Â
Suasana rutin itu mengingatkan aku dengan suasana penjemputan anak2 SD di Indonesia. Jika di Jakarta, yang menjemput adalah supir dengan mobil2nya atau ibu2 muda dengagn menyetiri sendiri mobilnya. Jika di desa2, masih banyak ibu2 yang menjemput anak2nya dengan berjalan kaki atau naik sepeda.
Â
Tetapi ternyata selama aku bolak balik k Jepang dalam kurun waktu 2 tahun ini, baik di kota2 kecil dan perkampungan kota bahkan di Tokyo sebagai ibukota, yang aku lihat ibu2 muda dengan anak2nya yang masih kecil, dijemput dengagn seda maksimal. Sisanya, ibu2 muda itu menjemput dengan berjalan kaki saja .....
Â
Ironis sekali, ketika Indonesia sebagai Negara berkembang dengan Jakarta sebagai ibukota Negara, itu justr "melepas" kenyamanan hidup dengan bermacet2 ria serta menonjolkan gengsi. Walau di desa2 masih banyak yang tidak punya uang untuk membeli mobi, tetapi kenyataannya jika mereka ada kelebihan uang untuk membeli motor, mereka pun akan lebih memilih motor ketimbang naik sepeda.
Â
Padahal, sebagai Negara maju bahkan salah satu Negara termodern di dunia, Jepang justru "back to nature". Negara ini mampu mengendalikan kemacetan dan pertumbuhan mobil dengan transportasi missal yang luar biasa!Â
Sehingga, jalan2 di Jepang, termasuk di kota2 besar, secara umum tidak terlalu ramai, karena mereka lebih memilih naik kereta atau bus jika tidak terlalu jauh. Tetapi, stasiun dan kereta lah yang akan mengalami "kemacetan", hihihi .....Â
Ada juga waktu ada serombongan anak2 Jepang berumur sekitar 10 tahunan, berjalan disisi kami yang bergerombol, aku diatas kursi roda dan Michelle bersama dengan teman2nya. Anak2 Jepang tu mengajak ngobrol. Untung ada Michelle dan teman2nya sehingga aku tidak terlalu terbengong2, karena kendala bahasa .....Â