Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teroris: Misi Sukses

29 Maret 2021   20:15 Diperbarui: 29 Maret 2021   20:21 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: industry.co.id

Bejo duduk termangu, menatap rimbun pepohonan yang menyelimuti lapangan kecil, tempat ia dan beberapa rekannya selama tiga bulan ini digembleng oleh seorang senior yang dipanggil Abu Budak.

Hari ini sudah tiba waktunya bagi Bejo untuk melaksanakan tugas suci yang diembankan padanya. Hati Bejo masih gamang apakah sudah siap atau belum, terlalu berat baginya untuk mencerna dan mengerti apa sebenarnya tujuan dari semua ini.

Bejo berada di tempat itu karena melarikan diri dari kejaran petugas usai kelompoknya terlibat bentrok antar geng dan Bejo menjadi tersangka utama tewasnya seorang anggota polisi yang mencoba mengamankan situasi, namun oleh Bejo polisi tersebut dihantam dengan balok kayu hingga tewas.
Bejo yang ketakutan berlari dan bersembunyi di sebuah mesjid, di sana ia bertemu dengan seorang jamaah yang mengajaknya untuk bersembunyi di tempat yang dikatakannya aman dan takakan diketahui oleh petugas.

Di sinilah Bejo saat ini berada, di tempat ini Bejo bersembunyi dan mendapatkan bimbingan dari Abu Budak, meski kurang paham apa yang diberikan oleh Abu Budak, tapi Bejo manut saja, yang penting ia aman dari kejaran petugas.

Usai mendapat bimbingan dan doktrin, Bejo mendapat tugas yang cukup serius, kata Abu Budak tugas ini adalah tugas kemuliaan demi kemanusiaan. Tugas yang akan menjadi penebus dosa-dosa Bejo di masa yang lalu. Bejo adalah orang yang terpilih mendapat kehormatan yang sangat mulia untuk melaksanakan tugas itu. Tapi Bejo masih bimbang, ia tidak yakin apakah ia orang yang tepat untuk tugas ini. Akalnya seperti berperang melawan tembok, mencari jawaban dari apa yang tidak dipahaminya tapi harus dilaksanakannya. Takut?. Sepertinya kata takut sudah takada dalam kamus Bejo, sudah dihapus oleh doktrin Abu Budak.

Bejo lahir di tempat yang tak bernama di kolong jalan layang kota ini. Bejo tumbuh dan besar dibawah asuhan rembulan, ia hanya mengenal sosok ibu yang sejak Bejo kecil selalu berada di jalanan, jika siang bekerja entah apa di lampu merah, jika malam masih di tempat yang sama tapi dengan modus yang berbeda. Nanti setelah mulai remaja Bejo baru paham apa pekerjaan ibunya, tapi baginya itu sudah tidak berarti apa-apa, persetan dengan semua itu begitulah prinsip Bejo.

Jangan tanya sosok ayah pada Bejo, bagi Bejo sosok ayah itu adalah tiang lampu merah di taman di bawah jalan layang, karena kata ibunya dari situlah ayahnya datang membawa uang untuk ditukar dengan lenguhan dan tumpahan peluh hingga kepuasan laknat itu terpenuhi.

Masa kecil Bejo dihabiskan dari terminal ke terminal, dari stasiun ke stasiun dan dari pasar ke pasar. Mulai dari bermain, ngasong, ngutil, ngamen sampai mencopet. Ketika remaja, Bejo mulai ikut komplotan geng di jalanan. Menguasai parkiran dan area perdagangan di pasar-pasar. Setiap minggu semua pedagang harus nyetor. Jika tidak, mereka harus merasakan teror fisik maupun mental oleh geng Bejo.

Begitulah keseharian Bejo hingga peristiwa perkelahian antar geng memperebutkan daerah kekuasaan, yang menghantarkan Bejo bertemu seseorang yang membawanya bertemu dan menjadi murid Abu Budak.

Di sinilah tempat Bejo sekarang. Bergabung sebagai anak didik Abu budak. Setiap hari Bejo bersama temannya yang lain diwajibkan belajar dan mengerjakan bermacam-macam tugas, mulai dari sebelum terbit matahari hingga terbenamnya. Sebuah rutinitas yang padat dan berat, namun bagi Bejo itu lebih baik daripada harus ditangkap polisi dan menjadi penghuni Nusa Kambangan. Setidaknya di tempat ini mereka masih bertemu bulan dan matahari, masih merasakan semilir angin, tidak harus memakai seragam dan mendekam dalam tembok yang menyebar ketakutan.

Gemblengan yang diterima Bejo dan kawan-kawan cukup serius, mereka dibekali dengan beberapa keterampilan dan latihan fisik bela diri baik dengan tangan kosong maupun dengan senjata. Karena memiliki fisik yang bagus serta keberanian yang lebih, akhirnya Bejo menjadi menonjol di antara teman-temannya yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun