Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Warisan Alam dan Budaya Jepang Khususnya "Ramah Disabilitas", Sebuah Inspirasi bagi Dunia

6 Februari 2020   10:10 Diperbarui: 6 Februari 2020   12:28 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku di dorong dengan cepat oleh Mr. Sugiyama, dan Michelle serta istri Mr. Sugiyama, berlari di depanku. Hanya 5 menit, hujan turun lagi. Mendung semakin tebal dan hujan turun semakin lebat, sapai kami harus berteduh dahulu cukup lama. Karena, kalau tidak baju kami pasti kuyup!

Huhuhu ......

Angin bertiup kencang, menghapus suhu udara yang awalnya sekitar 30 derajat Celcius, sampai turun beberapa derajat, menghasilkan suhu turun terus. Mulai agak dingin, bahkan hujan semakin lebat, dan angin semakin kencang. Dinginnnnnnnnn .......

Mendung bergayut tebal, mengiringi kami pulang. | Dokumentasi pribadi
Mendung bergayut tebal, mengiringi kami pulang. | Dokumentasi pribadi
Setiap hujan berhenti atau gerimis kecil, kami berlari2 sampai tempat berteduh selanjutnya. Hingga sampai ujung pintu masuk dan keluar, lega lah kami. Kami berteduh di "tourist information", untuk pipis, mengembalikan kursi roda pinjaman dan menunggu hujan reda untuk Mr. Sugiyama mengambil mobilnya.

Oya, jalan2 seharian saat itu memng aku tidak membawa kursi roda ajaibku, sejak ke Kawaguchiko, trus ke Fujuyama Station 5th dan di Oshino Hakkai Narusawa Village. Selain memgn mobilnya kecil, minicar, aku juga tidak mau merepotkan Mr. Sugiyama untuk angkat dan menurunkan kursi roda ajaibku. Kasihan, beliau sudah senior ......

Jadi, waktu keliling kolam heritage kami meminjam kursi roda manual di tempat peminjaman dan gratis. Ya, Jepang benar2 "ramah disabilitas" serta sangat peduli dengan sesame. Tempat peminjamanan itu, aku melihat ada belasan kursi roda manual, bukan hanya untuk disabilitas fisik saja, tetapi banyak lansia yang meminjam.

***

Ketika sebuah tempat wisata yang tertata rapid an cantik, bukan hanya sekedar titik wisatanya saja, tetapi bagaimana kita menyediakan fasilitas2 pendamping bagi wisatawan. Bukan hanya sekedar bisnis cinderamata serta panganan2 saja, tetapi tidak dibarengi dengan tempat yang rapi, bersih dan nyaman.

Juga, bukan sekedar ada akses untuk ke titik wisata nya saja, tetapi justru membangun sesibilitas termasuk bagi kaum lansia dan disabilitas, dengan alat2 bantu mereka.

Mereka, Jepang, terus mengambil kesempatan yang terkecil apapun, di tiap peluang itu datang. Ketika Oshino Hakkai menjadi sebuah desa yang terkenal karena situs dari UNESCO, pemerintah setempat berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik bagi wisatawan yang datang.

Mereka membangun area wusatawan dengan fasilitas2 cantik, termasuk untuk "ramah disabilitas", dan mreka un menyediakan alat transportasinya, berupa kursi roda dan tongkat serta stroller.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun