3. Â Â Â Menunjuk kontraktor berkualitas A ( untuk jalan kebanggaan Jakarta )
4. Â Â Â Menunjuk CM atau pengawas, yang idependen untuk mengawasi kontraktor dan melapporkan kepada pemilik proyek
Ini adalah konsep standard. Dibawahnya sendiri ada para supervisor dan pelaksana harian dimasing2 hirarki, untuk melaksanakan pembangunan jalan tersebut, SESUAI DENGAN GAMBAR DAN SPESIFIKASI MATERIAL yang sudah disepakati dengan semua hirarki. Pemilik proek adalah si pengambil keputusan.
Permasalahan mulai terjadi, ketika biaya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sehingga banyak proyek akan menurunkan biaya dengan cara beragam :
1. Â Â Â Material di cari yang 'setara' dengan mutu dan kualitas yang sama. Tetapi apakah mutu dan kualitas akan sama jika harga sangat jauh berbeda? Coba pikiran!
2. Â Â Â Pelaksana harian dan supervisor dicari dengan kualitas dibawah yang tidak sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan masyarakat
Selain itu jga, banyak oknum2 yang mengambil keuntungan untuk pribadi dengan 'menukar' material yang 'seakan2 sama' dengan material yang berbeda. Sehingga dengan material yang berbeda, seringkali tidak bisa 'klik' dengan material yang sharusnya, sehingga akan berakibat salah satu komponen material tersebut bermasalah.
Dalam melaksakana pekerjaan ini pun, kuncinya adalah GAMBAR yang sudah disetujui oleh semuanya.Tetapi sering terjadi bahwa gambar tersebut 'menghilang' dan diganti oleh gambar2 'aspal'.
Apakah ada yang pernah membayangkan, bahwa untuk membuat jalan klas perkotaan ini harus ditunjang dengan ratusan gambar selebar A0 dan sangat susah untuk dibawa2? Jika kehilangan 1 lembar saja, akan berakbibat fatal. Dan jika 1 lembar saja yang 'diganti' ( misalnya diganti dengan desain atau material berbeda ) sering kali si pengawas sendiri 'blank' dengan SDM yang terbatas serta terlalu disibukan dengan deadline .....
Jadi? Tidak gampang untuk menelisik sebuah kesalahan seperti kesalahan jalan layang Casablanca ini. Tetapi pada akhirnya, SEMUANYA menjadi bertanggung jawab, karena masing2 mempunyai 'kesalahan yang sama'.
1. Â Â Â Terlalu fokus dengan deadline ( pembukaan ), sehingga apapun bisa dilakukannya untuk sebuah kebanggaan dan kepongahan