Mohon tunggu...
Christian Kayden Kennedy
Christian Kayden Kennedy Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMA

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Broken Home Mempengaruhi Perilaku Anak?

28 April 2024   22:05 Diperbarui: 28 April 2024   22:32 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Broken Home merupakan suatu kondisi keluarga yang tidak harmonis disebabkan oleh faktor - faktor tertentu. Broken Home dapat disebabkan oleh kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak, jauh dari Tuhan, tidak harmonisnya hubungan antara anak dan orang tua, serta ketidakdewasaan orang tua yang berselisih di depan anak yang akhirnya berakhir dengan perceraian. Broken Home sendiri juga dapat terjadi dikarenakan permasalahan ekonomi, dimana satu pasangan memiliki perekonomian yang tidak cukup membiayai kehidupan keluarga. Terpaksa, pasangan itu harus bercerai agar dapat menjalani hidupnya masing masing karena masalah ekonomi akan terus berlanjut dan bisa bahkan makin parah bila hubungan suami istrinya tetap dilanjutkan.

Dampak - dampak buruk terhadap kepribadian anak yang akan dialami bagi anak yang mengalami kasus Broken Home: Sangat Sensitif, anak yang berasal dari keluarga yang tidak utuh biasanya lebih sensitif dalam menghadapi sesuatu di dalam keluarga. Hal ini karena mereka sudah terlalu sering melihat pertengkaran, teriakan, dan kekerasan lain di rumah. Mudah Rapuh, anak broken home sudah terlalu sering merasakan sakit dan terluka. Tak heran, kalau kebanyakan dari mereka lebih mudah menyayangi orang lain. Hal ini karena mereka tidak mau ada orang lain mengalami kejadian yang sama dengan mereka. Haus Akan Kasih Sayang, ketika tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, seseorang mungkin dapat lebih memahami perasaan ingin dicintai. Hal itu merupakan sesuatu yang akan selalu diinginkan oleh anak broken home, bahkan hingga mereka tumbuh dewasa.

Ingin Mendapat Perhatian Lebih, perasaan ingin selalu diperhatikan menjadi sifat utama seorang anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya akibat banyaknya perselisihan yang terjadi oleh kedua orangtuanya. Bukan tanpa sebab, hal ini karena mereka tidak mendapat banyak perhatian di rumah. Salah satu contoh yang bisa didapatkan dari sini adalah seorang anak yang suka merundung orang lain alias pelaku pembullyan. Seorang anak yang membully orang lain ingin mendapatkan perhatian lebih dari lingkungan sekitarnya, karena perhatian yang diberikan oleh kedua orangtuanya kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh kedua orangtuanya saking seringnya mereka bertengkar. Lebih Suka Menghindar saat Menghadapi Masalah, Karena terlalu sering menghadapi masalah di rumah, anak broken home lebih memilih untuk menghindar. Selain keluar rumah, mereka biasanya akan melakukan suatu hal yang membuat mereka melupakan keadaan rumah yang toxic.

Namun, kalau dilihat dari sisi positifnya, ada dampak - dampak baik terhadap kepribadian anak bagi anak broken home, contohnya adalah Memiliki mental yang lebih kuat dalam menghadapi masalah, anak-anak broken home jadi tidak mudah mengeluh dan mampu menyelesaikan masalahnya sebaik mungkin. Karena sedari kecil, sudah mengalami banyak hal - hal yang seharusnya tidak dialami oleh dia. Tidak manja, hampir semua anak akan menganggap bahwa orang tualah tempat terbaik untuk berkeluh kesah dan menceritakan segala permasalahan. Hal ini membuat keluarga menjadi rumah dan sosok terhangat bagi anak-anak. Tentu hal ini tidak berlaku bagi anak-anak yang berasal dari keluarga broken home sebab mereka tidak menemukan kehangatan keluarga sehingga anak - anak broken home tumbuh menjadi pribadi yang tidak manja. 

Menghargai makna dan kehadiran keluarga, anak-anak yang berasal dari keluarga broken home akan sulit memahami bagaimana rasanya memiliki keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan. Hal ini membuat mereka akan sangat menghargai makna dan kehadiran keluarga yang dapat memberikan keharmonisan dalam hidup. Bahkan saya sering melihat di berita dan media sosial, banyak anak - anak yang tidak menghargai makna dan kehadiran keluarga mereka dengan alasan mereka sendiri sendiri.

Solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah broken home ini adalah orangtua yang harus sadar diri untuk stop melakukan perselisihan yang dapat menghasilkan dampak buruk terhadap anak, serta harus menjadi contoh yang baik alias role model yang baik untuk anak - anak mereka. Sebagai keluarga yang utuh, haruslah menjadi seseorang yang dewasa dan baik dalam menjalani rumah tangga. Meskipun dalam rumah tangga, terdapat perselisihan, janganlah membuat perselisihan itu menjadi faktor kehancuran sebuah rumah tangga. Melainkan carilah solusi bersama untuk mengatasi masalah rumah tangga itu secara baik - baik, komunikatif, dan tanpa unsur kekerasan agar anak terhindar dari trauma - trauma masa kecil akibat orangtua mereka sendiri. Dekatkanlah diri dan keluarga dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, Ajak keluarga untuk merefleksi kehidupan yang dialami saat ini. Tanamkan nilai-nilai agama dan yakinkan bahwa apa yang sudah menjadi guratan takdir adalah skenario terbaik yang Tuhan beri. Daripada terus menangisi hidup, lebih baik bekerja keraslah terus - menerus demi kehidupan diri sendiri dan keluarga dan berserah diri agar Tuhan memberikan kebahagiaan bagi kita dan keluarga. Tetap semangat menjalani hidup!

https://www.orami.co.id/magazine/anak-broken-home?page=all

https://www.idntimes.com/life/family/tresna-nur-andini/sisi-positif-anak-broken-home-c1c2

https://www.gramedia.com/best-seller/broken-home/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun