Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Trump Begitu Penting untuk Hongkong dan Taiwan?

24 Januari 2021   08:05 Diperbarui: 24 Januari 2021   08:32 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala Demonstrasi tersebut benar-benar membuat Hongkong menjadi "lumpuh". Kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Hongkong untuk menindak dan menertibkan demonstrasi semakin menimbulkan kemarahan besar untuk masyarakat Hongkong. 

Hasilnya adalah dalam 2 bulan sejak Juni 2019 dimana RUU Ekstradisi disahkan, jumlah peserta demonstran semakin bertambah dan membludak hingga ratusan ribu peserta dimana puncaknya para demonstran tersebut berhasil menduduki bandara Internasional Hongkong pada Agustus 2019. Kondisi Hongkong yang semakin gawat dan mencekam membuat Carrie Lam akhirnya memutuskan untuk mencabut RUU Ekstradisi pada tanggal 4 September 2019. 

Donald Trump pun berempati dengan segala demonstrasi Hongkong dengan menandatangani UU HAM dan Demokrasi Hongkong pada tanggal 27 November 2019 yang memungkinkan Amerika Serikat untuk menjadi "tameng" bagi Hongkong untuk menghadang intervensi China sekaligus memberikan hak istimewa bagi Hongking dalam hal birokrasi dan perdagangan ekonomi. Tak heran, setelah Trump memberikan hak istimewa tersebut, ribuan demonstran Hongkong mengibarkan bendera Amerika Serikat dalam setiap aksi protes demonstrasi sebagai bentuk terima kasih mereka terhadap Donald Trump dan Amerika Serikat yang mampu melindungi mereka.

Demonstran Hongkong kibarkan bendera. Amerika Serikat / Sumber : SindoNews.com
Demonstran Hongkong kibarkan bendera. Amerika Serikat / Sumber : SindoNews.com
Carrie Lam | Sumber : China.org
Carrie Lam | Sumber : China.org
Meskipun pada Juli 2020, Trump mencabut hak dan perlakuan istimewa tersebut sebagai bentuk sanksi kepada China atas UU Keamanan Nasional Hongkong. Masyarakat Hongkong tetap berterima kasih dan menaruh hormat kepada Trump yang dalam setahun terakhir mampu menjadi sosok "Superman" yang memberikan kebebasan dan keistinewaan bagi Hongkong untuk menjalankan hak mereka. 

Oleh karena itu, ketika Trump kalah dan harus mengakui kemenangan Joe Biden, masyarakat Hongkong layaknya Taiwan juga khawatir dengan nasib mereka kedepanya karena dipastikan mereka tidak lagi memiliki sosok "Superman" tersebut yang selalu menentang dan frontal terhadap kebijakan China. 

Akan tetapi, dilansir dari The Diplomat melalui tulisan Thomas Chan, Hongkong tidak perlu khawatir dengan nasib mereka karena Joe Biden tetap akan vokal untuk mendukung status dan hak Hongkong meskipun banyak pihak yang meragukan apakah Biden akan melakukan hal tersebut mengingat Joe Biden memiliki sifat yang "lunak" dan cenderung "berpihak" kepada China dimana terdapat julukan Biden dengan istilah "China Joe" karena hubunganya yang harmonis dengan China. 

Oleh karena itu, tentu saja ini menjadi tantangan kedepan bagi masyarakat dunia untuk melihat apa yang terjadi antara China, Hongkong, dan Taiwan karena konflik dan tensi antara ketiga negara tersebut dapat mengakibatkan konflik besar yang dapat mempengaruhi sektor ekonomi dan sosial di semenanjung Asia. Oleh karena itu, Biden diharapkan mampu menjaga stabilitas dan keamanan dengan menetralkan konflik ketiga negara tersebut agar konflik tidak semakin meluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun