Mohon tunggu...
Christydar Ayunda
Christydar Ayunda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Halo, saya Christydar Permata Bella Ayunda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradigma Misi Gereja Katolik Roma Abad Pertengahan - David J Bosch

16 November 2023   21:24 Diperbarui: 6 Februari 2024   21:51 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agustinus menentang pendapat Pelagius yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai segala hal yang baik melalui tindakan, perkataan, dan pengilhaman. Dengan kata lain, Pelagius tidak menganggap Kristus sebagai Juru Selamat yang mati untuk dosa-dosa manusia, tetapi sebagai guru dan model, dimana kita terpanggil untuk meneladaninya. (J. Bosch, 336). 

Bagi Agustinus, pemahaman Pelagius adalah pemahaman yang salah. Agustinus menjadi teolog Kristen pertama yang serius memegang ajaran Paulus tentang pembenaran oleh iman. Menurut Agustinus, semua manusia dengan sendirinya adalah berdosa (konsep dosa asal). Sehingga sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima anugerah Allah. Oleh karena itu, Kristus melalui kematian-Nya sebagai ganti manusia pada salib adalah pusat teologi Kristen. (J. Bosch, 337).

Eklesiastikalisasi Keselamatan

 Kaum Donatis menekankan bahwa ketujuh dosa maut (penyembahan berhala, hujat, membunuh, zinah, hubungan di luar nikah, bersaksi palsu, dan menipu), tidak dapat diampuni. (J.Bosch, 339). 

Sehubungan dengan hal itu, mereka memprotes kehadiran Filipus dalam proses penahbisan Caecilian sebagai uskup Karthago. Mereka yakin bahwa Filipus adalah seorang pengkhianat terhadap orang-orang Kristen ketika terjadi penganiayaan dimasa Diocletianus. Selain itu ajaran utama mereka adalah pemisahan yang mutlak antara gereja dan negara. (J. Bosch, 339).

Agustinus meresponi dengan gigih menentang kaum Donatis ini, dalam hal ini Agustinus tidak hendak menyatakan bahwa gereja dan para pemimpinnya bebas dari dosa, melainkan harus disadari bahwa di dalam gereja kita juga akan menemukan orang-orang yang masih berlumuran dosa. Oleh karena itu semua orang dalam gereja (termasuk orang-orang baik), adalah orang berdosa. (J. Bosch, 340).


Menurut si Agustinus, kaum Donatis merasa diri benar dan kudus sebenarnya lebih berdosa daripada orangorang berdosa lainnya. Ia menekankan bahwa kehadiran gereja bukanlah menjadi tempat perlindungan dari dunia yang telah rusak melainkan hadir demi dunia yang sedang kesakitan. (J. Bosch, 340)

Dampak dari pandangan Agustinus menimbulkan paradigma kekudusan melekat pada diri Gereja. Dua abad setelah Agustinus, Cyprianus mengatakan istilah yang kemudian menjadi dasar gereja Katolik abad pertengahan “extra ecclesian nulla salus” (tidak ada keselamatan di luar gereja Katolik). (J. Bosch, 340).

Ucapan Cyprianus dilupakan dan frasa itu diberlakukan secara universal kepada Gereja Katolik Roma dalam Bula Paus Unam Sanctam yang dikeluarkan Paus Bonifacius VIII dgn pernyataan penutup, “Kami menyatakan, mengumumkan, mendefinisikan, memberitakan, bahwa demi keselamatan setiap makhluk manusia, ia mutlak perlu menjadi warga dari uskup Roma.” (J. Bosch, 341)

Kemudian konsekuensi penting dalam eklesiastikalisasi teologi dan misi dalam diri Cyprianus, Agustinus adalah perubahan dasariah dalam pemahaman tentang baptisan. (J. Bosch,341-342).

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun