Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Tentang “Optimisme” dari Istana

15 Desember 2015   11:26 Diperbarui: 15 Desember 2015   15:43 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman2 cantik pun banyak menghiasi panggung ruangan itu.Tidak jelas apa namanya, karena mataku terus ‘merekam’ ke semua penjuru dan tidak bisa tertancap di 1 titik tertentu. Juga bunga2an. Bahkqn di beberapa titik serta di atas meja makan prasmanan panjang di sisi kanan dan kiri pun, dihiasi bunga2an. Menambah semarak ruangan apalagi jika untul perjamuan.

Lukisan2 Presiden Indonesia dari pertama, tergantung di dinding2 ruang perjamuan tersebut. Pak Jokowi belum ada. Mungkin nanti setetlah beliau digantikan oleh penerusnya. Dinding2pun di cat dengan warna putih bersih. Dan di kolom2nya mempunyai pedestal2 berwarna coklat muda, dengan material marmer. Sekilas tebakanku adalah marmer Citatah type E yang memang berwarna coklat lembut keputih2an.

Di beberapa titik ruangan dihiasi meja2 kecil hanya untuk s3kedar hiasan yang diatasnya diletakkan bunga2 juga. Meja itu berbentuk oval, bulat atau persegi, kakinya terbuat dari kuningan dan permukaan meja sepertinya terbuat dari marmer berwarna off-white dan ber-urat, seperti marmer Citatah atau Creama Marfil. 

Sekilas, ruang perjamuan di Istana Negara kemarin, merupakan ruangan yang cukup elegan. Bukan! Bukan hanya sekilas saja. Tetapi ruang perjamuan itu memang benar2 elegan, dimana seorang Presiden berada di dalamnya.

Kemewahan salah satunya karena adakan candelier atau lampu2 gantung bermaterial kan kristal. Dan memang Kristal berasal dari Eropa Timur. Tetapi dengan desain cantik ruang perjamuan tersebut, membuat lampu gantung Kristal dari negeri yang jauh pun, terasa sebagai ‘sahabat’ dengan asesoris dan desain khas Indonesia. Gemilau cahaya dari kristal2 itulah yang membuat ruangan tersebut bergelimang rasa suka, kebabagiaan dan persahabatan. Dan itulah yang harus kita perjuangkan, sebuah NILAI2 PERSAHABATAN bagi dunia ......

Bukan mewah semata2, tetapi elegan. Aku merasa benar2 berada di sebuah ruangan yang ‘Indonesia banget’ dengan warna bendera Merah dan Putih, dengan tanaman2 khas Indonesia, asesoris khas Indonesia dan makanan2 Indonesia ……


Ini pertama kalinya aku masuk di istana. Konsep Istana Negara dan Istana Merdeka itu jelas mencerminkan arsitektur jaman kolonial Belanda yang dipadukan oleh arsitektur lokal dari beberapa detailnya. Keduanya, dan tidak bisa diingkari bahwa memang dahulu Indonesia merupakan negara yang diduduki oleh bangsa Belanda. Toh sekarang kita bisa menjalin hubungan persahabatan dalam perdamaian dunia.

Rasa OPTIMISME itu terus bergayut dalam benakku. Rencana2 dan program2ku yang sudah aku serahkan kepada pak Jokowi, Sabtu kemarin, dan yang masih dalam persiapan untuk beraudiensi lebih banyak lagi dengan beliau, itu lah yang membuat aku semakin excited untuk masa depan bangsaku.

Rasa OPTIMISME itu juga akan terus berbunga dan menyeruak dalah hatiku, untuk aku bisa lakukan dalam dukungan lingkunganku.

Tidak ada rasa pesimistis sama sekali, walau dalam keterbatasanku. Tidak ada rasa sedih apalagi putus asa sama sekali dalam hatiku. Yang ada hanyalah rasa OPTIMISME dan terus optimis, untuk semua hal. Dan ENERGI POSITIF k uterus menyeruak untuk terus menghasilkan kebahagiaan2 dalam senyumku. Dan itu membuat aku “sembuh”, dalam Tuhan, setelah terserang stroke 6 tahun lalu..

Ya… OPTIMISME yang dikumandangkan oleh pak Jokowi kemarin, semakin membahana dalam hatiku, dan aku seakan ‘terbang’ di dalamnya…

Salam OPTIMIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun