Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sebuah Kemegahan Arsitektur Islam "Registan Square" Samarkand

17 April 2024   09:04 Diperbarui: 28 April 2024   11:27 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

b. Madrasah Sher-Dor (1619--1636)

c. Madrasah Tilya-Kori (1646--1660)

Suasana Islami yang kental sejak berabad-abad yang lalu, ditunjang dengan bangunan-bangunan berarsitektur Islam yang unik dan cantik, memberikan dampat luar biasa bagi wisatawan-wisatawan yang mengerumuninya.

Permainan warna biru yang selalu menghiasi bangunan-bangunan Islam yang bersejarah di sana menimbulkan suasana eksotisme yang luar biasa Asia Tengah Uzbekistan.

Perpaduan antara arsitektur Islam dan arsitektur Asia Tengah Russia serta pengaruh dari Eropa dan Timur Tengah ini, benar-benar unik. Dan untukku yang belum pernah masuk ke dunia arsitektur Islam ini, membuat aku terus terkesima tanpa kata-kata.

Bahkan, ketika malam tiba suasana syahdu di salah satu lokasi di Registan Square ini menghasilkan efek sangat membuat bulu kuduku merinding!


Dari pagi hingga malam kami mengeksplore tanpa batas waktu di Resistan Square ini, kami melihat hujan rintik salju terus menerus sampai salju menggunung disana, dan kami bebas bermain salju. 

Ketika malam harinya selepas hujan salju berhenti dan es sedikit mencair yang membuat plaza tersebut menjadi basah dan tetap licin, suasana sangat syahdu pun membebaskan kami untuku terus terkesima, dengan sorot lampu-lampu dekoratif.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

Salah satu pintu bangunan di Registan Square, di siang hari dengan salju yang menggumpal dan di tempat yang sama di malam hari setelah salju sedikit mencari dengan plaza yang basah dan licin.

Begitu syahdu malam itu di sana, angin dingin terus menyapa kami sepoi-sepoi, yang masih membawa butiran-butiran salju kearah kami, dan menyapu wajah-wajah lelah kami. Kurapatkah syal tebalku ke leherku. Tubuhku sendiri semakin kedinginan karena semakin malam, suhu udara semakin turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun