh David  Beckham yang mengirim bola ke mulut gawang, dan Teddy Sheringham memanfaatkan kemelut yang terjadi di depan gawang Bayern untuk mencetak gol balasan MU, tepat di menit ke-90 + 36 detik.

Namun, belum semenit bola bergulir, kembali  MU mendapatkan tendangan sudut. Sekali lagi Beckham yang mengambil tendangan sudut dan melambungkan bola yang disundul Sheringham ke depan gawang, bola liar dengan cepat disambar Olle Gunnar Solskjaer dengan sepakan keras yang merobek gawang Schmeichel.

Gol yang disambut gegap gempita oleh fans MU, namun di sudut lain menjadikan fans Muenchen menangis sedih.

2. Liverpool vs AC Milan (2005)

Final liga Champions 2004/2005 mempertemukan Liverpool vs AC Milan.

AC Milan yang saat itu di bawah asuhan Carlo Ancelotti sudah unggul jauh 3-0 di babak pertama laga.

Kemenangan yang sudah di depan mata itu, pada akhirnya sirna saat Liverpool yang masih dinakhodai Rafael Benitez melakukan comeback gemilang untuk menyamakan kedudukan dan memaksa perpanjangan waktu hingga adu penalti.

AC Milan sudah memimpin di menit pertama laga saat kapten AC Milan, Paolo Maldini, mencetak gol usai memanfaatkan set-piece dari Andrea Pirlo.

Dan di lima menit akhir waktu normal babak pertama pasukan Rossoneri kembali menambah pundi-pundi golnya lewat gol Hernan Crespo pada menit ke-39 dan satu gol lagi semenit jelang babak pertama usai.

Keunggulan 3 gol tanpa balas di babak pertama menjadikan AC Milan terlena dan ini dimanfaatkan dengan sempurna oleh Steven Gerrard dkk.

Sang kapten, Steven Gerrard pun mengawali kebangkitan timnya dengan lesakan gol dari sundulannya, yang menggetarkan gawang Milan yang dikawal Nelson Dida pada menit ke-54.

Dua menit berselang pemain asal Republik Ceko, Vladimir Smicer, membuat pasukan the Reds semakin bangkit semangatnya berkat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti kembali berhasil koyak gawang Nelson Dida.

Dan petaka bagi Milan pun terjadi di menit ke-60, Xavi Alonso yang gagal mengeksekusi penalti karena tendangannya sukses di blok Dida, beruntung bola rebound berhasil dimanfaatkan sendiri oleh Xabi untuk mengubah skor menjadi 3-3.

Pertandingan pun berlangsung hingga ke babak adu penalti dan pasukan Rafael Benitez benar-benar dibawah naungan Dewi Fortuna. Jerzy Dudek menjadi pahlawan bagi timnya usai sukses memblok tendangan penalti dari Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko.

3. Barcelona vs PSG (2017)

PSG bertandang ke Camp Nou markas Barcelona dengan modal besar kemenangan 4-0 di leg pertama yang berlangsung di Parc Des Princes. Saat itu Lionel Messi cs masih dilatih Luis Enrique, sedangkan PSG diarsiteki Unay Emery.

Kemenangan di kandang itu membuat PSG sepertinya mustahil gagal untuk lolos ke babak selanjutnya karena margin gol yang terlampau jauh.

Sebelumnya belum pernah ada tim yang gagal lolos ke babak selanjutnya usai menang dengan margin selisih empat gol di leg pertama.

Namun Barcelona berhasil menjungkir balikkan keadaan dengan kemenangan dramatis melalui laga seru yang tak terlupakan.

Bahkan lebih sadis lagi, satu gol yang dilesakkan Edinson Cavani, semakin melambungkan mimpi PSG untuk melangkah ke babak selanjutnya.

Namun, Barcelona tetap berusaha menampilkan permainan terbaiknya. Dua gol dari Neymar, satu gol Messi, satu gol Luis Suarez, gol bunuh diri Layvin Kurzawa, dan gol dramatis Sergi Roberto membuat Barcelona menang dengan skor 6-1.

Agregat pertandingan menjadi 6-5 dan Barcelona berhak melaju ke babak selanjutnya.

Pada leg pertama, 14 Februari 2017, bertanding di Parc Des Princes Stadium, PSG melumat Lionel Messi dkk dengan membobol empat kali gawang Marc-Andre Ter Stegen. Keempat gol PSG dicetak oleh Angel Di Maria dua kali, Edinson Cavani, dan Julian Draxler tanpa bisa dibalas tim tamu.

Laga dramatis yang diwarnai kontroversi itu, telah mengubur impian indah PSG. Saat laga menyisakan 10 menit waktu normal, Barcelona masih unggul 3-0 dan mereka butuh setidaknya 1 gol saja untuk memaksa perpanjangan waktu atau jika menambah satu gol lagi mereka bisa memenangkan pertandingan.

Namun, justru PSG mampu mencetak gol melalui Edison Cavani. Ini menjadikan Blaugrana harus menambah tiga gol lagi dan sepertinya itu mustahil di 10 menit laga tersisa, apalagi PSG bermain begitu rapat untuk bertahan.

Dan mimpi buruk PSG pun terjadi di rentang  enam menit terakhir laga. Di awali gol Neymar lewat  tendangan bebasnya di menit 88, dan gol penaltinya di menit 91.

Di detik-detik terakhir, kembali Neymar memberikan kontribusinya dengan sebuah assist yang disambut oleh Sergi Roberto untuk merobek jala PSG yang keenam kali. 

Gol yang membuat para pendukung Barcelona loncat kegirangan, termasuk di bangku cadangan berlari berhamburan merayakan gol kemenangan yang sungguh tak terbayangkan.

Laga dramatis itu kemudian tercatat sebagai salah satu momen terbaik dalam sejarah Liga Champions. Barcelona menang, PSG pun menangis.

4. Ajax Amsterdam vs Tottenham Hotspur (2019)

Tottenham Hotspur bertandang ke Amsterdam Arena dengan modal negatif, kalah 1-0 di kandang sendiri. Bahkan lebih parahnya lagi mereka telah tertinggal 0-2 di babak pertama di leg kedua itu. 

Namun, Spurs tanpa dinyana sukses membalikkan keadaan dan mengubur mimpi indah Ajax untuk maju ke partai final Liga Champions.

Modal kemenangan 1-0 di leg pertama, Ajax sejatinya berada di atas angin ketika mereka telah unggul dua gol di babak pertama leg kedua ini lewat sebuah gol dari sundulan Matthijs de Ligt saat laga baru berjalan lima menit. Dan Hakim Ziyech yang menggandakan keunggulan Ajax pada menit ke-35.

Skuad Mauricio Pochettino rupanya tak mau menyerah, Spurs tampil agresif di babak kedua dan akhirnya sukses menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui gol dari Lucas Moura di menit ke-55 dan 59.

Namun, itu belum cukup. Ajax masih di atas angin dengan keunggulan agregat 3-2. Dan sekali lagi Lucas Moura tampil sebagai malaikat maut yang menghancurkan pasukan Erik Ten Hag. Lucas Moura menjadi pahlawan dengan mencetak gol ketiganya hingga skor menjadi 3-2.

Drama itu terjadi saat injury time. Ketika memasuki menit kelima dari enam menit waktu tambahan yang diberikan wasit, Lucas Moura membuat publik tuan rumah terhenyak dengan  penampilan luar biasanya untuk mencetak gol ketiga pasukan the Lilywhites.

Gol ini pun membuat skor agregat 3-3, tapi Spurs berhak lolos ke final berkat keunggulan agresivitas gol di kandang lawan yang saat itu aturan gol tandang masih berlaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun