Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Tentang “Optimisme” dari Istana

15 Desember 2015   11:26 Diperbarui: 15 Desember 2015   15:43 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena kami tidak diperbolehkan membawa kamera dan benda2 elektronik yang lainnya, aku pun merasa sedikit 'gamang'. Gamang? Hihihi ..... karena aku merasa banyak sekali bagian2 dari istana,ik, menarik dan menginspirasi, yang can tempat kemarin kami berkumpul dan berdiskusi bersama pak Jokowi, yang bisa (dan harus) diabadikan. 

Sebagai arsitek, aku sangat tertarik dengqn detail2 bangunan dan interiornya. Furniturenya bahkan asesorisnya. Di meja makan untuk prasmanan di sisi kanan dan kiri pun mempunyai berbagai asesoris. Cantik sekali! Barang2 dari kuningan dan tembaga berbentuk hewan2 dengan desain dekoratif. Ada kucing, anjing, atau kelinci. Mungkin ada yang lainnya karena konsep asesoris seperti itu, si desainer akan mendesain banyak macam dan jenis hewan sebagai 1 paket.

Bertemu dengan pak Jokowi, kami berada di Istana Negara yang menghadap jalan Veteran. Sedangkan Istana Merdeka yang menghadap ke Monas. Berada di istana mana pun, aku tidak peduli karena yang aku pedulikan adalah “bertemu dengan pak Jokowi”, hihihi ….. toh juga aku belum pernah memasuki kawasan istana kenegaraan, jadi apa yang bisa aku pikirkan, bukan?

Sekilas tentang Istana Negara :

Pada awalnya di kompleks Istana di Jakarta ini hanya terdapat satu bangunan, yaitu Istana Negara. Gedung yang mulai dibangun tahun 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten dan selesai 1804.  

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Siberg ini semula merupakan rumah peristirahatan luar kota milik pengusaha Belanda, J A Van Braam. Kala itu kawasan yang belakangan dikenal dengan nama Harmoni memang merupakan lokasi paling bergengsi di Batavia Baru.


Bayangkan saja, berapa banyak bidikan foto cantik yang menginspirasi, yang aku lewatkan karena tanpa kameraku? Tetapi dengan "rekaman" lewat mataku, mungkin aku bisa menggambarkan sesuai yang aku lihat untuk yang membaca tulisan2ku. Tetapi rasa OPTIMISME itu memang selalu aku gunakan. Apapun yang terjadi, sejelek apapun itu, aku akan berusaha dengan cara apapun, cara ala Christie,  untuk mempersembahkan yang yerbaik untuk Tuhan lewat sesama dan negara.

Tentang konsep warna merah yang dominan di ruang kemarin. Karpet un-loop berdesain bunga2 kuning keemasan dengan latar belakang merah cerah. Tirai2 tinggi sebagian berwarna merah. Bahkan rantai atau kabel2 dari lampu2 gantung (candelier) kristal pun, menjuntai dan dililit oleh kain (atau tambang) berwarna merah.

Aku tidak tahu konsep dari istana nya sendiri. Tetapi yang aku cukup yakin adalah warna merah itu melambangkan 'keberanian' seperti pada Bendera Merah Putih dan warna putihnya melambangkan 'kesucian', seperti di sebagian besar konsep warna istana. Putih bersih …..

Rekaman mataku juga tidak berhenti disitu saja. Meja2 bulat yang didandani taplak berwarna putih menjuntai, serta kursi2 makan kayu dan jok kain nya berwarna coklat-kuning-keemasan, menambah padu padan mewah dalam ruang tamu besar, tempat kami dijamu makan siang bersama pak Jokowi.

Karpet merah tebal un-loop itu memang empuk. Apalagi jika kita berjalan tanpa alas kaki. Pasti lembut karena benang2 karpet ini pasti terbuat dari material yang terbaik. Tetapi memang tidak untukku yang memakai kursi roda. Memang, kursi roda bukan tempatnya disana, walau roda2 kursi ku masih mampu berjalan diatasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun