Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam kehidupan manusia yang berada di Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan yang digunakan oleh masyarakat dari berbagai latar belakang budaya, usia, pendidikan, dan wilayah. Namun, meskipun Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional yang memiliki kaidah dan aturan baku, dalam praktiknya, bentuk dan gaya berbahasa seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan pergaulannya. Lingkungan ini meliputi keluarga, sekolah, pertemanan, hingga media sosial yang kini sangat berperan besar dalam kehidupan masyarakat sekarang.Hal ini menunjukkan bahwa bahasa terus berubah dan berkembang sesuai dengan zaman dan cara orang berinteraksi.
Salah satu lingkungan sosial pertama yang mempengaruhi cara seseorang menggunakan Bahasa Indonesia adalah lingkungan keluarga. Di rumah, Bahasa Indonesia biasanya digunakan dengan cara yang santai dan tidak terlalu formal. Cara berbicara antar anggota keluarga biasanya terasa akrab, hangat, dan kadang dicampur dengan bahasa daerah atau bahasa ibu. Contohnya biasanya di bahasa Jawa , orang tua biasanya berkata kepada anaknya, "Ayo makan sek, Nak, ngkok kelaparan," yang merupakan campuran Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Cara berbicara seperti ini membuat anak-anak terbiasa mendengar dan memakai bahasa yang tidak sesuai, tapi tetap mudah dimengerti. Kebiasaan ini biasanya terus terbawa sampai anak tumbuh dewasa. Karena itu, keluarga punya peran penting dalam membentuk cara orang berbicara.
Selain keluarga,lingkungan sekolah juga menjadi tempat yang sangat mempengaruhi gaya berbahasa kita. Di sekolah, biasanya dalam proses pembelajaran,bahasa Indonesia digunakan secara lebih formal dan mengikuti bahasa kaidah yang baik dan benar. Guru adalah contoh dalam menggunakan bahasa dengan baik dan formal dalam menyampaikan pembelajaran,memberikan instruksi,dll. Maka dari itu siswa diajarkan agar menggunakan bahasa dengan bagus dan benar. Tetapi ini biasanya berlaku hanya saat di waktu pembelajaran, jika pembelajaran sudah selesai siswa biasanya akan tetap menggunakan gaya bahasa yang santai dan kurang formal dalam berbicara bersama teman temannya.
Lingkungan pertemanan atau pergaulan juga memiliki pengaruh besar dalam penggunaan bahasa. Dalam pergaulan sehari-hari,biasa di kalangan remaja-remaja biasanya remaja menggunakan bahasa campuran seperti bahasa Indonesia digabungkan oleh bahasa asing. Studi di Kota Banjar menemukan bahwa 92,5% dari 49 kata ragam yang dikumpulkan adalah bahasa gaul,sementara hanya 7,5% menggunakan campur kode. Selain itu, data dari mahasiswa UNIMED menunjukan bahwa sebanyak 57,6% responden sering menggunakan bahasa gaul , terutama saat berbicara dengan teman sebanyak 51,5%, dan sebanyak 48,5% responden mengaku bahwa terkadang tidak sengaja menggunakan bahasa gaul dalam situasi resmi. Dari data-data ini bisa disimpulkan bahwa betapa kuatnya teman sebaya bisa sangat mempengaruhi kata kata dan cara berbicara anak remaja.
Media sosial di jaman sekarang menjadi bagian yang penting dari kehidupan sehari-hari dan media sosial juga sangat mempengaruhi gaya orang berbicara, terutama pada anak-anak muda. Di media sosial seperti Instagram ,TikTok, Twitter, YouTube, dll, gaya bahasa yang dipakai sangat beragam dan sering tidak sesuai dengan aturan bahasa yang benar. Contohnya banyak bahasa yang disingkat seperti "gaje" , "mager" , "kepo", dan lain-lain, yang cepat sekali menyebar di. kalangan anak muda. Bahkan banyak kata-kata yang viral di media sosial yang akhirnya digunakan dalam percakapan sehari-hari. Penyebaran kata-kata ini menunjukkan bahwa media sosial ikut mengubah cara orang menggunakan bahasa Indonesia. Walaupun bahasa berikut adalah kreatif, dari perubahan ini juga bisa membuat orang-orang terutama anak anak remaja menjadi kurang memperhatikan aturan bahasa dan kesopanan saat berbicara.
Perubahan gaya bahasa karena pengaruh dari lingkungan sosial memiliki dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif. Dari sisi positif, bahasa Indonesia menjadi lebih populer dan terus berkembang, bahasanya tidak lagi kaku, tetapi bisa mengikuti perkembangan zaman kini dan teknologi masa kini. Masyarakat juga kreatif dalam membuat kata-kata baru dan menyesuaikan bahasa dengan situasi. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa selalu berubah dan selalu berkembang bersama orang yang menggunakannya.
Namun dari sisi negatif, perubahan ini bisa membuat orang-orang kurang paham cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak orang bahasa yang tidak formal sehingga kesulitan saat harus menulis atau berbicara dengan bahasa yang formal, seperti dalam wawancara kerja, presentasi sekolah, dll. Selain itu, beberapa kata dan gaya bahasa di media sosial biasanya kurang sopan dan tidak cocok dipakai dalam situasi tertentu. Jika orang-orang tidak paham kapan dan dimana bahasa itu boleh digunakan, bisa terjadi kesalah pahaman dan menimbulkan konflik.
Dari berbagai pengaruh lingkungan sosial yang sudah dibahas, dapat disimpulkan bahwa perubahan gaya dan bentuk bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Setiap lingkungan mempunyai perannya sendiri dalam membentuk cara orang menggunakan bahasa. Keluarga membentuk bahasa yang akrab, sekolah mengajarkan bahasa yang formal, teman sebaya membawa bahasa gaul, dan media sosial membuat gaya bahasa yang baru cepat menyebar. Masyarakat perlu sadar bahwa walaupun bahasa terus berubah, kita tetap harus menjaga keseimbangan kreativitas dan penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai aturan dan norma yang berlaku.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi cara seseorang menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan bahasa sebaiknya membimbing para masyarakat, khususnya generasi anak-anak muda, untuk menyesuaikan gaya bahasa yang tepat dan sopan, sekaligus tetap menjaga makna dan keindahan dari bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA :
Aginta, M. A., dkk. (2024). Peran media sosial dan teknologi digital dalam perkembangan bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa Daerah Indonesia. Diakses pada 8 Agustus 2025